21 JUMP STREET (2012) REVIEW : The Funniest Film of 2012 so Far.
4/21/2012 05:59:00 PM
Semenjak SMA, Schmidt (Jonah Hill) dan Jenko (Channing Tatum) adalah dua orang remaja yang hidupnya sangat bertolak - belakang. Schmidt adalah seorang siswa yang cerdas, bertubuh tambun, dan sama sekali tidak populer di sekolahnya. Sedangkan Jenko kebalikan dari Schmidt; ia sangat populer di sekolahnya, tampan, namun bodoh. Takdir kembali mempertemukan Schmidt dan Jenko di kepolisian, di mana mereka kemudian menjadi sahabat karib yang saling melengkapi satu sama lain. Namun, karena sebuah peristiwa memalukan yang menimpa mereka, Schmidt dan Jekno ditransfer ke bagian penyamaran yang bermarkas di 21 Jump Street dan dikomandani oleh Captain Dickson (Ice Cube). Di sini mereka segera mendapatkan misi yang tidak biasa dari atasannya : menyamar sebagai murid SMA untuk menyelidiki peredaran narkoba jenis baru yang mematikan.
Sebelum dirilis di bioskop, 21 Jump Street sebenarnya hanya saya pandang sebagai sekedar film-remake-tidak-penting-dari-serial-TV-terkenal. Dan saya tidak sendiri, karena banyak juga para pecinta film ataupun penggemar serial TV-nya yang ikut mencibir film ini setelah menyaksikan trailernya. Ya, bagi yang belum tahu, 21 Jump Street yang tengah tayang di bioskop ini adalah film adaptasi dari serial televisi populer berjudul sama tahun 1980-an dan sempat melambungkan nama Johnny Depp. Seperti yang kita ketahui, film adaptasi dari serial TV populer yang dirilis di bioskop kebanyakan tidak berhasil mendapatkan sambutan yang menggembirakan baik dari kritikus, penonton ataupun dari segi pemasukannya yang tidak sesuai dengan ekspetasi pihak studio, contohnya : The A Team, Don’t Be Afraid of the Dark, The Last Airbender, dan lain sebagainya. Apakah 21 Jump Street akan semakin memperpanjang daftar film adaptasi serial TV yang gagal ini?
Surprisingly, 21 Jump Street ternyata berhasil menepis semua komentar buruk yang menimpanya sebelum film ini dirilis di bioskop. Premise yang diusung film ini memang sama sekali tidak orisinil dan sudah sering diangkat ke layar lebar, tetapi bagaimana Jonah Hill dan Michael Bacall menulis naskahnya, serta bagaimana duet sutradara, Phil Lord dan Chris Miller mengarahkan film inilah yang membuat 21 Jump Street sukses menjadi sebuah film buddy - cop yang sangat menghibur, cerdas, lucu dan segar.
Tidak dipungkiri lagi bahwa kekuatan utama film ini adalah chemistry antara Channing Tatum dan Jonah Hill sebagai dua karakter utamanya yang menurut saya tampil sangat memuaskan. Sepanjang film, mereka berdua terlihat bisa saling melengkapi satu sama lain dan menunjukkan performa terbaiknya (yeah, termasuk Channing Tatum sendiri) dalam melakukan segala tindakan konyol dan melontarkan dialog - dialog vulgar-nya secara natural dan tidak dipaksakan. Alhasil, semenjak awal hingga akhir film, tawa histeris para penonton di bioskop tidak dapat dihentikan lagi.
Selain itu, banyak juga yang mengatakan bahwa versi terbaru 21 Jump Street ini tampil memuaskan karena tidak dibayang - bayangi atau mengadaptasi serial TVnya secara mentah - mentah. Saya memang belum pernah menyaksikan sendiri serial TVnya, namun cukup terlihat bahwa tim kreatif film ini memang menggunakan formula yang baru dengan masih menggunakan konsep dasar yang sama seperti serial TVnya (buddy-cop). Hal ini terlihat dari gaya humor komikalnya yang mengarah ke film - film remaja ala American Pie serta gaya penceritaannya yang menurut saya lebih modern (which is very unlikely to appear in 80s movies). Cameo Johnny Depp dan Peter DeLuise, yang notabene adalah bintang serial TV 21 Jump Street, menurut saya juga muncul pada timing yang tepat dan semakin mempertegas bahwa film ini adalah 21 Jump Street generasi terbaru, bukan sebuah film remake. Selain itu, dukungan akting dari karakter pendukungnya juga cukup watchable, seperti Dave Franco (FYI : dia adalah adik kandung James Franco) sebagai tokoh antagonis utamanya, serta Ice Cube sebagai Captain Dickson yang gaya bicaranya sangat kocak itu.
Tetapi, di balik segala kelebihannya itu, 21 Jump Street masih jauh dari kata sempurna. Jonah Hill dan Michael Bacall sepertinya terlalu asyik sendiri menuliskan semua lelucon paling kasar dan paling lucu yang terbesit dalam pikiran mereka, tanpa bisa membedakan adegan mana yang seharusnya dibuat serius atau tidak. Selain itu, proses pengenalan tokoh Schmidt dan Jenko di awal film terasa terlalu cepat dan kurang begitu dalam. Peran agen - agen lain yang bekerja di markas 21 Jump Street juga terbilang sangat minim. Bahkan kelihatan batang hidungnya pun sangat jarang, padahal mereka mengemban misi yang sama dengan Schmidt dan Jenko. Twist di penghujung filmnya menurut saya juga agak dipaksakan, walau tetap ada benang merahnya dan sanggup menjelaskan motif - motif para karakternya.
Overall, 21 Jump Street merupakan sebuah film action/comedy yang fresh dan sangat menghibur, dengan dukungan performa maksimal dari Channing Tatum dan Jonah Hill. Saya juga berharap agar penulis naskahnya nanti lebih berani dalam mengembangkan formula film ini di sequelnya nanti, dan tidak berakhir seperti The Hangover 2.
1 comments
Wow, ada si Duke dari G.I Joe di film humor.. Hehe...
ReplyDelete*Skip ahh, nunggu Cabin in The Woods... XD
Just do it.