Sony Animation memang belum sekelas Disney, Pixar dan DreamWorks dalam hal skala maupun kualitas film animasi-nya. Akan tetapi, semenjak memperoleh nominasi Oscar pada feature film ke 2nya, Surf’s Up, Sony Animation lambat laun mulai mencuri perhatian dan mendapatkan ruang di hati para pecinta film. Untuk tahun ini mereka telah merilis dua film animasi, Pirates! Band of Misfits hasil kerjasama mereka dengan Aardman pada bulan Maret lalu yang mendapat sambutan hangat namun penghasilan box office-nya kurang menggembirakan, dan yang terbaru adalah Hotel Transylvania yang baru saja dirilis hari Jumat 23 November 2012 lalu di bioskop tanah air. Apakah film ini berhasil untuk semakin mensejajarkan Sony Animation di peta persaingan studio animasi papan atas Hollywood? Let’s find out!
Sebuah survey pribadi mengatakan kalau 95% Twi-haters akan pergi ke bioskop untuk menyaksikan installment terbaru The Twilight Saga di opening day-nya bersama dengan para Twi-hards. Meski tujuannya berbeda, mereka sama-sama berperan dalam kesuksesan luar biasa The Twilight Saga di jagad box office dunia. Keserakahan kemudian mendorong Summit Entertainment untuk memecah seri terakhir dari salah satu franchise terburuk sepanjang masa ini menjadi dua bagian. Bagian pertama dari Breaking Dawn terkenal atas kegagalannya untuk memberi impresi yang baik karena materi ceritanya yang terbilang dangkal, membosankan, dan lambat. Apakah hal ini juga terjadi di bagian ke duanya?
Sampai saat ini, film adaptasi video game belum pernah ada yang sukses merangkul pujian dari para kritikus, pecinta film ataupun penggemar game itu sendiri. Herannya, para sineas dan petinggi studio masih belum patah arang untuk mengadaptasi video game ke dalam wujud film. Hal ini dibuktikan dengan berjibun proyek film adaptasi game papan atas yang sudah mendapat lampu hijau dan siap rilis 2-3 tahun mendatang. Disney pun ikut mencoba mengadaptasi video game lewat film animasi ke-52 mereka yang bertajuk Wreck-It Ralph ini.
Apakah Wreck-It Ralph layak disaksikan di layar bioskop dalam format 3D? Post ini akan membantu anda untuk mengambil keputusan!
Setelah tujuh film Saw merajai Halloween selama tujuh tahun berturut-turut, kini giliran Paranormal yang menggantikan tahta mereka sebagai film halloween pilihan masyarakat di dunia. Hal ini dibuktikan dengan Menginjak serinya yang ke 4, banyak yang menyangsikan bahwa PA4 akan mengikuti pattern Saw yang mulai kehilangan kekuatannya di film ke 4, mengingat alur cerita dalam PA mulai terasa "goyang". Apakah rasa pesimis para cinephile ini terealisasi?
Setelah Sanubari Jakarta yang menyapa para cinephile dengan kumpulan kisah kehidupan para kaum minoritas di Jakarta, kini giliran Salman Aristo menyajikan “sequel”nya yang berkisah mengenai hati di kota Jakarta. Dengan format omnibus yang digarap seorang diri, apakah Jakarta Hati berhasil mengetuk hati para penontonnya?
Dear Cinephiles,
As well as you know, It's been 2 weeks I haven't posted any review on this blog.
No, A Cinephile's Diary isn't dead. I'm still alive, replying some comments, and watching some new movies.
But the thing is, I'm way too busy to write reviews, thanks to one of the busiest week this semester. I have to submit 40-pages magazine, 5 logos and layout grid for my newspaper, a giant 3D mural, and storyboard for our upcoming Science-is-fun book series. For the side dish, I have to write an article for Muvila.com and a short story for Close-up Freshformance competition (which I'm starting to doubt myself that I could win it. But who knows?).
But it's all over now. And I got a-straight week holiday starting today before the final battle begins (isn't that outrageously amazing?)
So you'd better ready to read all my reviews!
Here's the list for my upcoming reviews : Jakarta Hati, Paranormal Activity 4, Wreck-It Ralph, and Breaking Dawn Part 2.
Better late than never, right?
Regards,
Elbert Reyner
(I'm CEO, bitch)
PS : Sorry for my broken english. I feel it's just way too cheesy to write this kind of post in Bahasa. HAHAHA
Please kindly vote my short story "THE DAY I MET YOU"!
Mohon untuk tidak dibaca karena ceritanya pasaran banget. Saya akui itu. :P
Just vote it (klik tanda hati warna hijau)!
Here's the link :
http://closeupfreshformance.com/visit_gallery/permalink/script/1889
IT'S EASY AS ONE-TWO-THREE :
Step 1 : Anda harus sign in terlebih dahulu. Tidak usah daftar juga tidak apa - apa karena bisa sign in via Facebook / Twitter.
Step 2 : Klik hati warna hijau.
Step 3 : Done!
That's all folks!
THANK YOU VERY MUCH! =)
Mohon untuk tidak dibaca karena ceritanya pasaran banget. Saya akui itu. :P
Just vote it (klik tanda hati warna hijau)!
Here's the link :
http://closeupfreshformance.com/visit_gallery/permalink/script/1889
IT'S EASY AS ONE-TWO-THREE :
Step 1 : Anda harus sign in terlebih dahulu. Tidak usah daftar juga tidak apa - apa karena bisa sign in via Facebook / Twitter.
Step 2 : Klik hati warna hijau.
Step 3 : Done!
That's all folks!
THANK YOU VERY MUCH! =)
"She sent you after me knowing you're not ready, knowing you would likely die... Mommy was very bad." - Raoul Silva-
Pengaruh Christopher Nolan dan trilogi Batman-nya terhadap dunia film Hollywood, setuju atau tidak, bisa dibilang sangat besar. Hampir seluruh sutradara dan petinggi studio latah dalam memasarkan film unggulannya dengan mengklaim bahwa film yang mereka buat ini akan memiliki nuansa kelam, kompleks dan realistis seperti The Dark Knight. Franchise James Bond ini adalah salah satunya yang mendapat pengaruh Christopher Nolan.