Battleship (2012) Review

4/14/2012 06:56:00 PM



Musim panas pada bulan Mei - Agustus adalah saat yang paling dinanti - nantikan para pecinta film dan masyarakat di seluruh dunia. Pasalnya, Hollywood senantiasa merilis film - film high profile dengan budget raksasa pada musim liburan tersebut. Meski beberapa film - film ini berkualitas menyedihkan karena terlalu mengesampingkan cerita, toh hal ini tidak membuat para penonton jera untuk menyaksikan film - film sejenis atau sequelnya di kemudian hari. Dan salah satu film high profile pada musim panas tahun ini, yang kebetulan dirilis secara International terlebih dahulu, adalah Battleship. Reputasi film ini sebenarnya sudah terlanjur buruk di mata para pecinta film, berkat pernyataan Peter Berg, selaku sutradara film ini, dan pihak Universal Studios yang menginginkan agar film ini mengikuti jejak Transformers, baik dari segi kegilaan dan pemasukannya. Belum lagi trailer - trailernya yang telah dirilis juga semakin memperjelas isi film ini yang akan penuh dengan visual effects khas Michael le Bay dan alien - alien ala Transformers.
Tetapi, apakah Battleship memang benar - benar berakhir seburuk Transformers, atau Peter Berg masih menyimpan sesuatu yang berbeda untuk para penonton? Let’s find out. 



Kehidupan Alex Hopper (Taylor Kitsch) yang urakan selalu dibayang - bayangi oleh keberhasilan sang kakak, Stone Hopper (Alexander Skarsgard) yang memiliki pangkat tinggi di Angkatan Laut Amerika. Tidak ingin masa depan adiknya suram, Stone akhirnya mengajak Alex untuk ikut bergabung di AL. Suatu hari, ketika sedang mengikuti RIMPAC, sebuah kompetisi tahunan Angkatan Laut antar negara, sekumpulan pesawat alien jatuh ke bumi dan membangun barrier di area tempat diselenggarakannya RIMPAC. Terperangkap di dalam barrier itu, mau tidak mau para angkatan laut ini harus bahu - membahu melawan para alien ini dengan segala senjata yang ada. 
Secara keseluruhan, Battleship memang tidak menawarkan sesuatu yang baru. Plotnya sendiri terbilang mirip dengan film Battle : Los Angeles tahun lalu, yang sama - sama berfokus pada kisah sekelompok tentara yang memiliki misi mengalahkan alien. Design karakter aliennya juga tidak orisinil karena menurut saya, designnya seperti pencampuran antara karakter dalam game Halo, Crysis, Kilowog dalam Green Lantern, dengan sifat destruktif yang sinting seperti Decepticons dalam film Transformers. Bahkan untuk Visual effects-nya, yang jelas menjadi jualan utama film ini, juga terbilang tidak inovatif (bukan berarti jelek) karena sudah pernah ditampilkan di layar bioskop sebelumnya. Tetapi, di luar ketidak-orisinilannya tersebut, sebenarnya ada beberapa aspek yang membuat Battleship terlihat lebih baik dan fresh daripada film - film sebangsanya, seperti Transformers Trilogy, Wrath of the Titans, dan lain sebagainya. 

Hal pertama yang paling saya sukai adalah sebuah kenyataan bahwa film ini melenceng jauh dari anggapan saya ketika menyaksikan trailernya. Tidak seperti Transformers yang sangat berlebihan dan meledakkan apapun yang muncul di layar, Peter Berg ternyata masih menggunakan elemen gameplay yang terdapat dalam board game Battleship (materi yang diadaptasi film ini), yang kemudian dicampur - padukan secara sempurna dengan adegan aksi penuh ledakannya itu. Alhasil, film ini tidak berakhir membosankan sama sekali, malah sangat menyenangkan untuk diikuti, tentu berkat strategi perang yang digunakan para Angkatan Laut tersebut tampil cukup cerdas dan membuat setiap adegan aksi dalam film ini menjadi lebih seru dan bermakna. Gampangannya, Battleship adalah “Pirates of the Caribbean with Aliens”.

Hal kedua adalah kualitas naskahnya. Aliran plotnya, seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, memang termasuk biasa dan masih diliputi oleh plot hole. Tetapi, paling tidak, naskah Battleship ini mampu menyuguhkan plot yang tidak konyol, bisa diterima; lengkap dengan motif para karakter yang terasa lebih kuat dan natural dibandingkan film - film sejenis. Selain itu, motif para alien yang datang ke bumi juga mampu dijelaskan dengan baik, meski Peter Berg tidak menyajikannya secara blak - blakan. Berdasarkan pengertian saya, beliau mengakalinya dengan menampilkan sedikit cerita dari sudut pandang si alien ataupun perilaku - perilaku mereka yang nyleneh (ketika anda menonton filmnya, anda akan tahu apa yang saya maksud). Dari situ, para penonton akan dibiarkan untuk berpendapat sendiri apa sebenarnya tujuan para alien ini ke Bumi. Jadi, dengan kata lain, Peter Berg adalah seorang sutradara yang mempunyai skill storytelling lebih baik daripada Michael Bay.

Hal ketiga adalah karakternya yang (lagi - lagi) lebih likable dari film - film blockbuster sejenis. Memang karakter tersebut tidak mengalami perkembangan berarti, namun Peter Berg membuat film ini terlihat “sangat sibuk” sehingga seakan - akan tidak ada waktu untuk perkembangan karakter; tidak seperti Transformers yang 1 jam awalnya penuh dengan drama seputar karakter manusianya namun tidak memanfaatkannya untuk mengembangkan karakter tersebut. Meski demikian, sifat masing - masing karakter dibuat cukup menyenangkan. Dua karakter utama di film ini juga sedikit mengingatkan saya dengan hubungan Captain Kirk dan Spock, walau, obviously, tidak dihadirkan sebaik itu. Akting para bintangnya juga cukup watchable, ya, bahkan termasuk Rihanna sendiri (mungkin berkat screen time-nya yang sangat sedikit).

Namun, Battleship tidak luput dari kekurangan. 30 menit awal film ini berhasil membuat saya menyerah pada rasa bosan dan kantuk. Pengenalan karakter - karakternya terasa sangat buruk dan cliche, walau untungnya, mereka tidak berkembang menjadi karakter yang lebih annoying dan terlalu patriotik di menit - menit selanjutnya. Kemudian, munculnya kapal - kapal perang dan pria - pria berseragam Angkatan Laut Amerika lengkap dengan eye-rolling-dialogue-nya, hingga ‘ritual’ turunnya alien ke bumi beserta dengan berbagai ledakan yang membosankan itu juga semakin memperkuat feeling saya bahwa film ini akan sangat menyiks` telinga dan otak sampai film berakhir. Ya, walau akhirnya semua ini hilang dalam sekejap di paruh film, namun luka yang dalam akan meninggalkan bekas, bukan?

Overall, kualitas film Battleship sangat mengejutkan saya, karena film ini ternyata tidak berakhir seperti yang saya “harapkan” : bodoh, sangat berisik, dan membosankan. Sebaliknya, film ini malah tampil sangat menghibur, dengan adegan aksi yang masih dalam batas wajar (untuk film summer blockbuster) dan tingkat fun yang mungkin mendekati film Fast Five tahun lalu (masih di bawahnya sih). Tetapi, perlu dicatat bahwa kualitas film ini mungkin tidak semewah seperti yang anda bayangkan ketika anda membaca pujian saya atas film ini, namun juga tidak seburuk dan semembosankan Transformers. Well, paling tidak, saya cukup yakin bahwa film ini mampu untuk menyelipkan dirinya ke dalam daftar film Guilty Pleasure anda.
Battleship is a brainless blockbuster done right!

You Might Also Like

4 comments

  1. Haha... Kilowog.... LOL

    Tapi gw suka banget lho, n nyesel jadinya karena keluar duluan sebelom post credit scene-nya keluar.. T.T

    =D

    ReplyDelete
  2. Lo ya emang mirip kan waktu nglepas armornya. ahahaha
    gw juga gak nunggu waktu credit title-nya. Ntar di youtube kan ada.
    Pokoknya ada 3 anak kecil yang nemuin alien.

    ReplyDelete
  3. film ini tipikal film musim panas banget; dialog2 klise, adegan2 dramatis yang ga perlu, terlalu america-center, dan akting extras yang pas2an (jadi keinget akting para veteran di akhir film *facepalm*).
    adegan perang antar kapal emang asyik, tapi masih lebih seru perang antar kapal "tradisional" di PoC :D
    tapi ya film ini memang menjawab kebutuhan masyarakat akan film2 tipikal musim panas.

    ReplyDelete
  4. Iya bro. Tapi ntah kenapa saya malah lumayan menikmatinya. Kadar cheesy-nya masih dalam batas wajar. Mungkin karena peran Peter Berg jg, atau guilty pleasure kali ya :P

    ReplyDelete

Just do it.