Nama besar dan uang itu memang penting, apalagi di Hollywood. Para penggemar Tim Burton jelas tahu bahwa ia sempat dipecat oleh Disney pada tahun 1980-an karena masalah film pendek berjudul Frankenweenie yang ia buat. Film tersebut dianggap sangat menakutkan bagi anak - anak dan merugikan Disney. Seorang Tim Burton yang saat itu masih belum punya nama, langsung “diusir” begitu saja. Nyaris dua puluh tahun kemudian, here it is, Tim Burton telah duduk di puncak karirnya dan memberikan keuntungan dahsyat kepada Disney lewat film Alice in Wonderland tahun 2010 lalu. Disney pun menjilat ludahnya sendiri dan mengabulkan ‘permintaan’ Tim Burton untuk membuat ulang Frankenweenie dalam format animasi stop motion dan siap dirilis untuk memeriahkan bulan Halloween tahun ini.
"I am fate with a badge and a gun. Behind my badge is a heart like yours. I bleed, I think, I love, and yes I can be killed."
Kisah mengenai polisi - polisi di Amerika mungkin adalah salah satu kisah yang paling sering diangkat ke medium film tetapi jarang memiliki film “adaptasi” yang benar - benar bagus. Hal ini tidak jauh karena formulanya yang begitu - begitu saja; lazy and uninspiring--kata kritikus, seperti pertempuran antar geng, polisi korup, memburu buronan yang susah ditangkap, dan lain sebagainya. Beragam treatment baru pun mulai dilakukan, paling sering sih mengetengahkan sepak terjang dua orang polisi (buddy-cop) ataupun dengan balutan komedi (contohnya 21 Jump Street). Tetapi kalau dibuat bergaya ala mockumentary (dokumenter palsu), sejauh ini baru End of Watch yang sukses menarik perhatian masyarakat film. Apakah film ini berhasil meniupkan angin segar terhadap film bergenre buddy-cop yang sudah mulai usang ini?
Post ini ditulis secara eksklusif untuk membantu teman - teman VCD UC angkatan 2010 yang mendapat tugas menganalisis film The Dark Knight Rises untuk mata kuliah Communication Process. Mengingat tema dan cerita yang diangkat film ini cukup berat serta mengambil kesempatan untuk meningkatkan traffic blog, saya berusaha membantu dengan menuliskan 3-part analisis yang mengacu pada pertanyaan - pertanyaan yang diberikan oleh Mr. Michael N selaku dosen pengajar Communication Process. Semoga berguna bagi teman - teman. =)
Post ini ditulis secara eksklusif untuk membantu teman - teman VCD UC angkatan 2010 yang mendapat tugas menganalisis film The Dark Knight Rises untuk mata kuliah Communication Process. Mengingat tema dan cerita yang diangkat film ini cukup berat serta mengambil kesempatan untuk meningkatkan traffic blog, saya berusaha membantu dengan menuliskan 3-part analisis yang mengacu pada pertanyaan - pertanyaan yang diberikan oleh Mr. Michael N selaku dosen pengajar Communication Process. Semoga berguna bagi teman - teman. =)
Bukan rahasia lagi kalau tujuan utama segala upaya remake yang dilakukan Hollywood adalah demi meningkatkan kembali kepopuleran franchise mereka yang pernah berjaya bertahun - tahun lalu dan juga mengumpulkan (banyak) uang dari para fans - fans setia ataupun para pecinta film generasi baru yang belum bernafas pada saat franchise tersebut booming di dunia.
Dear Neptunus,
Sepertinya baru saja kemarin Perahu Kertas tayang di bioskop, part 2-nya tiba - tiba sudah siap diputar mulai tanggal 4 Oktober lalu. Mungkin agar hype para agen neptunus tidak keburu luntur ya? Meski sejak awal film ini direncanakan untuk menjadi dua bagian, banyak yang menyangsikan kalau Perahu Kertas ini akan terasa diulur - ulur dan menjadi sekedar mesin uang, mengingat novelnya sendiri yang tidak terlalu tebal sehingga harus dibagi dua bagian (dengan alasan agar tidak kehilangan esensinya). Apakah Dee dan Hanung berhasil menutup kisah cinta Kugy dan Keenan ini secara memuaskan terlebih bagi para penonton yang belum membaca novelnya?
Apakah Finding Nemo layak disaksikan kembali di layar bioskop dalam format 3D? Atau hanya sekedar mesin uang instan bagi Disney?
Keuntungan ratusan juta dollar jelas membuat para produser dan studio kalap bukan main, apalagi kalau rejeki itu datangnya dari film yang sama sekali tidak “ditujukan” untuk menjadi mesin uang. Salah satunya adalah film berjudul Taken ini. Jalan ceritanya sendiri cenderung sangat cliche dan sebenarnya sudah selesai di film pertamanya, sehingga banyak para cinephiles yang kebingungan apa sebenarnya yang akan disajikan produser Luc Beeson dalam sequelnya ini.