PACIFIC RIM (2013) : 3D REVIEW

7/13/2013 12:01:00 PM


Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan! 
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (July 12, 2013)

Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda dengan anda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut karena terkadang beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) juga bisa terjadi 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana di bioskop.

3D Technology : Dolby Digital 3D

Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D di bioskop jaringannya. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda sehingga otomatis pengalaman menonton kemungkinan besar juga berbeda.

Shot in 3D : NO

Guillermo del Toro tidak menggunakan kamera 3D ketika memfilmkan Pacific Rim karena beliau menganggap bahwa efek 3Dnya kemungkinan dapat mengganggu pengalaman menonton. Namun atas desakkan dari para petinggi Warner Bros, Pacific Rim akhirnya dikonversi ke format 3D.

Brightness : 5/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 
Pacific Rim is a dark movie. Dari awal film sampai akhir, scene demi scene-nya kebanyakan didominasi dengan tone warna gelap. Hal ini jelas menjadi tantangan tersendiri bagi pihak departemen konversi 3Dnya agar membuat seluruh scene ini masih terlihat crystal clear dari balik kacamata 3D yang cenderung membuat segalanya menjadi lebih gelap. Namun hasil akhirnya sungguh exceptional. Seluruh adegan dalam film ini terlihat sangat cerah, bahkan scene dengan tata pencahayaan yang sangat minim pun masih terlihat sejelas seperti ketika kita menyaksikan versi 2Dnya.

Depth : 5/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Transformers 3 milik Michael Bay telah membuktikan bahwa depth adalah elemen terpenting dalam film mass-destruction seperti ini karena dapat membawa penontonnya ikut terlibat di dalam adegan aksinya. Lagi-lagi, tim konversi 3D Pacific Rim kembali berhasil melampaui seluruh ekspetasi penonton. Efek depth yang fantastis, digandengkan dengan cinematography brilian dari Guillermo Navaro, telah membuat penonton seakan-akan berada di lokasi dan sedang menyaksikan pertarungan luar biasa antara Jaeger dengan Kaiju, dalam skala besar yang sesungguhnya. Saya pribadi tak sanggup membayangkan experience-nya ketika menyaksikan film ini di layar IMAX 3D.

Pop Out : 3/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.

Guillermo del Toro sepertinya mengesampingkan efek pop-out dalam pertarungan dahsyat antara Jaeger dengan Kaiju. And that's a good thing agar penonton tetap fokus dan tetap berperan sebagai "saksi mata" pertarungan tersebut. Efek pop-out di sini hanya digunakan sebagai efek tambahan agar penonton dapat berinteraksi dengan environment-nya seperti percikan listrik, asap, hujan, bintang di angkasa, dan salju. 

Health : 5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 
Tidak ada penggunaan shaky cam di film ini. 

Worth It? A Must see in 3D

Pacific Rim adalah satu dari segelintir film yang memang harus disaksikan dalam format 3D guna mendapatkan experience dahsyatnya secara maksimal. Jika anda tinggal di kota yang memiliki IMAX theater, tunggu apalagi, segera pesan tiket film ini, dan anda akan merasakan salah satu cinematic experience paling dahsyat dalam hidup anda. 


Note : Aspect ratio film ini adalah 1.85:1 sehingga gambar akan tampil full di layar IMAX digital.





You Might Also Like

3 comments

  1. I can't agree more :) 3D untuk Pacific Rim memang sedikit berbeda, karena seolah kita masuk "dimensi" film itu, bukan benda film yang masuk "dimensi" kita, sehingga memang ada sensasi tersendiri yang disaksikan :) Good review (of 3D experience) then. Come and visit my blog sometimes hehe

    Regards,
    sinekdoks.wordpress.com

    ReplyDelete
  2. Pasific Rim adalah film pertama yang kutonton di IMAX, ditayangkan secara 3D. Gambar robot dan detail teknologi yang besar dan indah, meninggalkan kesan / kenangan yang mendalam. Asli keren buat pecinta science fiction. Beyond my expectation. Btw, untuk comment-ku yang lain, sudah ditulis oleh penulis blog. I agree with him /her.

    ReplyDelete

Just do it.