"A man only drinks like that when he's planning to kiss a girl or kill a man. Which is it?" -Henry SturgessSebagian besar masyarakat mungkin akan menganggap bahwa film berjudul ‘Abraham Lincoln Vampire Hunter’ (ALVH) ini sebagai pertanda bahwa Hollywood benar - benar kehabisan ide hingga menjadikan salah seorang presiden terkenal Amerika Serikat ini sebagai pembasmi vampire (keluarga Cullen masih aman di hutan). Namun, seperti yang kita semua ketahui, film ini adalah hasil adaptasi dari novel tulisan Seth Grahame Smith yang sangat terkenal di Amerika sana. Dengan ide cerita yang tidak biasa ini, apakah ALVH berhasil membuat para penonton terpesona atas kekreatifan Smith mengalternasi kisah sejarah Abraham Lincoln, atau justru terpuruk seperti film adaptasi graphic novel ‘nyeleneh’ lainnya, “Cowboys and Aliens” tahun lalu?
Dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika dan Cina, Indonesia adalah salah satu negara yang sangat jarang mengangkat kisah sejarah negaranya sendiri ke medium film. Hal - hal yang selalu dijadikan alasan oleh para sineas tanah air adalah besarnya budget pembuatan yang dibutuhkan ataupun kontroversi yang akan ditimbulkan apabila film tersebut sedikit banyak mengangkat isu - isu yang sensitif. Belum lagi kegagalan trilogi Merah Putih untuk menutup biaya produksi-nya yang konon sebesar 50-60 milliar rupiah membuat para produser dan petinggi studio lebih memilih untuk bermain di jalur aman (baca : membuat film horror esek esek). Dan untuk tahun ini, giliran Garin Nugroho yang mengangkat kisah perjuangan bangsa Indonesia ke layar lebar dengan budget sebesar 12 miliar. Apakah film ini akan sukses baik secara kualitas dan perolehan rupiahnya? Let’s find out.
"Or How I Spent My Summer Vacation"
Bagi yang belum tahu, Get the Gringo adalah film terbaru Mel Gibson yang diharapkan bisa membuat dirinya dilirik lagi oleh Hollywood dan para pecinta film. Sayangnya, film tersebut gagal diedarkan di bioskop - bioskop Amerika dan langsung direct-to-video. Untuk film - film “normal”, hal tersebut bisa menjadi pertanda bahwa kualitas filmnya sangat buruk dan tidak layak tonton. Namun, tidak halnya dengan film Get The Gringo. Hal ini lebih disebabkan oleh aktor utamanya sendiri, Mel Gibson, yang sudah terlanjur dibenci oleh masyarakat Amerika. Sedangkan untuk pasar internasional, Get The Gringo masih bisa masuk di bioskop karena Mel Gibson dipercaya masih mempunyai nama di luar Amerika, termasuk Indonesia. Apakah kegagalan film tersebut untuk masuk di bioskop Amerika juga disebabkan oleh kualitas filmnya yang buruk? Let’s find out.
Memilih untuk membeli tiket versi 3D atau 2D adalah pilihan yang sulit mengingat tidak semua film memiliki efek 3D yang baik. Saya akan membantu anda untuk menentukan apakah film A Monster in Paris layak disaksikan versi 3Dnya atau tidak.
*reserved*
Apakah installment ketiga Madagascar ini sanggup memberi nafas baru pada franchise animasi milik Dremworks ini, atau justru membuat penonton bosan dengan pengulangan formula dari dua predecessor-nya? Let’s find out.
Sequel terbaru dari salah satu franchise animasi DreamWorks, Madagascar : Europe's Most Wanted, akhirnya rilis di bioskop. Apakah efek 3D dalam film ini setara dengan harga tiketnya yang mahal?
Apakah Prometheus sanggup memenuhi harapan para fans Alien dan genre Sci-fi? Atau film ini justru merupakan pertanda bahwa Ridley Scott sudah kehilangan sentuhannya di genre sci-fi yang telah membangkitkan namanya itu?
Prometheus adalah ajang kembalinya Ridley Scott ke genre sci-fi setelah terakhir membesut Blade Runner 30 tahun silam. Dengan menggunakan "mainan" barunya (kamera 3D), apakah Ridley Scott berhasil memberi 3D experience yang sesuai dengan harga tiket 3Dnya yang mahal itu?
SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012) : NOT THE GREATEST ADAPTATION OF THEM ALL
3 stars movie 6/05/2012 12:40:00 AM
Apakah Snow White and the Huntsman film adaptasi dongeng yang berkualitas? Atau hanya mengandalkan daya tampil visual seperti halnya Alice in Wonderland karya Tim Burton dan Mirror - Mirror?
Bersetting di tahun 2079, Snow (Guy Pearce) adalah seorang agen pemerintah yang dituduh telah melakukan pembunuhan terhadap salah satu rekannya yang tidak pernah ia lakukan. Hal ini membuatnya akan dipenjara seumur hidup di MS One, sebuah penjara luar angkasa dengan keamanan yang sangat ketat. Namun, untungnya, salah seorang pemimpin organisasi agen pemerintah, Shaw (Lennie James), memberi kesempatan kepada Snow unttk menebus “kesalahannya” itu dengan menerima misi membebaskan Emilie Warnock (Maggie Grace), seorang putri Presiden yang tengah ditawan oleh sekelompok kriminal berbahaya yang berhasil menguasai penjara MS One ketika ia melakukan misi sosial di sana. Mau tidak mau, Snow pun menerima misi penyelamatan tersebut, sekaligus menuntaskan misi pribadi-nya sendiri yang ia percaya dapat membersihkan nama-nya.