THOR THE DARK WORLD (2013) : 3D REVIEW

11/04/2013 02:43:00 PM



Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? 
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (October 30, 2013)

Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda dengan anda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut karena terkadang beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) juga bisa terjadi 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana di bioskop.

3D Technology : Dolby Digital 3D

Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D di bioskop jaringannya. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda sehingga otomatis pengalaman menonton kemungkinan besar juga berbeda.

Shot in 3D : NO

Sama seperti film-film Marvel sebelumnya, Thor The Dark World dikonversi ke format 3D.


Brightness : 4/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 
Tingkat brightness film ini cukup baik, tetapi tidak sempurna. Hal ini paling terlihat pada scene penjara bawah tanah Asgard dan tempat tinggal Malekith yang didominasi oleh warna gelap.

Depth : 2.5/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Cukup mengecewakan, mengingat sebagian besar film ini berlatar CGI yang jelas dapat dikembangkan dengan baik untuk format 3D. Ntah kenapa, efek depth Thor The Dark World tidak jauh berbeda dengan predesesornya ataupun Iron Man 3 kemarin.

Pop Out : 0.5/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.

Nyaris tidak ada efek pop-out sama sekali, kecuali anda tersugesti bahwa segala debu, percikan api, itu benar-benar keluar layar.

Health : 5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 

Worth It? NO

Lebih pada bisnis daripada kualitas cinematic experience-nya, Thor : The Dark World versi 3D dan IMAX 3D dibuat hanya untuk menggembungkan pundi-pundi para petinggi Disney dan Marvel. Tidak direkomendasikan bagi kalian-kalian yang tidak suka memakai kacamata 3D. 




You Might Also Like

0 comments

Just do it.