X-MEN DAYS OF FUTURE PAST (2014) : 3D REVIEW

5/22/2014 11:01:00 AM


Menentukan pilihan untuk menyaksikan film dalam format 3D atau 2D memang masih dirasa sulit, meski pihak grup 21 telah menyetarakan harga tiket masuknya. Sebagian besar orang akan memilih format reguler dengan alasan kacamata 3D-nya yang mengganggu atau karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara format 3D dengan 2Dnya. Tapi ada juga orang-orang yang menunggu 'korban' untuk diwawancarai, apakah film tersebut layak untuk disaksikan dalam format 3D atau tidak. 
Jika anda termasuk di kategori yang ke-2, selamat, anda sudah datang di tempat yang tepat.

Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.



-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (May 22, 2014)

Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda, sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut, karena terkadang, pihak bioskop sempat mengadakan beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana.

3D Technology : Dolby Digital 3D

Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21 untuk memproyeksikan film-film berformat 3D. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda, sehingga otomatis, pengalaman menonton anda kemungkinan besar juga berbeda.

Shot in 3D : YES

X-Men Days of Future Past adalah film X-Men pertama yang difilmkan dengan kamera 3D (The Wolverine tahun 2013 kemarin adalah hasil konversi). Bryan Singer bahkan sempat mempertimbangkan untuk memfilmkan X-Men Days of Future Past dengan frame rate 48 fps seperti yang digunakan oleh Peter Jackson dalam film The Hobbit trilogy-nya.

Brightness : 3/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop. Gambar di layar otomatis akan tampak lebih gelap.
Tingkat brightness dalam X-Men DoFP tampil sangat mengecewakan untuk sebuah film yang difilmkan dengan kamera 3D. Adegan-adegan yang minim cahaya cenderung sulit untuk dilihat (yang sayangnya, cukup banyak di film ini). Bahkan adegan di siang hari sekalipun tampil lebih gelap dari yang seharusnya. 

Depth : 3/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan-adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Bryan Singer menghadirkan cukup banyak adegan-adegan yang berhasil memanfaatkan efek depth dengan baik, tapi sekali lagi, untuk ukuran film yang difilmkan dengan kamera 3D, efek depth yang dihadirkan tidak lebih baik dari film-film hasil konversi.

Pop Out : 2.5/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Biasanya, efek pop out-lah yang paling dinanti-nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya, ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar-yang-keluar-layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang-gampang susah. Dibuat berlebihan, efek pop out dapat membuat sebuah film tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.

Hanya adegan pertarungan di masa depan dan adegan Quicksilver di awal film yang berhasil menyuguhkan efek pop-out yang mendebarkan. 


Health : 3.5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. 

Tingkat brightness-nya yang buruk mungkin akan membuat beberapa penonton merasa tidak nyaman.

Worth it? NO.

Percayalah, tonton versi 2Dnya saja. Anda tidak akan kehilangan apa-apa.




You Might Also Like

3 comments

  1. uda dibilang 2D aja

    ReplyDelete
  2. Jangan galau lagi sis, sabar hidup masih panjang.

    ReplyDelete
  3. Aku cuma pernah nonton 3d waktu filmnya Michael Jackson aja. Gak tau apa bedanya, soalnya mata sibuk sembab karena nangis sepanjang film. Jadi buatku 3d=blur, hehehe :p

    ReplyDelete

Just do it.