Menentukan pilihan untuk menyaksikan film dalam format 3D atau 2D memang masih dirasa sulit, meski pihak grup 21 telah menyetarakan harga tiket masuknya. Sebagian besar orang akan memilih format reguler dengan alasan kacamata 3D-nya yang mengganggu atau karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara format 3D dengan 2Dnya. Tapi ada juga orang-orang yang menunggu 'korban' untuk diwawancarai, apakah film tersebut layak untuk disaksikan dalam format 3D atau tidak.
Jika anda termasuk di kategori yang ke-2, selamat, anda sudah datang di tempat yang tepat.
Note : saya TIDAK mereview filmnya dalam post ini.
2014 / Indonesia / Lucky Kuswandi / 90 Minutes / 1.85:1 / R
Ada tiga hal yang langsung muncul di benak saya ketika mendengar kata 'Jakarta'. Hal pertama, jelas, dia adalah ibukota Indonesia, pusat dari segala corak dan sistem pemerintahan di Tanah Air. Dia adalah jantung yang siap memompa segala hal ke seluruh pembuluh negara Indonesia. Hal kedua, tentu saja, kepadatan lalu lintasnya. Media asing sering menyebutnya sebagai salah satu kota paling sibuk dengan tingkat polusi tertinggi di dunia; yang tentunya tidak terlalu mengherankan, karena hampir setiap penduduk di sana mempunyai kendaraan pribadi. Yang terakhir, adalah bagaimana kota ini begitu identik dengan banjir, kejahatan, dan infrastrukturnya yang tidak karuan. Bahkan penduduknya sendiri pun membicarakan hal serupa di jejaring-jejaring sosial.
Menentukan pilihan untuk menyaksikan film dalam format 3D atau 2D memang masih dirasa sulit, meski pihak grup 21 telah menyetarakan harga tiket masuknya. Sebagian besar orang akan memilih format reguler dengan alasan kacamata 3D-nya yang mengganggu atau karena tidak ada perbedaan yang signifikan antara format 3D dengan 2Dnya. Tapi ada juga orang-orang yang menunggu 'korban' untuk diwawancarai, apakah film tersebut layak untuk disaksikan dalam format 3D atau tidak.
Jika anda termasuk di kategori yang ke-2, selamat, anda sudah datang di tempat yang tepat.
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.
2014 / Columbia Pictures / US / Phil Lord & Chris Miller / 112 Minutes / 2.39:1 / R
Seperti yang sudah dilansir di akhir film pertamanya, Jenko (Chaning Tatum) dan Schmidt (Jonah Hill) kini mendapat misi dari divisi 22 Jump Street untuk menyamar sebagai mahasiswa dan menemukan supplier narkoba jenis baru, why phy, yang tengah marak beredar di kampus-kampus.