TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK (2013) : VISUALISASI SEBUAH AMBISI DAN ESENSINYA
3 stars movie 12/29/2013 05:04:00 PM2013 / Indonesia / 163 Minutes / Sunil Soraya / 2.39:1 / PG-13
Mengadaptasi novel klasik buah karya anak bangsa bukanlah perkara mudah. Berbeda dengan negara-negara lain yang juga kaya akan budaya literatur seperti Amerika, Cina, dan Prancis, negara Indonesia terdiri dari banyak suku, logat, dan tata bahasa yang tersebar di beribu-ribu pulaunya dengan tingkat perkembangan dan perubahan di dalamnya yang sangat pesat.
Maaf udah jarang update blog ini karena gw lagi sibuk nulis novel pertama gw dan sibuk bikin film (cieh). Dan begitu update, nulisnya dengan tata bahasa acak-acakan seperti ini. Maaf, tetapi saya benar-benar lelah bercerita dengan bahasa Indonesia yang formal dan sesuai dengan EYD edisi terbaru. Gw pingin cerita sesuatu. Akhirnya gw berhasil bikin film pertama gw, judulnya Cents. Durasinya cuman 18 detik sih, supaya legible di kompetisi Wow 10 Seconds. Ceritanya gw tulis sendiri dan filmnya juga gw sutradarain sendiri bareng beberapa sahabat yang sukarela bantu gw : Vincent Jose (Director of Photography), Christian Pramudia, dan Ade Kusuma. Pemainnya : Indra Pramujito [Itol] MC kondang yang baru aja ulang tahun kemarin (happy birthday bro!) dan Zaenal yang luar biasa gokilnya.
2013 / Warner Bros. Pictures / Peter Jackson / US / 2.39:1 / 161 Minutes
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas?
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.
2013 / 20th Century Fox / US / Ridley Scott / 117 Minutes / 2.39:1 / R
Apa yang ada di benakmu ketika mendengar nama Ridley Scott dan penulis pemenang Pulitzer Prize, Cormac McCarthy? Dan keterlibatan aktor-aktris kondang seperti Michael Fassbender, Cameron Diaz, Penelope Cruz, Javier Bardem, dan Brad Pitt yang berkumpul menjadi satu dalam film besutannya? Ya, meski kalian bukan fans berat salah satu, atau semua dari orang-orang yang terlibat, film yang didirikan oleh tim maut seperti ini jelas sanggup menaikkan ekspetasi para pecinta film dan bahkan masyarakat awam sekalipun, bahwa The Counselor bukanlah sesuatu yang dapat dipandang sebelah mata.
2013 / US / Jon Turteltaub / 105 Minutes / 2.39:1 Aspect Ratio / PG-13
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas?
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.
2013 / Warner Bros. Pictures / US / Alfonso Cuaron / 90 Minutes / 2.39:1 / PG-13
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas?
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.
2013 / Universal Pictures / US / Ron Howard / 121 Minutes / 2.39:1 / R
2013 / Sony Pictures / US / James Wan / 106 minutes / 2.39:1 / PG-13
2013 / Europa Corp. / France / Luc Besson / 111 Minutes / 2.39:1 / R
2013 / Universal Pictures / US / David Twohy / 119 Minutes / 2.39:1 / R
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan!
Note : saya SEDIKIT membahas isi filmnya dalam post ini.
Berikut 10 film summer terbaik tahun ini, plus beberapa award iseng-iseng versi Cinephile’s Diary. Spoiler alert : tidak ada film superhero dalam daftar kali ini.
2013 / Sony Pictures / US / Neill Blomkamp / 107 Minutes / 2.39:1 / R
“I know what makes you a boy. Your bald head. It’s really smooth. Sometimes I stare at it, I imagine a little chick popping out. Peep-peep-peep-peep.” -Agnes.
2013 / Hindi / Rohit Shetty / 141 Minutes / R / 2.39:1
2013 / Indonesia / 98 Minutes / Danial Rifki / 1.85:1 / PG
Jika Hollywood menjadikan momen Summer sebagai ladang subur untuk menanam dan menuai investasi besar-besarannya, maka libur Lebaran dapat dikatakan sebagai Summer Momment bagi para produser film Indonesia untuk merilis film-film unggulannya. Penggusuran film-film blockbuster Hollywood dari slot XXI dan Blitzmegaplex biasanya mulai dilakukan pada hari awal libur Lebaran demi memberikan layar sebanyak-banyaknya untuk memutar film-film unggulan tersebut--ya gampangannya, gantian dengan film dari negeri sendiri.
2013 / US / 20th Century Fox / 126 Minutes / James Mangold / 2.39:1 / PG-13
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan!
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.
2013 / Warner Bros. Pictures / US / 131 Minutes / Guillermo del Toro / 1.85:1 / PG-13
Guillermo del Toro memang bukan nama yang sering kita baca bersamaan dengan gelar "directed by" di depannya. Mungkin total hanya ada 8 film yang pernah disutradarainya, termasuk film terbarunya, Pacific Rim. Tetapi di antara para geeks, fanboys, pecinta film dan bahkan para petinggi studio sekalipun, del Toro adalah sosok yang sangat dihormati. Imajinasi dan keatifitasnya yang tak terbatas telah bertanggung jawab besar atas kesuksesan film-film animasi DreamWorks di mana ia sering duduk di kursi produser dan berperan sebagai creative consultants, ditambah lagi dengan film-film horror supranatural populer yang diproduserinya seperti The Orphanage, Mama, Don’t be Afraid of the Dark, sampai film aksi petualangan fantasi berkelas seperti The Hobbit Trilogy yang hampir disutradarainya, Hellboy 1-2, dan Pan's Labyrinth yang telah menganugerahinya nominasi piala Oscar. He got all that under his belt.
2013 / 149 Minutes / Gore Verbinski / US / 2.39:1 / PG-13
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan!
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.
Seperti biasa, Comic-Con 2013 kembali menjadi ajang para studio besar untuk memperkenalkan film-film blockbuster-nya yang akan dirilis akhir tahun nanti atau musim panas tahun depan--untuk film-film yang jauh lebih besar. Salah satu franchise yang mengambil kesempatan ini adalah The Amazing Spider-Man 2.
2013 / 98 Minutes / Pierre Coffin & Chris Renaud / US / 1.85:1 / PG
2013 / 105 Minutes / Various Directors / Indonesia / 1.78:1-2.55:1 / PG-13
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan!
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.
2013 / 110 Minutes (with “The Blue Umbrella” short) / Dan Scanlon / US / 1.85:1 / G
Marc Forster (Director) and Brad Pitt |
Inilah tiga alasan mengapa saya tidak menyaksikan World War Z dalam format 3D, dan mengapa anda juga harus melakukan hal yang serupa.
1. Shaky Cam
Teknik shaky cam (gambar bergoyang), apabila digunakan dalam dosis yang wajar, memang berhasil menaikkan tensi dan cocok untuk diimplementasikan dalam genre thriller agar penonton merasa lebih terlibat dalam alur ceritanya, tetapi untuk sebuah film 3D, it's a big no no. Shaky cam dalam film 3D dapat menyebabkan kepala pusing, sakit mata, dan gangguan pencernaan dan koordinasi tubuh.
2. The Editing
Apabila anda pernah menyaksikan Quantum of Solace dan Machine Gun Preacher, maka anda kurang lebih sudah mengenal betul gaya adegan aksi Marc Forster : cepat, shaky, dan banyak menggunakan teknik quick cut. Perpindahan adegan yang cepat tentu membuat efek depth dan pop out-nya tidak dapat tampil maksimal, dan ia juga memberi sumbangsih yang cukup besar atas ketidaknyamanan yang anda rasakan.
3. It was Never Intended to be a 3D movie, until...
Inilah bagian yang terpenting. Paramount mengejutkan semua orang (dan mungkin Marc Forster sendiri) bahwa mereka memutuskan untuk mengkonversi World War Z ke dalam format 3D agar film ini dapat lebih berbicara banyak di box office internasionalnya dan tidak mengalami kerugian yang terlalu besar; sama seperti yang mereka lakukan terhadap film G.I Joe 2 : Retaliation. Parahnya, Marc Forster tidak pernah mengantisipasi keputusan Paramount tersebut pada saat proses syuting, jadi ya, efek 3D film ini akan sangat buruk.
2013 / 115 Minutes / US / Marc Forster / 2.39:1 / PG-13
2013 / US / 143 Minutes / Zack Snyder / 2.39:1 / PG-13
Hello there. Long time no see you guys. Well, I'm still alive, and this blog is also still alive. But, you know, I have some situations--every student's situation actually, so I couldn't write any movie review or any kind of post on this blog for a while. And I'm so sorry for that. But here I am, I'm back.
Okay, back to our topic. So, for those who have read all my post on this blog, I believe you have seen my "Summer Movie Preview Part 1" that was published last May. Beside some general informations and summaries for these big-budget blockbuster hollywood cash-cows, I've actually put some box office and also rottentomatoes score prediction. So, how is the prediction? Let's admit it. I'm quite brilliant on this.Daftar nominasi dan prediksi pemenang Festival Film Bandung 2013, khusus kategori penghargaan untuk film-film bioskop Indonesia.
Kabarnya penentuan pemenang Indonesian Movie Awards 2013 atau #IMA2013 berada di tangan para penonton, bukan dari para juri lagi. Agak mengecewakan memang karena tingkat keseruannya berkurang drastis, belum lagi kampanye dan kucuran uang dari pihak para nominator menjadi lebih gila-gilaan. Tapi ya sudahlah, toh gw pribadi juga tidak berniat untuk ikut voting (biaya SMSnya mahal). Cuman kalau disuruh milih, dengan senang hati gw akan nge-share pilihan-pilihan gw di post ini. Jangan dicerca ya. Sekali lagi, ini BUKAN PREDIKSI pemenang.
HUMMINGBIRD
2013 / 110 Minutes / Steven Knight / UK / 2.39:1 / R
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuk. Ya kalau dulu punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang adalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut melalui kacamata hitam yang sangat annoying itu demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan!
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.
EVIL DEAD
2013 / 90 Minutes / Fede Alvarez / US / 2.39:1 / R
Evil Dead adalah sebuah legenda. Film debut sutradara Sam Raimi ini telah mengambil hati ribuan penonton sejak masa perilisannya 32 tahun silam hingga sudah menjadi sebuah keharusan tersendiri untuk menyaksikan ketiga serinya setiap malam Halloween. Jangan lupakan pula sumbangsih besarnya terhadap formula film-film horror sampai saat ini bersama dengan kawan-kawan sejawatnya seperti Nightmare on Elm Street, Friday the 13th, dan Texas Chainsaw Massacre.
Setelah mendengar kabar di Twitter bahwa beberapa orang tua telah membuat anak-anaknya sakit jiwa karena mengajak mereka menonton Evil Dead di bioskop, hati gw tergerak untuk membuat parent's guide khusus untuk film-film dewasa seperti ini yang sekiranya dapat menjelaskan konten-konten yang tidak cocok untuk dikonsumsi anak-anak. Bahkan remaja pun gw rasa juga perlu baca untuk mempersiapkan diri mereka.
WHAT THEY DON’T TALK ABOUT WHEN THEY TALK ABOUT LOVE (2013) : CURIOSITA TENTANG CINTA
5 stars movies 5/05/2013 04:45:00 PM
WHAT THEY DON’T TALK ABOUT WHEN THEY TALK ABOUT LOVE
2013 / 110 Minutes / Mouly Surya / Indonesia / 2.39:1 / R
Setelah berhasil mengumpulkan hype yang menyebar di kalangan para pecinta film di tanah air berkat prestasinya sebagai film Indonesia pertama yang berhasil lolos seleksi di Sundance Film Festival, What They Don’t Talk About When They Talk About Love akhirnya dirilis secara terbatas di bioskop tanah kelahirannya sendiri.
IRON MAN 3
2013 / 130 Minutes / Shane Black / US / 2.39:1 / PG-13
Ada sebuah rahasia mengapa film Iron Man jauh lebih populer apabila dibandingkan dengan film-film aksi solo para anggota geng Avengers lainnya. Ya tentu selain dibantu oleh ketenaran komiknya, film tersebut juga memiliki seorang Robert Downey Jr., sosok aktor yang karismanya telah berperan sangat besar dalam membuat film Iron Man menjadi begitu memorable.
Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat meski pihak grup 21 sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuk. Ya kalau dulu punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang adalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut melalui kacamata hitam yang sangat annoying itu demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? Well, post ini saya harapkan dapat semakin mempermudah kalian untuk mengambil keputusan!
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.
Panas memang menjengkelkan. Dan tidak ada seorang pun yang hidup di tanah air ini menyukai udara panas. Tetapi apabila kalian menambahkan kata "musim" di depannya, maka semuanya langsung berubah drastis menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan dan dinantikan oleh hampir semua penduduk metropolitan. Musim panas adalah waktu liburan di pertengahan tahun yang sangat menyenangkan. Bagi para manusia muda yang masih mengenyam pendidikan, musim panas merupakan saat di mana mereka dibebas-tugaskan dari tuntutan ilmu. Sedangkan bagi para pecinta film, musim panas adalah saat yang terbaik untuk membakar uang di bioskop.
BEAUTIFUL CREATURES
2013 / 124 Minutes / Richard LaGravenese / US / 2.39:1 / PG-13
Demam Harry Potter-Twilight yang melanda kaum eksekutif Hollywood ternyata masih belum menunjukkan tanda-tanda penyurutan meski kedua franchise tersebut sudah menuturkan ceritanya sampai tuntas. Untuk tahun ini saja, di luar film-film adaptasi dongeng klasik yang juga lagi ngetren, cukup banyak film-film-fantasi-yang-berharap-menjadi-franchise akan dirilis di bioskop; termasuk Beautiful Creatures--yang akan kita bahas kali ini, sampai sequel Percy Jackson dan The Hunger Games yang sudah angkat nama terlebih dahulu. Apakah Beautiful Creatures berhasil meluncurkan franchise baru seperti harapan para petinggi Warner Bros.?
OBLIVION
2013 / 126 Minutes / Joseph Kosinski / US / 2.39:1 / PG-13
Film-film Science Fiction memang sering menyapa para penonton di bioskop hampir setiap bulan. Beberapa di antara kalian mungkin akan segera memutar otak, mengingat-ingat film sci-fi apa saja yang sudah kalian saksikan tahun ini. Ya, dan itu cukup sulit bukan? Jembatan pembeda antara genre sci-fi dengan genre-genre lain kian lama kian terasa blur. Hollywood sudah terlalu bekerja keras untuk mencampur-aduk beragam aspek hingga film dengan genre-genre yang spesifik pada satu jenis saja sudah tidak dapat berdiri sendiri lagi, bahkan nyaris punah.
G.I JOE RETALIATION
2013 / 110 Minutes / Jon M. Chu / US / 2.39:1 / PG-13
Beautiful. |
THE HOST
2013 / 130 Minutes / Andrew Niccol / US / 2.39:1 / PG-13
The Host, by any means, memang bukan ditujukan sebagai sequel langsung dari The Twilight Saga. Bahkan sangat jauh dari kata spin-off. Stephenie Meyer, sang penulis novel The Host sendiri, juga menyatakan bahwa The Host adalah kisah tentang cinta terbarunya dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan dunia Twilight. Sedangkan Hollywood melihatnya sebagai mesin pencetak uang karena nama “besar” Stephenie Meyer dan kenyataan bahwa The Host adalah penerus kedigdayaan Twilight Saga-nya. Well, apapun itu, para lelaki tetap akan menganggapnya sebagai sequel dari penderitaan mereka selanjutnya karena sang penulis ternyata masih belum mau hengkang untuk menelurkan kisah cinta lebay yang tidak masuk akal. Sedangkan kaum hawa, sebagian besar dari mereka sudah pasti siap untuk melahap apapun yang dibuat oleh Stephenie Meyer. Jadi, siapakah yang benar dan siapakah yang salah?
Ok, this is maybe the craziest, the most bizarre post that I have ever written on my blog. But I have to write it in here just so you know that I wasn’t joking yesterday. Some of you won't believe my story because it may feels like a fake story with too much coating (my friends were also not believing me. They thought my blackberry, whatsapp and twitter were being hacked!) but this is absolutely a 100% true story that me and my family would never forget. And beware, there’re a lot of swearing in this post.
List ini mungkin termasuk sangat terlambat karena para movie blogger lain sudah banyak yang mengumumkan list film terbaiknya, apalagi award season juga sudah resmi ditutup dengan perhelatan Oscar akhir Februari lalu. Well, bukannya malas atau nunggu contekan saja, gw memang tipe orang yang perfeksionis termasuk dalam hal cinematic experience. Gw sangat mengutamakan impresi utama ketika menyaksikan film dan hal ini hanya bisa diperoleh secara maksimal apabila film tersebut disaksikan di bioskop tanpa ada gangguan dari sana-sini (okelah, paling hanya ABG-ABG labil yang egois main BB sendiri). Dan berhubung jaringan bioskop Indonesia memang senangnya mengeluarkan film-film bagus di awal tahun (yang jadwal rilisnya belum jelas gw terpaksa nonton dengan cara lain), maka gw terpaksa harus mengundur list ini sampai at least semua film nominasi Oscar sudah dirilis di bioskop.
OZ THE GREAT AND POWERFUL
2013 / Black & White - Color / 130 Minutes / Sam Raimi / US / 1.37:1 - 2.39:1 / PG
Apakah Oz the Great and Powerful layak disaksikan di layar bioskop dalam format 3D? Post ini akan membantu anda untuk mengambil keputusan!
Note : saya tidak membahas isi filmnya dalam post ini, hanya kualitas efek 3Dnya saja.