Bingung ingin menyaksikan Arthur Christmas versi 3D atau 2D di bioskop? Ingin tahu apakah 3D effects film ini setara dengan harga tiketnya yang cukup mahal? Read my 3D review!

Shot in 3D : YES.

Hampir semua film animasi terbaru selalu difilmkan dalam wujud 3D. Oleh karena itu hampir semua film animasi memiliki efek 3D yang baik.

Brightness : 4/5

Menggunakan kacamata 3D itu layaknya memakai kacamata hitam ketika menonton bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 

Brightness dalam beberapa adegan Arthur Christmas menurut saya kurang tinggi, meski masih bisa ditoleransi dan tidak membuat kepala pusing.

Depth : 3.5/5

Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Depth dalam Arthur Christmas cenderung biasa, meski tidak bisa dibilang buruk. Depth-nya baru bisa berbicara banyak ketika adegan pemandangan ataupun ketika adegan dishot jarak jauh.

Pop Out : 3/5

Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 

Saya tidak merasakan pusing seusai menyaksikan film ini.

Total Score : 3.8/5

Worth It? Neutral.

Walau efek 3Dnya tidak buruk, menyaksikan Arthur Christmas versi 2D lebih direkomendasikan. 

Bagi yang ingin menyaksikan versi 3Dnya, anda juga tidak akan kecewa.