GUARDIANS OF THE GALAXY (2014): 3D REVIEW
8/25/2014 08:35:00 PMMenentukan pilihan untuk menyaksikan film dalam format 3D atau 2D memang masih dirasa sulit, meski pihak grup 21 telah menyetarakan harga tiket masuknya. Sebagian besar orang akan memilih format reguler dengan alasan kacamata 3D-nya yang mengganggu atau karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara format 3D dengan 2Dnya. Tapi ada juga orang-orang yang menunggu 'korban' untuk diwawancarai, apakah film tersebut layak untuk disaksikan dalam format 3D atau tidak.
Jika anda termasuk di kategori yang ke-2, selamat, anda sudah datang di tempat yang tepat.
Note : saya TIDAK mereview filmnya dalam post ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (August 22, 2014)
Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda, sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut, karena terkadang, pihak bioskop sempat mengadakan beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana.
3D Technology : Dolby Digital 3D
Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21 untuk memproyeksikan film-film berformat 3D. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda, sehingga otomatis, pengalaman menonton anda kemungkinan besar juga berbeda.
Shot in 3D : NO
Sama seperti film-film Marvel sebelumnya, Guardians of the Galaxy tidak difilmkan dengan kamera 3D.
Brightness : 5/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop. Gambar di layar otomatis akan tampak lebih gelap.
Tingkat brightness dalam Guardians of the Galaxy sangat cerah, meski sebagian besar setting filmnya berada di luar angkasa dan tempat-tempat dengan tata pencahayaan yang minim.
Depth : 5/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan-adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.
Kelebihan utama dari film dengan efek CGI yang kental adalah proses konversi 3Dnya menjadi lebih mudah untuk dilakukan, sehingga efek depth yang dihadirkan nyaris (atau bahkan melebihi) serupa dengan film-film yang difilmkan dengan kamera 3D. Sejak opening scene sampai adegan penutupnya, efek depth GotG terus menerus menunjukkan taringnya dan membuat pengalaman menonton menjadi jauh lebih menegangkan dan immersive.
Pop Out : 4.5/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Biasanya, efek pop out-lah yang paling dinanti-nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya, ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar-yang-keluar-layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang-gampang susah. Dibuat berlebihan, efek pop out dapat membuat sebuah film tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.
Tidak seperti sutradara-sutradara lainnya yang menganggap efek pop-out itu hanya sekedar gimmick dari teknologi 3D, James Gunn justru berpikir sebaliknya. GotG menghadirkan banyak sekali efek pop-out dengan timing yang (kadang) tak terduga, dan tentu saja, membuat pengalaman menonton semakin asyik.
Health : 5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D.
I'm okay.
VERDICT: EXPERIENCE IT IN 3D
Tontonlah Guardians of the Galaxy di layar 3D terbesar yang dimiliki oleh kota anda.
1 comments
Saya sekali saya nggak bisa merasakan kenikmatan menonton 3D, karena XXI Gorontalo hanya menayangkan versi 2D saja. T.T
ReplyDeleteJust do it.