THE DARK KNIGHT REVISITED PART 2 : WHO IS BATMAN?

10/18/2012 09:57:00 PM


Post ini ditulis secara eksklusif untuk membantu teman - teman VCD UC angkatan 2010 yang mendapat tugas menganalisis film The Dark Knight Rises untuk mata kuliah Communication Process. Mengingat tema dan cerita yang diangkat film ini cukup berat serta mengambil kesempatan untuk meningkatkan traffic blog, saya berusaha membantu dengan menuliskan 3-part analisis yang mengacu pada pertanyaan - pertanyaan yang diberikan oleh Mr. Michael N selaku dosen pengajar Communication Process. Semoga berguna bagi teman - teman. =) 


"Why do we fall? So we might learn to pick ourselves up"

Kehidupan Bruce Wayne berubah drastis ketika orang tuanya dibunuh di depan matanya oleh Joe Chill, salah satu anggota mafia ‘Falcone’. Semenjak itu, seumur hidupnya selalu dihantui oleh rasa bersalah. Bruce merasa bahwa kematian orang tuanya disebabkan oleh ketakutan (phobia) dirinya akan kelelawar. 

Ketakutan ini bermula ketika ia tanpa sengaja terjatuh ke dalam sumur dan diserang oleh sekawanan kelelawar. Trauma tersebut membekas pada dirinya sampai ketika ia menyaksikan pertunjukan opera bersama orang tuanya dan teringat atas kejadian di gua tersebut. Ia mengajak orang tuanya untuk keluar dari gedung opera dan bertemu dengan perampok bernama Joe Chill. Hari itu berubah menjadi saat - saat yang paling tragis dalam hidupnya.

Perusahaan raksasa milik orang tuanya pun jatuh ke tangan Bruce Wayne dan warisan tersebut akan berlaku ketika ia sudah beranjak dewasa. Masa kecilnya dipenuhi dengan rasa penyesalan. Untung, pelayan setianya, Alfred Pennyworth mau merawat Bruce dengan penuh kasih sayang seperti anaknya sendiri. 

Ketika beranjak dewasa, Bruce masih belum bisa melupakan kematian orang tuanya. Ia menghadiri sidang pengadilan Joe Chill sambil membawa pistol untuk balas dendam. Joe Chill tiba - tiba dinyatakan bebas karena ia membocorkan informasi mengenai organisasi mafia Falcone. Bruce geram dan hendak membunuh Joe, namun niatnya sudah didahului oleh suruhan Falcone untuk membunuh Joe. Tetapi ia tidak merasakan kepuasan sedikit pun. 

Bruce kemudian termotivasi untuk pergi mencari jati diri; berusaha berbaur dengan kaum miskin dan mengamati kehidupan kriminalitas di belahan dunia lain di mana ia tidak dikenali sebagai Bruce Wayne. Ia ingin menyelidiki tujuan sebenarnya menegakkan keadilan dan mengenali motif yang mendorong seseorang menjadi kriminal. Ia juga mengetahui bahwa sebagian besar polisi di Gotham sudah disuap oleh Falcone agar tidak memburu mereka.


Ketika Bruce dipenjara di Bhutan, Ra’s Al Ghul menemui Bruce dan menawarkannya untuk bergabung dengan League of Shadows, sebuah organisasi penegak kebenaran. Ra’s Al Ghul mengajarkan Bruce untuk melawan rasa takut terbesarnya, yakni kelelawar dan kematian orang tuanya, dan mengubahnya menjadi kekuatan. Berkat pelatihan intensif, Bruce memiliki kemampuan layaknya seorang ninja profesional dan ahli berbaur dengan kegelapan. Sayang, tujuan organisasi League of Shadows yang hendak meluluh-lantakkan Gotham membuat Bruce terpaksa menghancurkan organisasi tersebut.


“People need dramatic examples to shake them out of apathy, and I can’t do that as Bruce Wayne. As a man, I’m flesh and blood; I can be ignored, I can be destroyed. But as a symbol…as a symbol I can be incorruptible. I can be everlasting.”

Sekembalinya ke Gotham, Bruce memutuskan untuk menegakkan keadilan dan memberantas dunia kriminalitas. Bruce merasa bahwa polisi tidaklah cukup karena mereka mudah disogok sehingga peran mereka tidak maksimal. Ia pun bergerak sendiri dan menggunakan rasa takutnya atas kelelawar untuk membasmi kejahatan, yakni dengan menjadi Batman. 

Seiring perkembangannya, Bruce menyadari bahwa Batman adalah jati dirinya yang sesungguhnya, sedangkan Bruce Wayne adalah seorang playboy billionaire yang menjadi topeng untuk menutupi segala amarah, rasa takut dan penyesalannya.

Peraturan utama Batman ketika membasmi kejahatan adalah bahwa ia bukanlah seorang eksekusioner. Ia tidak akan pernah membunuh para kriminal yang dilawannya (semenjak kematian Joe Chill, ia sadar bahwa kematian tidak akan membawa kebenaran dan keadilan) tetapi menjebloskannya ke penjara dengan bantuan polisi kepercayaannya, Jim Gordon. 


Di balik segala usahanya memberantas dunia kriminal, Batman memiliki sebuah misi. Ia ingin agar Batman menjadi simbol kepahlawanan yang abadi di mata masyarakat Gotham, seperti halnya yang dilakukan oleh orang tua Bruce. 

Orang tua Bruce telah berjuang keras untuk membuat Gotham menjadi sebuah kota yang sejahtera, namun ironisnya, mereka malah meninggal di tangan seorang kriminal miskin yang mereka perjuangkan kehidupannya. Bruce menyadari bahwa ia juga diwarisi misi tersebut oleh orang tuanya, di balik gedung kokoh Wayne Enterprises dan harta berlimpah.

Ia sadar bahwa ia tidak dapat melakukannya sebagai seorang Bruce Wayne yang hanya seorang manusia yang dapat meninggal dan dilupakan. Ia membutuhkan sesuatu yang dapat diingat, suatu simbol yang dapat mengguncang, memotivasi, dan menjadi panutan masyarakat. Melalui alter ego Batman, Bruce berjuang untuk menjadikan Batman sebagai sebuah simbol kepahlawanan dan kebaikan yang harus diikuti semangat juangnya oleh masyarakat Gotham , yakni dengan mengubah rasa takut (atas dunia kriminal / kemiskinan / masalah) menjadi sebuah kekuatan untuk melawannya. 




You Might Also Like

2 comments

Just do it.