Setelah menyuguhkan Batman Begins dan The Dark Knight yang disambut sangat luar biasa oleh seluruh masyarakat dunia, banyak pihak yang menyangsikan bahwa The Dark Knight Rises akan mengikuti pakem trilogi Spider-Man versi Sam Raimi yang gagal memukau para penonton lewat film Spider-Man 3nya. Belum lagi ekspetasi tinggi para pecinta film dan juga keliaran media - media dalam mencari berita serta membuat analisa / prediksi sinting mengenai plot dalam The Dark Knight Rises membuat hype film ini melesat ke level yang unbelievable. Dengan tanggung jawab dan tekanan yang begitu besar, tidak heran apabila hal tersebut merupakan salah satu alasan mengapa Nolan sempat menolak untuk membuat sequel The Dark Knight, kecuali kualitas naskah film ketiganya tersebut sanggup melampaui dua film sebelumnya. Dan seperti yang kita semua ketahui, TDKR telah dirilis di bioskop - bioskop seluruh dunia. Apakah ini berarti TDKR sanggup melampaui kualitas The Dark Knight dan Batman Begins?
Masih ingat dengan post Movie Trip part 1 dan part 2 saya pada awal berdirinya blog ini? Well, seperti kebanyakan film - film blockbuster yang sukses besar di tangga box office, Movie Trip akan kembali dilanjutkan ke part 3. Plot yang diusung jelas jauh berbeda dengan movie trip part 1 dan part 2 yang berkisah mengenai perjalanan hidup seorang cinephile yang mencari bagian hidupnya yang hilang sampai ke negeri antah - berantah sambil berjuang melawan kebijakan pemerintah yang berniat untuk menghancurkan kehidupan kaum cinephile. Movie Trip part 3 berfokus pada tiga cerita yang saling berhubungan, yakni mengenai pesta akbar seusai peperangan sengit satu tahun yang lalu, kebangkitan sebuah media massa, hingga kisah akhir dari kisah seorang ksatria kegelapan. Dengan budget yang lebih rendah dari part 1 dan 2-nya, Movie Trip part 3 diharapkan bisa menjadi jembatan untuk sebuah trilogi baru berikutnya.
Pada zaman sekarang ini, tidak banyak orang yang bisa (dan tertarik) untuk menyaksikan film - film Indonesia klasik. Selain karena tidak pernah dirilis dalam bentuk home video, film - film tersebut juga berada dalam kondisi yang mengenaskan dan tidak terawat. Untung, Lewat Djam Malam karya salah seorang sineas terhebat di Indonesia, Usmar Ismail, berhasil diselamatkan dan direstorasi di Italia. Semua ini adalah hasil kerjasama antara Yayasan Konfiden, Kineforum Dewan Kesenian Jakarta, dan Sinematek Indonesia dengan National Museum Singapore dan World Cinema Foundation yang didirikan Martin Scorsese. Setelah diputar di Cannes Classic bulan Mei lalu, kini giliran Indonesia yang mendapat kesempatan untuk menyaksikannya. Apakah film Lewat Djam Malam masih dapat dinikmati hingga sekarang dan tidak termakan waktu?
Apakah efek 3D dalam film Ice Age 4 tampil memuaskan dan memenuhi standard efek 3D dalam film - film animasi kelas A rilisan terbaru? Let's find out.
Dalam post ini, saya akan menjelaskan sedikit mengenai Aspect Ratio dalam film. Sebagian besar orang menganggap bahwa Aspect Ratio itu tidak begitu penting atau bahkan tidak memiliki pengetahuan mendasar perihal betapa pentingnya hubungan Aspect Ratio (AR) dengan film. Oleh karena itu, melalui post ini, saya akan berusaha menjelaskannya se-sederhana mungkin. Semoga berguna bagi para pembaca sekalian dan harap maklum apabila ada satu dua hal yang salah (tolong diralat via comment).
"You seriously think I'm a cop? In a skintight red and blue suit? -Peter Parker"
Berbeda dengan The Avengers dan The Dark Knight Rises yang mostly selalu mendapat respon positif dari media - media, proyek reboot The Amazing Spider-Man justru selalu menjadi bulan - bulanan para pecinta film yang merasa pesimis terhadap film berbudget $215 million ini. Alasan utamanya tentu saja karena banyak yang sangat menyukai trilogi Spider-Man besutan Sam Raimi, dan secara keseluruhan, memang tidak ada yang salah pada ketiga film Spider-Man sebelumnya. Banyak pihak yang menyayangkan langkah para petinggi Sony karena tidak mau memberi kebebasan pada Sam Raimi untuk berkarya dalam Spider-Man 4, kemudian justru memecatnya dengan alasan “perbedaan kreatifitas” dan menunjuk Marc Webb untuk mengomandani proyek reboot Spider-Man sebelum mereka kehilangan hak cipta-nya. Apakah langkah yang dilakukan Sony ini benar, atau malah membuat Sam Raimi tertawa terbahak - bahak kala menyaksikan film reboot Spider-Man tersebut?
The Amazing Spider-Man adalah salah satu film yang diklaim banyak cinephiles sebagai film yang sangat wajib untuk disaksikan dalam format 3D, tentu semua itu berkat gembar - gembor dahsyat dari pihak Sony atas teknologi 3D terbaru yang digunakan dalam film ini. Apakah efek 3D dalam film ini sesuai dengan apa yang mereka katakan? Atau hanya sekedar strategi marketing saja?
"Well. You know what... It doesn't matter to me. I love you just the same. And guess what? I couldn't be more proud of you than if you were the first man on the moon" -Glen
Paska kesuksesan Brokeback Mountain tahun 2005 lalu, para sineas dunia menjadi lebih berani dan percaya diri untuk mengangkat tema LGBT (Lesbian Gay Bisexual Transgender) ke dalam film - film mereka. Film berjudul weekend karya sineas baru Andrew Haigh adalah salah - satunya yang cukup berhasil menarik perhatian kritikus dan juga juri - juri dari berbagai festival film bergengsi.
"But are you willing to pay the price your freedom will cost?" -Queen Elinor-Setelah mengecewakan para penonton dan kritikus dengan film Cars 2-nya tahun lalu, Disney-Pixar kembali berusaha membuktikan bahwa mereka masih layak memegang gelar studio animasi terbaik di dunia lewat feature film ke-13 mereka : Brave. Apakah film ini sukses mengembalikan kepercayaan para penonton terhadap Pixar, atau malah semakin memperkuat mitos angka 13?