Happy Feet Two (2011) Review

12/15/2011 04:58:00 PM



Apakah Happy Feet 2 bisa menyamai kualitas film pertamanya yang memenangkan piala Oscar? Atau dibuat hanya untuk meraup keuntungan? Read my review.




Apa yang terjadi ketika sebuah studio besar di Hollywood semakin kekeringan ide? Well, jalan termudah tentu saja membuat sequel dari film - filmnya yang cukup terkenal dan sukses. Namun sayangnya, terkadang mereka melakukan kesalahan ketika memilih film. Dan itulah yang terjadi pada keputusan Warner Bros untuk merilis sekuel film animasi-nya yang berhasil memenangkan piala Oscar untuk film animasi terbaik, Happy Feet. Mengapa salah? Bagi yang sudah menyaksikan Happy Feet pertama, tentu kalian menyadari bahwa kisah film ini termasuk cerita yang tidak bisa di-strech. Belum lagi karakter - karakternya yang kurang atraktif dan memorable. Sehingga tidak sedikit yang menyangsikan kualitas dari sekuel Happy Feet tersebut. Lantas apakah film ini hanyalah pengulangan dari film pertamanya? Atau berhasil membuat Happy Feet menjadi franchise animasi baru milik Warner Bros?
Sayangnya, Happy Feet 2 tidak jauh dari kata “sequel tidak penting”. Plotnya sendiri bisa dibilang cukup datar. Mumble (Elijah Wood) kini sudah menikah dengan Gloria (Pink) dan memiliki seekor anak bernama Erik (Ava Acres). Sama seperti ayahnya, Erik mengalami “krisis kepercayaan diri”. Suatu hari, ia bertekad untuk melakukan perjalanan bersama Ramon (Robin Williams) dan kedua sahabatnya secara diam - diam demi menemukan bakat dan jati diri-nya; hingga pada suatu ketika terjadi bencana di wilayah tempat tinggal mereka, yang menyebabkan mereka harus menyelamatkan keluarganya sebelum terlambat.

Dalam durasi-nya sepanjang 100 menit, saya sungguh tidak tahu apa yang sebenarnya ingin disampaikan ataupun diceritakan oleh film ini. Plot-nya terasa hambar dan klise, yang parahnya, juga dikembangkan tanpa bumbu kreatifitas dan petualangan yang mendebarkan. Dari segi musikal, Happy Feet 2 memang menyuguhkan banyak sekali nyanyian. Bahkan bisa dibilang 75% film ini berisi nyanyian dan tarian. Well, meski didukung oleh penyanyi papan atas, Pink dan Robin Williams dalam jajaran voice actor-nya, hampir semua lagu dalam Happy Feet 2 tidak digarap dengan baik dan tidak berhasil untuk membuat para penontonnya segera mencari OST-nya seusai menyaksikan film ini. 


Layaknya sandang pangan papan yang menjadi kebutuhan utama manusia, karakter baru adalah sebuah hal yang wajib disertakan dalam sebuah sequel. Mumble pun menyerahkan posisi peran utama kepada anaknya, Erik. Dengan design karakternya yang dibuat sangat lucu, menggemaskan dan sumbangan suara Ava Acres yang imut, Erik sukses menjadi idola para penonton. Di luar karakter Erik, karakter - karakter baru dalam film ini tidak ada yang memorable. Bahkan dua ekor udang, Bill dan Will yang disuarakan oleh Matt Damon dan Brad Pitt juga terkesan dipaksakan untuk ada dan sepertinya direncanakan untuk menjadi “pesaing” Scrat dalam Ice Age, mengingat dua ekor udang tersebut tidak ada hubungannya dengan jalinan kisah Happy Feet Two. Bisa ditebak, Will dan Bill malah membuat Happy Feet Two semakin rancu dan tidak menyenangkan. 



Overall, di luar animasi-nya yang sangat halus dan cukup menghibur, Happy Feet Two hanyalah sekedar sebuah sequel yang dipaksakan untuk ada karena ingin memanfaatkan popularitas film pertamanya untuk meraup keuntungan besar; meski harus disadari bahwa ternyata rencana tersebut gagal karena perolehan box office Happy Feet Two tidak menyenangkan. Bagi yang memiliki anak - anak berusia di bawah 10 tahun, Happy Feet Two masih cukup direkomendasikan karena design karakter yang lucu dan filmnya yang ceria akan membuat mereka memiliki waktu yang menyenangkan di bioskop.

You Might Also Like

0 comments

Just do it.