Chronicle (2012) Review
2/08/2012 11:27:00 PM
Genre mockumentary / found footage akhir - akhir ini semakin populer di dunia perfilman Hollywood. Tren tersebut sepertinya baru dimulai ketika Paranormal Activity menjadi film dengan keuntungan luar biasa : menembus angka $193 million di box office seluruh dunia, dari budget yang hanya $15.000. Setelah serbuan film found footage semacam Apollo 18, The Devil Inside, yang menuai keuntungan besar namun gagal mengambil hati kritikus, kini giliran Chronicle menyapa para pecinta film di bioskop. Berbeda dengan film mockumentary kebanyakan yang bergenre horror, Chronicle menggabungkan genre superhero dan found footage. Ketika trailernya beredar, Chronicle berhasil memunculkan buzz positif dari beragam kalangan karena style Cinematography-nya yang jenius dan pencampuran kedua genre “menyimpang” yang tampak sangat menarik. Namun, apakah Chronicle berhasil memenuhi ekspetasi para penonton atau malah berakhir seperti kebanyakan film found footage, di mana trailernya lebih bagus daripada filmnya sendiri?
Jujur, saya bukan penggemar berat film found footage karena tiga alasan : pergerakan kamera yang liar, trailer yang jauh lebih bagus daripada filmnya sendiri, dan ending yang selalu membuat saya muak. Untungnya, Chronicle tidak berhasil memberi saya alasan untuk membenci film ini. Dengan durasi yang hanya 84 menit dan budget $12 million, Chronicle tampil luar biasa dengan pace yang padat dan sama seperti Watchmen atau Kick Ass, film ini tidak menggunakan formula film superhero yang itu - itu saja, sehingga tidak berlebihan apabila mengatakan Chronicle sebagai salah satu film superhero yang paling fresh dan tak terlupakan.
Kisah film ini fokus pada kehidupan tiga orang remaja, Andrew (Dane DeHaan), Steve (Michael B. Jordan), dan Matt (Alex Russell) yang berubah drastis kala mereka menemukan sebuah tempat misterius yang memberi mereka kekuatan telekinesis yang luar biasa. Tanpa pikir panjang, mereka pun terus berusaha mengembangkan kemampuan mereka seperti menerbangkan barang, teddy bear, hingga tubuh mereka sendiri. Namun karena sebuah kejadian yang tanpa sengaja membuat seorang temannya tewas hingga masalah keluarga yang tak kunjung selesai, Andrew berubah menjadi jahat dan mulai ingin menguasai kota tempat tinggalnya.
Chronicle bisa dibilang film pertama di tahun 2012 ini yang berhasil membuat saya terpukau dari awal hingga akhir dan melebihi ekspetasi saya sendiri (mengingat film ini menduduki peringkat 11 dalam daftar film yang paling saya tunggu tahun ini). Tidak hanya membuat genre found footage menjadi setingkat lebih baik, Chronicle adalah salah satu film superhero yang paling menarik dan realistis menurut saya. Perkembangan para karakternya sangat believable, kompleks, dan menjawab semua impian hingga pertanyaan pada benak para penonton (terutama remaja) : apa yang akan anda lakukan ketika anda mendapatkan kekuatan super? Mengembangkannya? check. Menggoda orang - orang dengan kekuatan anda? check. Membuat diri anda menjadi populer di depan para wanita? check. Membunuh orang - orang yang paling anda benci? check. Merampok uang? check. Yup. Chronicle bisa dikatakan melenceng dari formula film superhero kebanyakan. Bahkan apabila dibandingkan dengan Watchmen dan Kick Ass yang memberi pandangan baru terhadap superhero, karakter dalam Chronicle masih jauh lebih manusiawi dan sesuai dengan pemikiran orang - orang masa kini, sehingga tidak dipungkiri lagi bahwa anda akan tersenyum terus ketika melihat Andrew, Steve, Matt beraksi, dan bahkan mungkin anda akan membenarkan semua tindakan mereka karena karakter mereka yang begitu complex : tidak benar - benar baik, namun juga tidak jahat. “With great power comes great responsibilty?” Mmmeehh, that’s so yesterday!
Karakter yang dibuat dengan baik tidak akan tampil maksimal apabila para aktor yang memerankannya tidak mempunyai skill untuk menterjemahkan ke layar sesuai dengan bayangan si sutradara. Dan untungnya, Chronicle didukung oleh bintang - bintang muda berbakat, terutama Dane DeHaan yang berperan sebagai Andrew. Ia mampu menghadirkan karakter Andrew yang broken home dan pemurung dengan amat baik sehingga sanggup membuat para penonton simpati serta ikut merasakan rasa benci dan amarah yang dia rasakan.
Dari segi teknis, film ini juga tidak bisa dipandang remeh. Budget $12 million yang dikucurkan 20th Century Fox untuk biaya produksi dimanfaatkan dengan baik oleh Josh Trank, yang tidak lain adalah sutradara film ini. Mulai dari adegan ketika tiga orang remaja ini terbang hingga 20 menit akhirnya yang mencekam, semua disuguhkan dengan visual effects yang bagus dan cinematography yang epic. Pergerakan kamera dalam film ini ibarat menembus ‘batas’ dan memberi nafas segar dalam genre found footage yang biasanya menggunakan teknik handheld kamera. Dengan cerdasnya, Josh memanfaatkan ‘kekuatan’ Andrew untuk menggerakan kamera sepanjang film ini, sehingga tidak heran apabila cinematography dalam film Chronicle tampil begitu rapi, spektakuler, stylish dan magical, tanpa harus mengurangi efek found footage-nya.
Overall, Chronicle adalah film superhero yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Naskahnya yang solid dan cerdas, tata cinematography yang luar biasa kreatif, hingga akting para bintangnya yang brilian, membuat alur Chronicle terasa padat dan sangat menyenangkan untuk diikuti, meski durasinya tidak sampai 90 menit. Selain itu, tidak hanya memperbarui formula film superhero, Chronicle juga berhasil membawa genre found footage ke level yang lebih tinggi.
2 comments
Wah, nonton nggak ya, gw penasaran sich sebetulnya, cuma, ada Underworld... Hehe...
ReplyDeleteUnderworld jelek ah. haha. Nonton Chronicle dulu baru Underworld.
ReplyDeleteJust do it.