New Year's Eve (2011) Review

1/01/2012 05:38:00 PM



Apakah New Year’s Eve berhasil memanfaatkan jajaran aktor - aktris kelas atas-nya dengan baik? Atau justru terjebak dengan formula yang itu - itu saja?




Film bertabur aktor - aktris papan atas mulai dari peran utama hingga peran yang paling tidak penting sudah bukan hal yang baru lagi di dunia perfilman Hollywood. Selain Steven Soderbergh (Ocean’s Trilogy dan Contagion) dan Christopher Nolan (Inception dan The Dark Knight Rises) yang gemar memakai aktor kelas atas, Garry Marshall juga hobi memakai bintang - bintang mahal dalam film drama - romantisnya. Namun berbeda dengan Steven dan Chris, Gary lebih sekedar berusaha menjual filmnya agar lebih laris di pasaran dengan nama - nama aktor tenar dan tidak memperhatikan unsur cerita dan naskah. Ternyata usaha-nya tidak sia - sia, karena Valentine’s Day berhasil memberi keuntungan besar. Sehingga tidak heran apabila Gary Marshall segera menggarap sekuel tidak resmi-nya, yang kini berjudul : New Year’s Eve.
Bagi yang sudah menyaksikan Valentine’s Day, anda akan familiar dengan gaya penceritaan film ini. Terhitung ada 7 kisah utama yang diceritakan, kisah pertama adalah mengenai Claire Morgan (Hilary Swank) yang ditunjuk untuk mengurus perayaan tahun baru besar - besaran di Times Square. Kisah kedua berfokus pada Laura (Katherine Heigl), seorang juru masak profesional yang diserahi tanggung jawab atas perayaan tahun baru perusahaan Ahern Records. Laura ternyata memiliki hubungan yang kacau dengan seorang penyanyi terkenal, Jensen (Jon Bon Jovi), yang kebetulan akan menyanyi di pesta tersebut dan di Times Square. Kisah ketiga mengenai seorang deliveryman, Paul (Zac Efron) yang dimintai tolong oleh sekretaris Ahern Records, Ingrid (Michelle Pfeiffer) untuk memenuhi wish list tahun baru-nya. Kisah keempat menceritakan tentang hubungan Kim (Sarah Jessica Parker) dengan anaknya, Hailey (Abigail Breslin) yang tengah retak karena Kim melarang Hailey pergi ke Times Square bersama teman - temannya. Kisah kelima bercerita tentang Randy (Asthon Kutcher), seniman buku komik, dengan penyanyi bernama Elise (Lea Michelle) yang bertemu secara tidak sengaja ketika terjebak di dalam lift yang rusak. Kisah keenam berfokus pada usaha Sam (Josh Duhamel) untuk pergi ke New York setelah mobilnya rusak ketika berada di luar kota. Dan kisah ketujuh menceritakan mengenai Stan Harris (Robert De Niro) yang berusaha bertahan hidup dari gerogotan kanker stadium akhir demi menyaksikan perayaan tahun baru di Times Squre untuk terakhir kalinya. Bisa ditebak, ketujuh kisah tersebut akan memiliki koneksi satu sama lain dan akan menjadi kejutan manis di penghujung cerita.

Jujur, New Year’s Eve bukanlah film yang bagus. Naskahnya ditulis secara amatiran dengan hiasan beberapa adegan bodoh dan dialog - dialog cheesy yang terpaksa diucapkan oleh aktor - aktris papan atas yang terlibat dalam film ini. Akting para bintang - bintangnya pun juga tidak istimewa dan terkesan hanya untuk bersenang - senang saja, bahkan untuk yang sekelas Hilary Swank dan Robert De Niro sekalipun. Formula cliche dan beberapa solusi akhir yang terkesan menggampangkan juga masih dihadirkan dalam film ini, yang untungnya dengan taraf yang masih bisa ditoleransi.

Lantas, apa istimewa-nya New Year’s Eve ini? Well, kumpulan kisah yang telah diceritakan di atas bisa dibilang adalah kumpulan kisah yang sering terjadi dalam kehidupan kita sendiri, seperti permasalahan dalam karir / pendidikan, hubungan cinta jarak jauh, mencari wanita misterius yang berhasil membuat kita jatuh cinta, pencapaian mimpi yang membutuhkan pengorbanan, hingga penyakit parah yang membuat kita begitu bersyukur atas kehidupan yang telah kita miliki. Meski diselimuti dengan dialog - dialog yang buruk, New Year’s Eve paling tidak berhasil membuat para penonton betah duduk di kursi bioskop dan menyampaikan pesan - pesannya dengan cara yang fun. Para penonton pun diajak untuk tersenyum dengan adegan romantis dalam film ini, terharu dengan penyelesaian kisah beberapa tokohnya, hingga membuat penonton sadar bahwa merayakan tahun baru tidak harus dengan pesta besar dan kembang api, namun bisa dengan melakukan hal - hal yang sangat sederhana dan remeh bagi orang lain, namun sangat spesial dan menyenangkan bagi diri kita sendiri. Seperti saya sendiri contohnya. Merayakan pergantian tahun dengan menonton film ini sungguh terasa sangat spesial bagi saya, meski orang lain akan mengatakan : “adduuhh.. tahun baru kok nonton bioskop.. gak mbois blas...”

Overall, bagaimana anda akan menyukai New Year’s Eve atau tidak adalah tergantung dari ekspetasi dan tujuan anda menyaksikan film ini. Dan kebetulan saya menontonnya untuk merayakan tahun baru ala pecinta film pada tanggal 31 desember 2011 jam 23.20 dan tidak menyaksikannya sebagai film seperti biasanya. Dengan jajaran cast yang luar biasa dan nuansa tahun baru yang begitu meriah, tidak dipungkiri lagi, New Year’s Eve is a dream come true for (some) movie lovers.
Guilty pleasure!!

You Might Also Like

0 comments

Just do it.