THE IMITATION GAME (2014): BIOGRAFI TENTANG INOVASI, TANPA INOVASI
1/30/2015 10:26:00 PM
2015 / Morten Tyldum / 114 Minutes / 2.39:1 Aspect Ratio / PG-13
The Imitation Game berkisah tentang Alan Turing (Benedict Cumberbatch), seorang profesor genius termuda di Inggris yang tertarik untuk bergabung dalam sebuah tim rahasia milik pemerintah. Tim tersebut dibentuk hanya untuk menunaikan satu tujuan saja: memecahkan kode rahasia milik German, membongkar semua rencana mereka, dan memenangkan Perang Dunia.
Sebenarnya, sebagai film yang paling unggul dari beberapa film pilihan yang ada di dalam the famous Oscar Campaign-nya The Weinstein Company (TWC), tidak ada sesuatu yang dapat dikatakan sangat istimewa dari The Imitation Game. Formula yang ia gunakan sendiri sudah berpuluh-puluh kali digunakan oleh film-film biopik serupa yang terbukti memang berhasil memborong segudang nominasi Oscar, tetapi kemudian dilupakan, tenggelam di dalam daftar panjang film-film biopik yang menggunakan winning formula serupa di kemudian hari. Singkat kata, The Imitation Game is a classic Oscars bait movie in every sense of word, sehingga, kita tidak perlu terlalu terkejut kalau dalam beberapa tahun lagi, film ini hanya akan diingat oleh masyarakat sebagai film yang memberikan nominasi Oscar pertama untuk Benedict Cumberbatch, tidak kurang dan tidak lebih.
Akan tetapi, segelintir pemikiran skeptis di atas jangan dianggap sebagai kesimpulan terhadap kualitas film ini secara keseluruhan. The Imitation Game tetaplah sebuah film biopik yang bagus dan enjoyable, dengan dukungan performa terbaik dari Benedict Cumberbatch sebagai Alan Turing—walau karakternya masih tidak terlalu jauh dari sosok Sherlock yang melambungkan namanya—dan Keira Knightley yang berulang kali mengucapkan ‘Oh’ dengan begitu memorable-nya.
Pujian lebih juga layak untuk dilayangkan kepada Morten Tyldum, yang sekali lagi, menunjukkan kepiawaiannya bercerita dalam pace yang cepat dan padat, yang seakan sudah menjadi trademark-nya sejak pertama kali mengejutkan para penikmat film lewat sajian thriller Headhunters yang luar biasa keren itu. The Imitation Game jelas membutuhkan hal itu, mengingat topik yang diangkatnya sendiri adalah seputar para politikus dan ilmuwan yang lebih banyak bekerja di belakang layar daripada di medan perang itu sendiri, yang artinya, kita akan lebih banyak menyimak dialog dan istilah-istilah dunia teknologi, daripada ledakan dan letupan senjata api. Morten Tyldum bersama tim editing-nya berhasil menceritakan itu semua dalam sajian film biopik yang intens dan accessible, bahkan bagi para penonton awam sekalipun.
Penulis Graham Moore juga melakukan debut perdananya yang mengagumkan di sini. Naskah The Imitation Game berhasil memberikan keseimbangan yang solid antara cerita utama dan kehidupan pribadi Alan Turing dengan beberapa sentilan-sentilan adegan emosional dan twist di ending-nya (bagi penonton-penonton yang cukup cerdas untuk menghindari halaman wikipedia Alan Turing sebelum menonton film ini) tanpa pernah terjatuh sekalipun ke dalam “jebakan instan” eksploitasi orientasi seksual yang blak-blakan yang pastinya akan menimbulkan kecaman dan mencederai reputasinya sebagai seorang war hero. Film Alexander besutan Oliver Stone pernah melakukan kesalahan sebesar itu beberapa tahun yang lalu, dengan terlalu mengeksploitasi kehidupan pribadi Alexander daripada pencapaian-pencapaiannya yang luar biasa hingga membuatnya menjadi seorang legenda. Untunglah, The Imitation Game tidak mengulang kesalahan yang sama lagi, karena Graham Moore lebih memilih jalan yang tidak terlalu gamblang dan terlalu obvious dalam menceritakan sisi Alan Turing yang berbeda.
Overall, memang cukup ironis untuk menghadapi fakta bahwa The Imitation Game adalah film biopik tentang inovasi seorang Alan Turing dalam dunia teknologi, tetapi disuguhkan lewat gaya bertutur yang cenderung bermain aman, familiar, dan sangat minim inovasi (bandingkan saja dengan film The Social Network beberapa tahun silam); semua Oscar bait template-nya sudah terbaca jelas dari awal sampai akhir film tanpa ada satupun yang terlewat. Resikonya, memang, film ini tidak akan bertahan melewati ujian waktu, tetapi dengan segala kesederhanaan dan pemakaian winning formula yang sangat tepat oleh sutradara Morten Tyldum, The Imitation Game tetaplah sebuah film biopik yang sangat bagus dan cukup accessible untuk dikonsumsi oleh penonton awam dibandingkan film-film Oscar lainnya. Dan itu sudah lebih dari cukup.[]
Rating: 4 out of 5 stars
0 comments
Just do it.