TAKEN 2 (2012) : I WILL FIND YOU AND I WILL KILL YOU, AGAIN

10/06/2012 06:30:00 PM


Keuntungan ratusan juta dollar jelas membuat para produser dan studio kalap bukan main, apalagi kalau rejeki itu datangnya dari film yang sama sekali tidak “ditujukan” untuk menjadi mesin uang. Salah satunya adalah film berjudul Taken ini. Jalan ceritanya sendiri cenderung sangat cliche dan sebenarnya sudah selesai di film pertamanya, sehingga banyak para cinephiles yang kebingungan apa sebenarnya yang akan disajikan produser Luc Beeson dalam sequelnya ini. 

THIS TIME, IT’S PERSONAL.

Well, it’s pretty easy. Culiklah seseorang yang, at least, sangat dicintai oleh pensiunan agen CIA, Bryan Mills (Liam Nesson), sehingga ia tidak segan untuk memporak - porandakan seisi kota demi mendapatkannya kembali. Ya, mantan istrinya, Lenore (Famke Janssen) adalah korban penculikan kali ini ketika mereka sedang berlibur di Istanbul bersama Kim (Maggie Grace). Dan demi memperbanyak untaian benang merah, para penculiknya memiliki hubungan darah dengan para kriminal yang dibantai Bryan di film pertama. 

Yup, itulah premise yang diusung film Taken 2. Namun, patut disayangkan karena tidak hanya premise-nya saja yang mirip dengan film pertama, template yang digunakan Taken 2 juga sangat identik. Kemalasan pihak sineas yang hanya menginginkan instant money ini banyak mengingatkan para penonton dengan film Hangover 2 tahun lalu yang terasa seperti sebuah remake daripada sequel. Tetapi apakah hasil akhir film ini memang berakhir seburuk itu?

Kim kali ini berperan cukup besar dalam Taken 2

OLD FASHIONED ACTION FILM AT ITS GLORY 

Satu hal yang membuat film pertamanya begitu sukses adalah tensi ketegangan yang fantastis dari awal sampai akhir. Demikian pula dengan Taken 2. Pace-nya yang melaju kencang diikuti oleh rentetat adegan aksi dan kejar - kejaran yang tidak mau berhenti memompa adrenalin penontonnya membuat film berdurasi 90 menit ini terasa padat dan tidak membosankan. 

Meski bukan sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya, adegan aksi dalam film ini sekelas dengan old-fashioned action film yang berjaya pada tahun 80-an : brainless, fun, keras, sinting, karakter utama yang tidak bisa terluka, para bajingan yang lemah, pembantaian tanpa ampun (sayangnya, minus darah), dengan iringan tata musik yang sangat familiar itu. 

Hal ini didukung pula oleh alur cerita yang sederhana sehingga para penonton tidak perlu merasa ilfeel di pertengahan atau akhir film seperti kebanyakan film - film aksi kelas B modern yang sebenarnya ingin menampilkan cerita yang kompleks tapi justru berakhir sok rumit, tidak masuk akal, dan menggali plot hole di mana - mana. 


Film aksi dengan budget di bawah standard blockbuster Hollywood seharusnya mengikuti pakem ini dan mencurahkan kreatifitas di segmen adegan aksi (tapi ingat, tidak alay seperti RE5!) kalau mau mendapat sambutan hangat dari kritikus dan para penonton. The Expendables 2, The Raid, dan Taken sudah membuktikannya dan patut untuk dijadikan inspirasi.

Sayangnya, plot sederhana ini sudah pernah dikembangkan di film pertama sehingga secara langsung - tidak langsung, Taken 2 sudah kehilangan citra di bidang narasi. Belum lagi beragam kebodohan dan ketidak masuk-akalan yang ada dalam film ini mulai melebihi batas “ah ini hanya film kok” dan memperolok - olok kepandaian penontonnya. 

Mau contoh? Harus mau. Adegan pelemparan granat di tengah kota supaya Bryan bisa mengetahui keberadaan Kim adalah salah satu tindakan paling bodoh yang pernah disajikan oleh sebuah film aksi tahun ini. Apalagi pihak sineas membuat hal ini terlihat sudah sering terjadi di Istanbul dan tidak menimbulkan kepanikan sama sekali! 

I will find you and I will kill you.

LIAM NEESON SHOULD JOIN THE EXPENDABLES, OR HE WILL FIND YOU AND KILL YOU.

Untung, kewibawaan Liam Neeson yang tak tertandingi itu (apalagi suaranya... ah..) paling tidak berhasil membuat para penontonnya lupa atas segala kekurangan dalam film ini. Saya sendiri tidak bisa membayangkan film Taken tanpa Liam Neeson yang memerankan karakter utamanya. Beliau berperan begitu besar dalam membuat aliran film Taken 2 ini menjadi sangat enak untuk diikuti di luar segala rasa familiar penontonnya baik terhadap template maupun alur ceritanya. Jadi, sungguh sebuah keputusan yang tepat kalau pihak sineas kembali memberi screen time yang banyak untuk karakter Bryan Mills. More Neeson, more fun!


Overall, Taken 2 tidak lebih dari sebuah film aksi thriller old-fashioned yang digarap dengan baik. Jalinan narasinya memang sangat tidak inspiratif dan kualitas naskahnya juga tidak bagus - bagus amat, namun itu semua sudah cukup men-trigger imajinasi sang sutradara untuk menghadirkan tensi ketegangan dan adegan aksi yang sangat menghibur di sepanjang film. Para penontonnya pun keluar dari bioskop dengan wajah berseri - seri karena apa yang mereka harapkan dari film ini, berhasil terpenuhi. 





You Might Also Like

0 comments