DARK SHADOWS (2012) REVIEW : Tim Burton is Back to His Comfort Zone
5/14/2012 04:07:00 PM
Dark Shadows adalah salah satu film blockbuster dengan tata marketing yang sangat aneh. Bahkan menurut saya lebih aneh dari film John Carter baru - baru ini. Dengan biaya produksi sebesar $150 million (boxofficemojo.com), Warner Bros baru melancarkan aksi promosi-nya pada pertengahan bulan Maret, alias dua bulan sebelum perilisannya! Tidak hanya itu, isi trailernya sendiri juga sangat aneh dan membuat orang - orang bingung film ini sebenarnya mau ngapain sih. Tetapi, bagi para penggemar berat Burton-Depp (termasuk saya) hal ini tentu tidak akan menghentikan kami untuk berbondong - bondong menyaksikan aksi Johnny Depp dan gaya visual ala Tim Burton di bioskop.
Barnabas Collins (Johnny Depp) adalah seorang vampire bangsawan berusia 200 tahun yang bangkit dari kuburnya di tahun 1972. Industri pengalengan ikan yang dirintis keluarganya kini telah bangkrut karena kalah bersaing dengan industri ikan yang didirikan oleh Angelique Bouchard (Eva Green), yang tidak lain adalah penyihir yang mengutuknya menjadi vampire 200 tahun silam. Barnabas kemudian kembali ke rumahnya, Collinwood, yang kini sudah tidak terawat dan hanya dihuni oleh Elizabeth Collins (Michelle Pfeiffer), Dr. Julia Hoffman (Helena Bonham Carter), Roger Collins (Jonny Lee Miller), Carolyn Stoddard (Chloe Moretz) dan David Collins (Gulliver Mc.Grath). Bersama mereka, Barnabas berjuang untuk membangkitkan kembali industri keluarganya sekaligus melancarkan rencananya untuk balas dendam pada Angelique.
Bagi yang menggemari film - film Burton-Depp, anda bisa bernafas lega. Pasalnya, Dark Shadows tidak jauh berbeda dari film - film Tim Burton sebelumnya : set tempat yang sangat terasa nuansa gothic-nya, alur cerita yang unik, dan penuh dengan dark humor khas Burton-Depp. Namun, “tidak jauh berbeda” juga berlaku untuk Johnny Depp yang lagi - lagi tampil dengan make - up putih tebalnya dan memerankan karakter eksentrik yang hanya bisa diperankan oleh dia seorang saja.
Tetapi, bukan berarti film ini tidak penuh dengan kekurangan yang mengganggu. Salah satunya adalah alur ceritanya yang tidak konsisten dan serba tanggung di sepanjang durasi film ini. Pada awal film, Dark Shadows terasa seperti kisah dongeng Vampire yang mistis, gelap, dan penuh elemen supernatural yang cukup kental. Namun setelah itu, Dark Shadows malah banting setir menjadi sebuah film dark comedy fish-out-of-water (karakter utama berada di situasi yang asing baginya), di mana Johnny Depp mulai mengerahkan segala tingkah laku antik yang bisa dilakukannya. Kemudian, pada 30 menit terakhir, film ini kembali menjadi film supernatural penuh aksi dengan tebaran twist yang sangat memaksa dan tidak berhubungan dengan alur ceritanya.
Fortunately, pesona Johnny Depp dan imajinasi Tim Burton (sekali lagi, hanya berlaku bagi fans-nya) benar - benar menyelamatkan film ini. Tim Burton memang bukan story-teller yang ulung, namun beliau mampu menyajikan permainan visual yang memanjakan mata dan gaya humor yang menyenangkan, yang tentunya berhasil menghindarkan beberapa penonton dari rasa bosan. Johnny Depp juga bermain cemerlang dan bisa berbaur secara sempurna dengan imajinasi Tim Burton. Hanya saja, Johnny Depp kali ini benar - benar mencuri layar habis - habisan. Bisa dibilang, nyaris 85% durasi film ini dikuasai olehnya, sedangkan supporting character-nya tidak diberi screen time yang mencukupi. Hasilnya, perkembangan karakternya pun berat sebelah, di mana hanya Barnabas Collins yang tergali (itupun juga tidak maksimal). Padahal, aktor dan aktris yang membintangi karakter pendukungnya juga tidak main - main, mulai dari Jackie Earl Haley, Christopher Lee, Chloe Moretz, Michelle Pfeiffer, hingga Helena Bonham Carter; di mana kelima - lima-nya memiliki kemampuan akting yang tidak kalah dengan Johnny Depp (terutama Helena dan Chloe). Sayangnya, peran mereka hanya sekedar tempelan saja dan memiliki screen time yang sedikit.
0 comments
Just do it.