The Three Musketeers (2011) Review

10/22/2011 12:35:00 AM

"All for one and one for all!"
The Three Musketeers mungkin adalah salah satu kisah klasik yang sangat mendunia. Sebagian besar di antara kalian pasti sudah sering mendengar quote yang terkenal tersebut. Sudah puluhan kali kisah ini diadaptasi di layar perak ataupun seni theater, baik yang buatan Hollywood atau di luar hollywood. Kualitasnya pun juga bermacam - macam. Ada yang buruk, ada pula yang bagus. Pertanyaannya sekarang, termasuk kategori manakah film adaptasi terbaru The Three Musketeers ini?


Sayangnya, adaptasi terbaru dari The Three Musketeers ini termasuk kategori adaptasi yang buruk. Well, hal ini bisa dimaklumi karena film ini digarap oleh pria dibalik film Resident Evil, Death Race, Aliens vs. Predator; Paul W.S Anderson. Sutradara sekaligus suami Milla Jovovich ini memiliki ciri khas yang tidak bisa diubah di hampir setiap filmnya, yakni menganak-tirikan alur cerita dan terlalu fokus pada adegan aksi, yang menurut saya terlalu stylish hingga menjurus ke ranah lebay, murahan dan agak membosankan. 


Bagi yang belum familiar, The Three Musketeers berkisah mengenai seorang pemuda dari Gascony bernama D' Artagnan (Logan Lerman) yang berkelana ke Paris untuk mendaftarkan diri menjadi Musketeers. Dengan segala kebetulan yang terjadi, D' Artagnan malah menantang tiga orang Musketeers; Athos (Matthew MacFadyen), Aramis (Luke Evans), dan Porthos (Ray Stevenson) untuk berduel. Namun, duel tersebut tidak berjalan dengan mulus karena muncul pasukan Kardinal, yang memaksa mereka berempat untuk bergabung melawan pasukan kardinal dan kemudian berhasil melarikan diri. Suatu ketika, keempat musketeers diutus untuk mengambil kalung pernikahan sang Ratu yang dicuri. Namun, mereka mendapati kenyataan mengejutkan bahwa si Kardinal Richelieu (Chris Waltz) ternyata memanfaatkan hal ini untuk menggulingkan kekuasaan King Louis XIII dan memecah peperangan di benua Eropa.


Walau bisa dibilang mirip dengan garis besar cerita novelnya, The Three Musketeers telah melakukan banyak kesalahan. Pertama, naskah ceritanya. Alur yang disajikan terasa terlalu cepat dan gaya penceritaannya yang tidak transparan (baca : tidak jelas) dihiasi dengan segala plot hole yang menganga lebar juga membuat penonton agak bingung dengan apa yang ingin disampaikan film ini. Kedua; tidak lain adalah gaya penyutradaraan Paul W.S Anderson sendiri. Sutradara satu ini saya rasa gagal untuk menyajikan kisah petualangan yang mendebarkan dan memikat. Pembukaan film ini cukup bagus menurut saya dengan menonjolkan unsur fun dan adegan aksinya juga cukup oke. Namun ketika film bergulir lebih dalam lagi, Paul terkesan kehabisan ide kreatif dan cenderung malas. Adegan aksinya menjadi monoton dan membosankan. Karakter - karakter pendukungnya juga kacau dan tidak jelas asal - usul maupun motifnya. Alur ceritanya juga kedodoran dan tidak menarik, sehingga ujung - ujungnya membuat beberapa penonton melirik jam tangannya berkali - kali.


Di luar segala hal di atas, akting para pemain di film ini sungguh memikat; bahkan menurut saya jauh lebih menarik daripada adegan aksinya sendiri. Pemeran ketiga Three Musketeers, menurut saya cukup baik dan berhasil menonjolkan sifat karakternya, sehingga ketiga karakter sentral ini cukup menyenangkan untuk diikuti. Milla Jovovich yang memerankan Milady juga pas dengan parasnya yang identik dengan karakter wanita mematikan, dan tentunya sangat memorable dengan segala kelembengan dan keseksiannya. Lalu, Orlando Bloom yang berakting sebagai Duke of Buckingham juga lucu dan natural, meski patut disayangkan karena screen time-nya sedikit. Tidak lupa pula menyebut Christopher Waltz yang berperan sebagai Cardenal Richelieu juga sukses menonjolkan performa yang baik. Sedangkan Logan Lerman, well, ia tampil standard saja menurut saya, meski tentunya tidak parah seperti Robert Pattinson dan Taylor Lautner. Selain itu, setting tempat dan kostum dalam film ini juga patut diapresiasi. Semuanya dibuat dengan baik, mendetail, dan memanjakan mata. Musik yang mengalun juga terkesan fun dan memorable.




Overall, dengan alur cerita yang kacau dan adegan aksi yang begitu - begitu saja, The Three Musketeers adalah film petualangan aksi yang tidak berkesan dan sangat mudah dilupakan. Dan ntah kenapa, saya merasa formula dan style film ini menjiplak mirip dengan saga Pirates of the Caribbean.
Akhir kata, jika anda benar - benar memiliki waktu luang di akhir minggu ini dan sudah menonton semua film yang ada di bioskop, silahkan tinggalkan otak anda di rumah (pun intended) and enjoy the show :D



VERDICT : cukup menghibur. Skip juga tidak apa - apa.

You Might Also Like

0 comments

Just do it.