GRAVITY (2013) : 3D REVIEW

10/08/2013 06:54:00 PM



Menentukan pilihan untuk menyaksikan versi 3D atau 2Dnya memang masih terasa sulit di tengah masyarakat, meski pihak grup 21 sekarang sudah mempermudahnya dengan menyetarakan harga tiket masuknya. Ya, kalau dulu kita punya alibi tentang masalah perbedaan harga, sekarang yang ada hanyalah masalah kualitas : apakah efek 3Dnya sanggup memberikan movie experience yang luar biasa, yang tidak dapat kita peroleh dari versi regulernya (2D) sehingga kita diharuskan untuk menyaksikan film tersebut dalam format 3D demi mendapatkan experience yang diharapkan sang sineas? 
Note : saya TIDAK membahas isi filmnya dalam post ini.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (October 4, 2013)

Tiap bioskop memiliki teknisi dan kualitas studio yang berbeda-beda sehingga pengalaman menonton saya kemungkinan juga akan berbeda dengan anda apabila anda menyaksikannya di bioskop lain. Saya juga sengaja mencantumkan tanggal saya menyaksikan film tersebut karena terkadang beragam bentuk perbaikan (upgrade software, firmware, pengaturan ulang, kalibrasi, dsb) juga bisa terjadi 1-2 hari setelah film tersebut tayang perdana di bioskop.

3D Technology : Dolby Digital 3D

Dolby Digital 3D adalah teknologi 3D yang digunakan oleh Cinema 21. Sedangkan Blitzmegaplex menggunakan teknologi Real-D 3D di bioskop jaringannya. Keduanya adalah teknologi 3D yang berbeda sehingga otomatis pengalaman menonton kemungkinan besar juga berbeda.

Shot in 3D : YES

Alfonso Cuaron rela menunggu 4 tahun sampai teknologi visual effects dan teknologi kamera 3D yang ada sanggup untuk memvisualisasikan imaginasi-nya secara sempurna di layar bioskop. 


Brightness : 5/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap. 
99% dari film Gravity bersetting di angkasa luar yang didominasi warna hitam dan nuansa yang sangat dark. Tetapi permasalahan yang sering menjadi momok para sineas Hollywood ini sama sekali tidak mempengaruhi tingkat kecerahan Gravity 3D. Semua detil terlihat sangat jelas tanpa adanya penurunan warna yang signifikan meski kita menyaksikannya dari balik kacamata 3D. Luar biasa!

Depth : 5/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.

Satu lagi hal mustahil yang berhasil dibantah habis-habisan oleh Alfonso Cuaron dan cinematographer Emmanuel Lubezki : bagaimana mungkin menciptakan sebuah efek depth yang terasa begitu nyata dengan setting angkasa luar yang hanya terdiri dari warna hitam dan titik-titik putih? 
Believe me, anda harus menyaksikan film ini dengan panca indera kalian sendiri. Seusai nonton, jangan bingung kalau anda masih berada di bumi. 

Pop Out : 5/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.

Banyak bukan berarti bagus. Dan sedikit bukan berarti jelek. Efek pop-out Gravity memang hanya tampil di dua-tiga scene saja di sepanjang film, tetapi berkat teknik long take dan detil visual effects-nya yang luar biasa, refleks anda akan bekerja maksimal ketika serpihan ledakan satelit dan benda-benda yang melayang melewati dan menabrak wajah anda. 

Health : 5/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut. 

Worth It? YES

Gravity adalah satu dari segelintir film yang wajib untuk disaksikan dalam format 3D--dan kalau bisa di IMAX 3D--demi mendapatkan pengalaman menonton seperti yang diinginkan oleh sang sutradara. Efek depth, pop-out, dan brightness-nya yang digarap dengan hati-hati itu telah berhasil membawa para penonton untuk berjalan-jalan di luar angkasa dan seolah-olah menempatkan mereka di dekat Dr. Ryan Stone di sepanjang film. Bahkan bagi para haters pun, efek 3D film Gravity dijamin tidak akan mengecewakan kalian semua. Highly recommended!



You Might Also Like

2 comments

  1. Setuju banget. Tadinya rada bimbang mau nonton 3D ato enggak (nonton 3D cuma pernah sekali, soalnya pake kacamata double, ribet), akhirnya bela-belain 3D gara2 disuruh orang2. Worth it banget. Harusnya ada yg 4D tuh haha.

    ReplyDelete
  2. opps gravity hasil 3D convert !! bukan shoot in 3D !! coba cari info lebih banyak lg, cuma walpun gk shoot lngsng pkai 3D camera, Gravity sejak awal sudah drencanakan untuk 3D !!kelemahan 3D convert gk bisa terlalu memaksimakan depth,walapun sudah banyak yg bagus, tp tetap saja sperti ada "batasan" depth itu sendiri, ingat adegan ending di danau, ingin lihat depth sempurna n pop out coba cek sadako 3D 2 !!

    ReplyDelete

Just do it.