Don't Be Afraid of the Dark (2011) Review
1/12/2012 11:57:00 PMApakah produser Guillermo Del Toro dan sutradara debut-an Troy Nixey berhasil meremake serial TV berjudul sama menjadi film horror yang lebih mencekam dan tak terlupakan? Let’s find out.
Well, seorang movie freak bisa dibilang tidak layak memegang ‘gelar’ tersebut apabila tidak mengenal Guillermo Del Toro sama sekali. Beliau adalah salah satu sineas Hollywood paling kreatif dan memiliki banyak penggemar fanatik. Meski jarang duduk di kursi sutradara, hampir semua film yang mendapat sentuhan kreatifnya selalu digemari kritikus dan para pecinta film di seluruh dunia; mulai dari Pan’s Labyrinth, Hellboy 1 & 2, Kungfu Panda 2, Puss in Boots,*Megamind, The Orphanage, Splice, Cronos, hingga yang akan datang, The Hobbit, di mana ia berperan sebagai penulis naskah dan producer. Lalu, Apakah film terbaru yang diproduseri-nya, Don’t Be Afraid of the Dark (dbaotd) berhasil masuk ke dalam golongan tersebut?
Sayangnya, tidak. Jika dibandingkan dengan karya - karya Guillermo sejenis, Dbaotd bisa dibilang cukup mengecewakan karena film ini termasuk film horror xang “miskin” dan tidak orisinil. Secara keseluruhan, film ini berkisah mengenai Sally (Bailee Madison), seorang anak perempuan yang pindah dari Los Angeles untuk tinggal bersama ayahnya, Alex (Guy Pearce) dan pacar barunya, Kim (Katie Holmes) di sebuah rumah tua peninggalan seorang pelukis terkenal, Blackwood (Garry McDonald). Ternyata rumah tersebut memiliki sebuah rahasia besar yang akan melepas nyawa setiap penghuni-nya.
Dari sipnosis di atas, tentu banyak di antara kalian yang sudah mendapat penglihatan bagaimana alur film ini dari awal hingga habis. Dan sayangnya, bayangan kalian tepat sasaran. Dbaotd adalah film horror ‘rumah hantu’ yang benar - benar tradisional dan terkesan pasaran. Alur ceritanya pun sangat mudah ditebak, mulai dari orang - orang yang tidak percaya dengan omongan si pemeran utama, lalu karakter - karakter yang tingkat kebodohannya sudah tidak wajar, ending yang tidak bisa dipercaya, hingga jump scenes yang mudah ditebak. Semua dimiliki film ini. Oh tidak lupa dengan penampilan Katie Holmes di film ini. Sepertinya dia sangat ingin memenangkan Razzie Award.
Untungnya, campur tangan Guillermo di dbaotd agaknya mampu meningkatkan derajat film ini di mata penonton. Bagi yang familier dengan karya - karya Guillermo, film ini sanggup menghadirkan atmosfer “rumah hantu” yang mencekam, creepy dan misterius dengan takaran yang pas di sepanjang film. Kemunculan tokoh dari dunia dongeng, Tooth Fairy, di film ini juga membuat dbaotd menjadi tontonan yang lebih segar, meski tentunya hal ini bukan ide yang baru lagi.
Sayangnya, hal yang bisa dijadikan kelebihan utama film ini malah tidak dikembangkan lebih lanjut. Awal mula dan mitos Tooth Fairy dalam Dbaotd cenderung ditutup - tutupi dan tidak dijelaskan secara gamblang, yang ujung - ujungnya malah membuat karakter tersebut terkesan tidak lebih daripada seorang psikopat yang membunuh semua orang yang ditemuinya dengan alasan tidak jelas. Sebuah kekurangan yang sangat disayangkan, apalagi Guillermo, salah seorang sineas yang memiliki imajinasi tak terbatas, terlibat dalam penggarapan Dbaotd.
Overall, meski diselimuti beragam kekurangan, Don’t Be Afraid of the Dark paling tidak masih sanggup menghibur para penontonnya berkat adegan - adegan seru yang mencekam di sepanjang film serta penampilan total dari Bailee Madison yang memerankan Sally. Selebihnya, Dbaotd adalah sekedar film horror yang mudah dilupakan.
0 comments
Just do it.