X-Men First Class Review + Bunch of Screenshots, Posters and Official Clips
7/03/2011 08:44:00 PM
X-Men adalah salah satu franchise kebanggaan milik 20th Century Fox. Seluruh seri-nya laris manis di berbagai belahan dunia dan memunculkan banyak fanbase baru. Saya adalah salah satu yang menyukai franchise film X-Men ini. Sayangnya, 2 film terakhir X-Men, X-Men The Last Stand dan X-Men Origins Wolverine mendapat cercaan dari kritikus, meski secara pendapatan film ini sukses besar.
Semenjak proyek prequel / semi reboot X-Men First Class diumumkan, nasib film ini sangat tidak jelas dan sangat tergesa - gesa dalam proses produksi-nya. Para fans dan penikmat film pun mencaci maki dan memprediksi film ini akan gagal total. Belum lagi cara marketing 20th Century Fox yang payah dengan mengeluarkan poster - poster buruk (untuk ukuran Hollywood), dsb. Meski demikian, ketika trailer pertama film ini dirilis, X-Men First Class langsung mendapat positive buzz dari berbagai kalangan.
1960s.
Charles Xavier adalah seorang mutant dari keluarga kaya raya. Ia baru saja lulus dari kuliahnya dan berusaha mempelajari mutasi dalam dirinya dengan mencari mutan - mutan baru. Mystique, yang merupakan adik angkatnya, juga ikut mendampingi kakaknya dalam pencarian mutan - mutan tersebut. Suatu hari, seorang agen rahasia menemui Charles Xavier untuk meminta bantuan karena ia mengetahui bahwa musuh yang tengah di mata - matainya bukan manusia biasa melainkan mutan - mutan yang tergabung dalam Hellfire Club. Saat penyelidikan berlangsung, Charles bertemu dengan Eric Lessher yang tengah sedang mengejar musuh lamanya yang telah membunuh ibunya, Sebastian Shaw. Sebastian Shaw ternyata adalah orang yang sama yang juga dimata - matai oleh pemerintah. Bersama dengan Eric, Charles membentuk pasukan mutan yang kemudian diberi nama X-Men untuk menghentikan rencana busuk Shaw.
Kala menonton film ini di Golden Village Vivo City, saya tak henti - hentinya mencubit diri saya sendiri. Selain karena sudah berkali - kali bermimpi nonton film ini, X-Men First Class adalah film superhero yang paling saya tunggu tahun ini. Belum lagi masalah pajak film di Indonesia dan review - review super positif dari kritikus, menambah keruh suasana hati, jiwa dan pikiran saya. Bagi kalian mungkin saya lebay, atau apa, tapi di kalangan Cinephile [pecinta film] hal ini sudah biasa :P
Back to topic. Sipnosis di atas hanya menggambarkan film ini sekitar 20% saja dari total keseluruhan demi menjaga kejutan - kejutan yang ada. Ya, bisa dibilang, X-Men First Class adalah film X-Men terbaik dan sekaligus merupakan film terbaik yang pernah saya tonton di luar Inception, Watchmen, Avatar, dsb. Film ini juga memberikan experience yang sangat jarang saya alami, di mana dari awal film hingga akhir, film ini berhasil membuat pandangan saya terpaku terus ke layar. Tentu saja semua ini berkat plot cerita yang sangat baik dan naskah film yang ditulis dengan luar biasa. Kecepatan alur yang diusung juga terasa sangat pas sehingga film ini terasa padat tanpa ada 1 momen pun yang terasa membosankan ataupun kedodoran. Bisa dibilang, 20th Century Fox tidak salah memilih Matthew Vaughn (sutradara Kick-Ass) untuk menduduki kursi sutradara karena menurut saya, ia seperti cloning-an Christopher Nolan yang sama - sama brilliant-nya. Bayangkan dengan waktu produksi yang sangat terbatas ini ia bisa memimpin produksi film ini dengan baik dan hasilnya adalah film yang unggul hampir di semua aspek. Tidak lupa pula bantuan dari Brian Singer yang kini duduk di kursi produser, benar - benar memberi nafas baru terhadap franchise ini.
Selain storyline, performa para bintangnya juga patut diacungi jempol. James Mc. Avoy, dengan aksen British-nya yang kental berhasil menghidupkan karakter Professor X dengan amat baik. Michael Fassbender, pemeran Eric (Magneto) juga menunjukkan bakat James Bond-nya di awal - awal film sehingga tidak mengherankan apabila ia digadang - gadang akan menggantikan Daniel Craig paska film Bond terbaru yang rencananya akan dirilis November 2012. Jennifer Lawrence yang memerankan Mystique semakin menunjukkan bahwa ia memang pantas mendapatkan nominasi Oscar tahun ini. Sedangkan Kevin Bacon yang tampaknya tengah bangkit dari keredupan karirnya juga memerankan Sebastian Shaw dengan brilliant dan membuktikan dirinya adalah aktor yang masih patut diperhitungkan.
Jika kalian berpikir kalau film yang diproduksi terburu - buru akan memiliki visual effects yang buruk, maka anda salah besar. Visual effects dalam X-Men First Class dibuat dengan bagus, walau tidak dahsyat. Sepertinya 20 Century Fox ingin 'nempui' visual effects cacat dari X-Men Origins Wolverine lalu. Yang mengejutkan, adegan aksi yang ditampilkan dalam film ini ternyata cukup banyak dan bagus, tidak seperti dalam trailernya yang terkesan minim adegan aksi.
Apabila anda jeli (rasanya sudah pasti kelihatan deh :hammer) dan menonton salah satu film X-Men yang lama , kostum para X-Men di sini kembali ke akarnya, yaitu berwarna kuning dan biru yang notabene adalah warna kostum asli dalam komik X-Men. Keputusan untuk kembali ke kostum tradisional terasa sesuai dengan setting film ini yang tentunya, serba kuno. Walau ada 1 kostum salah satu tokoh mutan yang baru muncul di akhir film yang terkesan aneh dan konyol (tebak siapa deh).
Meski terlihat sempurna, X-Men First Class memiliki kekurangan yang sebenarnya tidak pernah hilang dan seakan - akan menjadi trademark dari franchise X-Men, yakni : karakter - karakter yang terlalu banyak sehingga ada beberapa yang sama sekali tidak tergali. Memang dari kubu X-Men, karakter mutan yang ada sudah diekspos dengan baik terutama hubungan antara Professor X dengan Magneto, namun dari kubu Hellfire Club, ada beberapa karakter mutan yang tidak diketahui asal - usulnya. Bahkan ada yang tidak pernah berbicara. Ntah ini karena dampak dari proses produksi yang terburu - buru atau apa, tetapi so far saya bisa memaklumi kekurangan ini karena bisa dilihat dari judulnya, X-Men First Class lebih fokus ke awal mula berdirinya X-Men dan kelas pertama dari sekolah Professor X.
Neh, bonus OFFICIAL clip super keyen yang pasti bikin kalian tambah pengen nonton :P
Jangan lupa pasang mupeng ya! XD
[SPOILER ALERT!! Apalagi yang belum menonton film - film X-Men sebelumnya]
-
-
-
-
-
-
Mystique dan Charles berusaha meyakinkan pemerintah bahwa mutant eksis di dunia.
Shaw menyerbu markas pemerintah untuk merekrut mutan - mutan yang dikumpulkan professor X dan Magneto.
Salah satu adegan paling keren dalam film X-Men First Class. Adegan ini adalah adegan klimaks film ini.
Adegan pencarian kapal selam Sebastian Shaw.
Usaha Shaw merekrut mutan - mutan X-Men
Good Question
Pemberian nama para mutan. Ternyata yang mengusulkan nama Professor X dan Magneto adalah Mystique.
Adegan pertemuan Charles dengan mystique untuk pertama kalinya. Mystique diangkat menjadi adik angkat Charles.
Beast dan Mystique saling mencintai. Sayangnya cinta mereka bertepuk sebelah tangan karena berbedaan pandangan hidup.
Inilah awal mula percikan cinta antara Mystique dengan Magneto. Dan akhirnya Mystique mengkhianati kakak angkatnya sendiri.
Adegan pelatihan Banshee menemukan potensi dari kekuatannya.
Semenjak proyek prequel / semi reboot X-Men First Class diumumkan, nasib film ini sangat tidak jelas dan sangat tergesa - gesa dalam proses produksi-nya. Para fans dan penikmat film pun mencaci maki dan memprediksi film ini akan gagal total. Belum lagi cara marketing 20th Century Fox yang payah dengan mengeluarkan poster - poster buruk (untuk ukuran Hollywood), dsb. Meski demikian, ketika trailer pertama film ini dirilis, X-Men First Class langsung mendapat positive buzz dari berbagai kalangan.
1960s.
Charles Xavier adalah seorang mutant dari keluarga kaya raya. Ia baru saja lulus dari kuliahnya dan berusaha mempelajari mutasi dalam dirinya dengan mencari mutan - mutan baru. Mystique, yang merupakan adik angkatnya, juga ikut mendampingi kakaknya dalam pencarian mutan - mutan tersebut. Suatu hari, seorang agen rahasia menemui Charles Xavier untuk meminta bantuan karena ia mengetahui bahwa musuh yang tengah di mata - matainya bukan manusia biasa melainkan mutan - mutan yang tergabung dalam Hellfire Club. Saat penyelidikan berlangsung, Charles bertemu dengan Eric Lessher yang tengah sedang mengejar musuh lamanya yang telah membunuh ibunya, Sebastian Shaw. Sebastian Shaw ternyata adalah orang yang sama yang juga dimata - matai oleh pemerintah. Bersama dengan Eric, Charles membentuk pasukan mutan yang kemudian diberi nama X-Men untuk menghentikan rencana busuk Shaw.
Kala menonton film ini di Golden Village Vivo City, saya tak henti - hentinya mencubit diri saya sendiri. Selain karena sudah berkali - kali bermimpi nonton film ini, X-Men First Class adalah film superhero yang paling saya tunggu tahun ini. Belum lagi masalah pajak film di Indonesia dan review - review super positif dari kritikus, menambah keruh suasana hati, jiwa dan pikiran saya. Bagi kalian mungkin saya lebay, atau apa, tapi di kalangan Cinephile [pecinta film] hal ini sudah biasa :P
Back to topic. Sipnosis di atas hanya menggambarkan film ini sekitar 20% saja dari total keseluruhan demi menjaga kejutan - kejutan yang ada. Ya, bisa dibilang, X-Men First Class adalah film X-Men terbaik dan sekaligus merupakan film terbaik yang pernah saya tonton di luar Inception, Watchmen, Avatar, dsb. Film ini juga memberikan experience yang sangat jarang saya alami, di mana dari awal film hingga akhir, film ini berhasil membuat pandangan saya terpaku terus ke layar. Tentu saja semua ini berkat plot cerita yang sangat baik dan naskah film yang ditulis dengan luar biasa. Kecepatan alur yang diusung juga terasa sangat pas sehingga film ini terasa padat tanpa ada 1 momen pun yang terasa membosankan ataupun kedodoran. Bisa dibilang, 20th Century Fox tidak salah memilih Matthew Vaughn (sutradara Kick-Ass) untuk menduduki kursi sutradara karena menurut saya, ia seperti cloning-an Christopher Nolan yang sama - sama brilliant-nya. Bayangkan dengan waktu produksi yang sangat terbatas ini ia bisa memimpin produksi film ini dengan baik dan hasilnya adalah film yang unggul hampir di semua aspek. Tidak lupa pula bantuan dari Brian Singer yang kini duduk di kursi produser, benar - benar memberi nafas baru terhadap franchise ini.
Selain storyline, performa para bintangnya juga patut diacungi jempol. James Mc. Avoy, dengan aksen British-nya yang kental berhasil menghidupkan karakter Professor X dengan amat baik. Michael Fassbender, pemeran Eric (Magneto) juga menunjukkan bakat James Bond-nya di awal - awal film sehingga tidak mengherankan apabila ia digadang - gadang akan menggantikan Daniel Craig paska film Bond terbaru yang rencananya akan dirilis November 2012. Jennifer Lawrence yang memerankan Mystique semakin menunjukkan bahwa ia memang pantas mendapatkan nominasi Oscar tahun ini. Sedangkan Kevin Bacon yang tampaknya tengah bangkit dari keredupan karirnya juga memerankan Sebastian Shaw dengan brilliant dan membuktikan dirinya adalah aktor yang masih patut diperhitungkan.
Jika kalian berpikir kalau film yang diproduksi terburu - buru akan memiliki visual effects yang buruk, maka anda salah besar. Visual effects dalam X-Men First Class dibuat dengan bagus, walau tidak dahsyat. Sepertinya 20 Century Fox ingin 'nempui' visual effects cacat dari X-Men Origins Wolverine lalu. Yang mengejutkan, adegan aksi yang ditampilkan dalam film ini ternyata cukup banyak dan bagus, tidak seperti dalam trailernya yang terkesan minim adegan aksi.
Apabila anda jeli (rasanya sudah pasti kelihatan deh :hammer) dan menonton salah satu film X-Men yang lama , kostum para X-Men di sini kembali ke akarnya, yaitu berwarna kuning dan biru yang notabene adalah warna kostum asli dalam komik X-Men. Keputusan untuk kembali ke kostum tradisional terasa sesuai dengan setting film ini yang tentunya, serba kuno. Walau ada 1 kostum salah satu tokoh mutan yang baru muncul di akhir film yang terkesan aneh dan konyol (tebak siapa deh).
Meski terlihat sempurna, X-Men First Class memiliki kekurangan yang sebenarnya tidak pernah hilang dan seakan - akan menjadi trademark dari franchise X-Men, yakni : karakter - karakter yang terlalu banyak sehingga ada beberapa yang sama sekali tidak tergali. Memang dari kubu X-Men, karakter mutan yang ada sudah diekspos dengan baik terutama hubungan antara Professor X dengan Magneto, namun dari kubu Hellfire Club, ada beberapa karakter mutan yang tidak diketahui asal - usulnya. Bahkan ada yang tidak pernah berbicara. Ntah ini karena dampak dari proses produksi yang terburu - buru atau apa, tetapi so far saya bisa memaklumi kekurangan ini karena bisa dilihat dari judulnya, X-Men First Class lebih fokus ke awal mula berdirinya X-Men dan kelas pertama dari sekolah Professor X.
Kevin Bacon as Sebastian Shaw |
Overall, X-Men First Class adalah film kelas satu (sesuai judulnya :P) dan berhasil melampau ekspetasi tinggi saya. Sehingga wajar apabila film ini berhasil menggusur Watchmen ke posisi nomor 2 dalam daftar film favorite saya.
Neh, bonus OFFICIAL clip super keyen yang pasti bikin kalian tambah pengen nonton :P
Jangan lupa pasang mupeng ya! XD
[SPOILER ALERT!! Apalagi yang belum menonton film - film X-Men sebelumnya]
-
-
-
-
-
-
Mystique dan Charles berusaha meyakinkan pemerintah bahwa mutant eksis di dunia.
Shaw menyerbu markas pemerintah untuk merekrut mutan - mutan yang dikumpulkan professor X dan Magneto.
Salah satu adegan paling keren dalam film X-Men First Class. Adegan ini adalah adegan klimaks film ini.
Adegan pencarian kapal selam Sebastian Shaw.
Usaha Shaw merekrut mutan - mutan X-Men
Good Question
Pemberian nama para mutan. Ternyata yang mengusulkan nama Professor X dan Magneto adalah Mystique.
Adegan pertemuan Charles dengan mystique untuk pertama kalinya. Mystique diangkat menjadi adik angkat Charles.
Beast dan Mystique saling mencintai. Sayangnya cinta mereka bertepuk sebelah tangan karena berbedaan pandangan hidup.
Inilah awal mula percikan cinta antara Mystique dengan Magneto. Dan akhirnya Mystique mengkhianati kakak angkatnya sendiri.
Adegan pelatihan Banshee menemukan potensi dari kekuatannya.
RATING : 5 out of 5 Stars
2 comments
keren bert blogmu!!
ReplyDeleteTheme Harry Potter-nya juga. seperti website film! hehehe
Thanks ya atas pujiannya =)
ReplyDeleteJangan lupa teken Ctrl + D di halaman depan dan terus baca blog-ku ya. Aku usahain tiap hari ada post baru.
btw, Ada saran mungkin? hehehe
Just do it.