SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012) : NOT THE GREATEST ADAPTATION OF THEM ALL
6/05/2012 12:40:00 AM
Apakah Snow White and the Huntsman film adaptasi dongeng yang berkualitas? Atau hanya mengandalkan daya tampil visual seperti halnya Alice in Wonderland karya Tim Burton dan Mirror - Mirror?
Paska kesuksesan luar biasa Alice in Wonderland di tahun 2010 lalu yang berhasil menembus $1 billion di box office dunia, banyak sekali studio besar yang mulai berlomba - lomba untuk mengadaptasi dongeng - dongeng klasik ke layar lebar, mulai dari Robin Hood (2010), Beastly (2011), Red Riding Hood (2011), Jane Eyre (2011), The Three Musketeers (2011), hingga yang akan datang ada Jack The Giant Killer (2013) dan Hansel and Gretel : Witch Hunter (2013). Sedangkan di tahun 2012 ini ada dua film Snow White yang dirilis, yakni Mirror Mirror yang telah dirilis bulan Maret lalu dan Snow White and the Huntsman yang baru dirilis tanggal 1 Juni kemarin. Mirror Mirror terbukti gagal menghembuskan nafas baru terhadap dongeng Snow White yang sudah begitu dikenal masyarakat, baik dari segi style, alur cerita hingga twist kisah dongeng Snow White yang dihadirkannya. Apakah hal yang sama juga dialami oleh Snow White and the Huntsman?
Fortunately, no. Sesuai dengan apa yang telah digembar - gemborkan oleh tim marketing brilian Universal, Snow White and the Huntsman (SWATH) menurut saya cukup berhasil memenuhi hype di kalangan para pecinta film, di mana SWATH (inisial judulnya saja sudah keren. lol) telah sukses menghadirkan tampilan visual yang fresh dan dark terhadap dongeng Snow White dengan setting dunia medieval yang LOTR-esque. Meski demikian, masih ada beberapa elemen dalam film SWATH yang di bawah harapan dan terasa kurang menggigit; yang menurut saya disebabkan oleh minimnya pengalaman Rupert Sanders, sang sutradara, dan si penulis naskahnya, Evan Daugherty.
Secara keseluruhan plot film ini masih mengikuti pakem dongeng aslinya dengan sedikit perubahan di sana - sini. Snow White (Krirten Stewart) adalah seorang putri kerajaan yang tengah dikurung di penjara istana oleh ibu tiri-nya yang kejam, Queen Ravenna (Charlize Theron), yang berhasil menggulingkan kekuasaan ayah Snow White bertahun - tahun silam. Suatu hari, Snow White berhasil melarikan diri dari penjara dan menuju ke Dark Forest, tepat ketika ia akan dibunuh oleh Queen Ravenna karena “cemburu” atas kecantikannya. Queen Ravenna kemudian mengutus seorang Huntsman (Chris Hemsworth) menuju ke Dark Forest untuk menangkap Snow White. Namun Hunstman tersebut malah berganti pihak dan membantu Snow White untuk menggulingkan kekuasaan Queen Ravenna yang kejam itu.
Seperti yang sudah saya tulis di atas, SWATH berhasil memenuhi ekspetasi para penonton yang mengharapkan visualisasi dongeng Snow White yang fresh. Set dunia-nya digambarkan begitu imajinatif, magical dan indah dengan visual effects serta pewarnaan yang sangat baik. Saya juga sangat menyukai twist dan elemen - elemen tambahan terhadap alur cerita dongeng Snow White dalam film ini, di mana para tim kreatif SWATH sukses mencampur adukkan konsep jaman medieval ala LotR (mirip juga dengan film Robin Hood produksi Universal tahun 2010 lalu), sedikit kisah politik, nuansa dark seperti dalam saga Harry Potter, dan elemen fantasy / magic seperti dalam film Alice in Wonderland dengan amat baik, yang pada akhirnya bisa menghadirkan sesuatu yang sangat exciting untuk diikuti oleh para penonton. Sehingga, tidak heran apabila para laki - laki juga tertarik untuk ikut menyaksikan film SWATH di bioskop tanpa harus takut dibilang banci. Buktinya, film ini berhasil menduduki puncak Box Office dengan opening weekend sebesar $56 million.
Performa aktris pemenang Oscar Charlize Theron sebagai Queen Ravena juga bisa dibilang sebagai salah satu aspek terkuat selain tampilan visual film ini. Charlize begitu menjiwai karakter Queen Ravena tersebut. Aura psikopat, kecantikan, kesadisan serta gaya berbicaranya yang begitu angkuh berhasil dilakoninya secara sempurna. Hal ini secara tidak langsung juga membuat perhatian para penonton (terutama kaum adam) terus tertuju ke layar ketika aliran plotnya sempat tersendat - sendat.
Ya, aliran plot dalam SWATH ini termasuk tidak rata dan kurang digarap dengan baik. Inti cerita film ini menurut saya sangat bagus dan memikat, namun ironisnya, para tim penulis naskahnya tidak berhasil atau kurang berani dalam menuangkan konsep dan imajinasinya tersebut ke dalam naskah. Rasanya seperti kurang dorongan, kekurang-matangan pada konsepnya ataupun ‘hilangnya’ satu - dua scene yang sekiranya mampu membuat SWATH untuk tampil lebih baik. Hal ini paling terlihat pada 20 menit terakhir film ini yang sangat mengecewakan dan terkesan terburu - buru untuk diselesaikan, mengkhianati pondasi cerita yang telah dibangunnya dengan baik dan solid pada 100 menit pertamanya. Perkembangan dan back story para karakternya menurut saya juga kurang berhasil digali karena si sutradara terlihat terlalu asyik sendiri bermain - main dengan visual film ini dan penulis naskahnya yang hampir selalu melewatkan beberapa kesempatan untuk melakukan penggalian karakter ataupun salah menempatkannya.
Selain itu, hal yang tidak kalah mengganggu adalah akting Kristen Stewart sebagai Snow White yang (bisa ditebak) sangat buruk dan totally miscasting. Why? Karena Stewart jelas sangat tidak cocok memerankan sesosok putri raja yang paling cantik di negeri-nya, dan menurut saya, satu - satunya alasan Universal memilih Stewart adalah untuk memanfaatkan kepopularitasannya sebagai Bella Swan guna menarik penonton wanita ke bioskop. Firstly, Stewart kalah cantik, jauh, dibandingkan dengan Charlize Theron. Keanggunannya pun bahkan tidak bisa menyamai Theron sedikit pun. Mulutnya juga terus membuka di sepanjang film seperti orang blo’on, and it’s very annoying (lol). Secondly, Stewart tidak bisa membuang mimik Bella Swan jauh - jauh ketika ia memerankan Snow White; sehingga dengan kata lain, Stewart sudah deadlock untuk mendapatkan dua nominasi Razzie Awards tahun 2013 nanti (untuk film SWATH dan Breaking Dawn Part 2). Aktingnya yang paling parah adalah ketika ia berusaha menyemangati para prajurit di 20 menit terakhir film ini (it’s not a spoiler karena ada di dalam trailernya). Bukannya rasa merinding yang saya rasakan (seperti ketika Keira Knightley menyemangati pasukannya di PotC 3), saya malah merasa sangat geli dan ingin mentertawakannya. I mean.. seriously, is she really that little girl in David Fincher’s Panic Room? Sementara itu, performa Chris Hemsworth sebagai Huntsman menurut saya cukup baik, meski patut disayangkan karakternya tidak tergali sama sekali dan sosoknya dibuat terlalu mirip dengan Thor.
Overall, meski gagal menghadirkan adegan klimaks yang baik, perkembangan karakternya yang lemah, hingga akting Stewart yang sangat mengganggu itu, SWATH masih cukup berhasil memenuhi ekspetasi para penontonnya dengan konsep cerita yang sangat menarik, tampilan visual yang amazing, akting cemerlang dari Charlize Theron, dan tensi ketegangan yang terus terjaga berkat adegan aksinya yang cukup tergarap dengan baik itu.
Yes, It’s much better than Mirror Mirror, but SWATH is not the greatest Snow White adaptation of them all.
7 comments
Haha... "takut dibilang banci", kocak bro... Hmmm, gw cowok bukan ya??? :D
ReplyDeleteBtw, kalo bagi gw sich justru cantikan Kristen kemana2... Selain mank lebih muda, ya emank lebih cute gituu.. xixixixi... ;)
Lu jelas cowok la, namanya aja jg fanboy. Haha. Klo gw jauh lebih suka charlize theron. Stewart sebenarnya lumayan cantik, tapi wajahnya serem dan mulutnya gak bisa nutup :'(
ReplyDeleteMasih lebih cantik si Snow White di Mirror Mirror ya bro... Memang sih semalam saya nonton cukupkaget dengan EDNINGnya yang... Buset..!! Kok cuma gitu? Ga sebanding dengan apa yg udah disuguhkan selama 1,5 jam. Btw, saya fans setiamu. Selalu lihat review-mu sebelum nonton. Oh, ya aku tunggu kabar si Madagascar 3D-nya yah..! Cayo!!
ReplyDeleteKlo Lily Collins memang cocok jadi Snow White. Cantik, manis dan lembut. haha. Sayang, filmnya jelek.
ReplyDeleteTrims ya sudah jadi pembaca setia blog gw. hehe. Udah di-follow dan like facebook fanpage-nya belum? ;)
hahaha iyah, bagian si stewart ini "melongo" sepanjang film SUKA BANGAT... dan ke bela an nya emang ga bisa di pungkiri.. damn! tau gitu suruh chloe moretz ajah deh hahaha eh, neng chloe mah ga masuk katagori "cakep nya putri salju" yah hahahhaa..
ReplyDeleteNice job Bro!
Aku suka blog u bro , selalu liat review baru nonton hehehe... Buat tafsiran aja , jd gag perlu bimbang ni film bagus apa kagak :)
ReplyDeleteThanks a lot!! Rajin" berkunjung ya! :D
ReplyDeleteJust do it.