Pengalaman Unik di Pakuwon City XXI
7/20/2011 08:44:00 PM
Benernya posting ini mau saya tulis tadi pagi, tapi lupa --
Kejadiannya terjadi kemarin sore waktu mau nonton The Lincoln Lawyer. Sebenarnya, saya sudah merencanakan menonton film ini kala premiere di Surabaya minggu lalu. Tapi gara - gara ada pengumuman tentang Harry Potter 7.2 dan Transformers 3 masuk coming soon 21cineplex dan iPad 2 resmi masuk indonesia, akhirnya niatan ini "dipendam" sementara. eh ga taunya.. ga sampek seminggu, filmnya sudah habis di mana - mana, tinggal di Pakuwon City XXI. Karena film ini dipuji - puji kalangan kritikus (mendapat rating 83% fresh di rottentomatoes), saya segera ke Pakuwon City XXI sebelum hari rabu / kamis / jumat [harinya film - film baru masuk bioskop].
Terus terang, Pakuwon City XXI adalah bioskop XXI paling suram se-surabaya setelah Lenmarc XXI. Sepinya ga ketulungan seperti kuburan. Dulu sempat nonton "A Chinesse Ghost Story" di sana, pesan tiket 20 menit sebelum filmnya mulai, ternyata 1 studio masih kosong melompong tidak ada 1 jiwa-pun. Padahal film ini baru premiere dan ditaruh di Studio 1. Asal tahu saja, harga tiketnya waktu itu masih 10ribu (sekarang udah 15ribu). YEAH, SEPULUH RIBU. Hanya beda 2000 saja dari harga DVD bajakan. Tetapi bukan berarti XXI-nya ecek - ecek, XXI-nya masih berstandar XXI yang semestinya.
Selain kesuramannya yang membuat penonton kurang nyaman, Pakuwon City XXI ini sepertinya memang dijadikan tempat film - film "bekas", artinya setelah film - film ini tayang di XXI lainnya, film tersebut baru ditayangkan di bioskop tersebut. Jadi bagi yang ketinggalan sebuah film, bisa langsung ke bioskop ini. Nah, mungkin ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan bioskop ini sepi pengunjung.
Saya sendiri, paska menonton A Chinesse Ghost Story, berjanji pada diri sendiri kalau tidak akan menonton film di bioskop ini kecuali film tersebut sudah ga tayang di mana - mana lagi. Mengapa? Well.. saking sepinya, waktu pertengahan menjelang akhir film, speaker belakang-nya dimatikan!! Bagi yang telinganya tidak "jeli" mungkin tidak terasa. Tapi, yaahh telinga pecinta film kan beda B-) [congkak]
Nah sekarang kembali ke topic utama. Seperti biasa, Pakuwon City XXI sangat sepi. Mall-nya sendiri juga sepi sekali, padahal letaknya di perumahan. Saya waktu itu datang terburu - buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 17:15. Biasanya pintu studio dibuka 15 menit sebelum jam tayang-nya (filmnya main jam 17:30). Bisa ditebak, studio-nya hanya berisi 5 orang, saya beli 1, jadi 1 studio hanya berisi 6 orang.
Mengapa sendirian? wah OOT lagi nih.
[OOT] You know la, penonton - penonton biasa (bukan pecinta film) tidak akan mau menonton film pengacara2an seperti ini di bioskop. Apalagi posternya aja udah gaje : cowok bule lagi duduk di atas kap mobil. Wakakakakaka. Bahkan kalau tidak ada judul "Lawyer"nya, saya jamin tidak ada yang mengerti ini film apaan. Eits, jangan salah, film ini didukung oleh bintang - bintang Hollywood papan atas (baca review saya nanti). Jadi, buang - buang energi kalau saya harus mengajak teman - teman saya menonton film ini. Karena akan ada banyak alasan yang mereka utarakan* [/OOT]
*) sudah pengalaman.
Mbak - mbak-nya kelihatan banget tidak bersemangat semua. Maklum, sepi sekali bioskopnya. Trus mas - mas di cafe-nya juga dengan semangat teriak - teriak menawarkan popcorn dan minuman - minuman sambil mengobral senyuman palsu (karena dia sedih ga ada pembeli). Sesuatu yang sangat jarang saya temui di XXI manapun. Seperti biasa, saya tidak mau membelinya karena akan ada popcorn 5000an di dalam studio.
Seperti dugaan saya, walau penontonnya cuma 6 orang, ada si tukang popcorn lagi pake topi hitam adalah tulisan "popcorn" sambil bawa box popcorn khasnya masuk bioskop. Saya pun sudah menyiapkan uang 5000. Eh, waktu hendak membayar si tukang popcorn, dia bilang harganya 11ribu. Refleks, saya bilang tidak mau. Harga dua kali lipat tapi ukurannya ga beda jauh ama popcorn 5000. Nah ini lucunya, ekspresi si tukang popcorn kayak terpukul banget. Kejadian ini ga pernah saya alami di mana pun.
Saya pun tanya : "lo biasanya kan ada yang 5000an."
Dia jawab : "Oh ga ada sekarang mas. Itu paketan sama minum. 10ribu harganya. Mau ya mas?"
Saya : "O nggak deh. Maaf" *sambil senyum - senyum*
Eh si tukang popcorn ndak minggir, malah nungguin saya. Maklum, dari 6 orang yang datang baru 2 orang. Itupun pacarnya cuman pesen lemon tea (saya denger karena mereka duduk di depan saya).
Ya, popcorn yang dibawanya kurang lebih ada 6-7 bungkus ga ada yang beli. Kasihan buanget dah.
Nah dia masih nunggu sambil gelisah, galau ga karuan. Mungkin dia mikir popcorn segini banyak mau dikemanain.
Terus ada pengunjung masuk, dia langsung nawarin popcorn-nya tapi si pengunjung juga ga beli. Mungkin karena mahal.
Kemudian dia naik lagi ke tempat saya, dan bilang : "Mas, beli ya popcorn-nya?"
Dari sini, perasaan saya campur aduk dari kepingin tertawa dan juga iba. Namun, saya tetap mempertahankan komitmen saya (wwoosshh). Karena saya pernah beberapa kali membeli popcorn size medium itu dan dimakan sendiri. Emang habis (enak sih :P), tapi bibir jadi terasa tebal dan tenggorokan jadi ga enak walau sudah minum air banyak.
Dia merenung lagi. Kemudian, sekitar hampir semenit galau sendiri, dia bilang dengan nada lesu, "Ya sudah deh mas, jadi ambil yang 5000 ya? Nanti saya antar ya. Mestinya ga bisa ini..."
Saya pun langsung bayar 5000 ke dia sambil senyum sendiri.
Beberapa saat kemudian film dimulai, ntah kenapa saya malah jadi merasa bersalah. Kemudian si tukang popcorn datang sambil membawakan popcorn hangat ke saya, saya pun bilang "Maaf ya".
Well, kejadian di atas 100% benar adanya. Cuman harga popcorn asinnya itu agak lupa. 11ribu atau 12ribu.
Dari pengalaman saya yang tak pernah saya alami seumur hidup di bioskop ini, bisa disimpulkan bahwa absennya film blockbuster di bioskop benar - benar membuat para pekerja bioskop ketakutan, tertekan secara psikologis dan tidak bersemangat dalam bekerja (pecinta film aja tiap hari bete, apalagi mereka). Untung saja pemerintah akhirnya sudah menyadari hal ini dan bersedia menerima sogokan dari grup 21 untuk memberi izin importir baru untuk memasukan film blockbuster ke Indonesia. Saya berharap Harry Potter 7.2 benar - benar tayang minggu depan seperti yang dijanjikan dan kemudian para pekerja bioskop ini bisa kembali bersemangat =)
Kejadiannya terjadi kemarin sore waktu mau nonton The Lincoln Lawyer. Sebenarnya, saya sudah merencanakan menonton film ini kala premiere di Surabaya minggu lalu. Tapi gara - gara ada pengumuman tentang Harry Potter 7.2 dan Transformers 3 masuk coming soon 21cineplex dan iPad 2 resmi masuk indonesia, akhirnya niatan ini "dipendam" sementara. eh ga taunya.. ga sampek seminggu, filmnya sudah habis di mana - mana, tinggal di Pakuwon City XXI. Karena film ini dipuji - puji kalangan kritikus (mendapat rating 83% fresh di rottentomatoes), saya segera ke Pakuwon City XXI sebelum hari rabu / kamis / jumat [harinya film - film baru masuk bioskop].
Terus terang, Pakuwon City XXI adalah bioskop XXI paling suram se-surabaya setelah Lenmarc XXI. Sepinya ga ketulungan seperti kuburan. Dulu sempat nonton "A Chinesse Ghost Story" di sana, pesan tiket 20 menit sebelum filmnya mulai, ternyata 1 studio masih kosong melompong tidak ada 1 jiwa-pun. Padahal film ini baru premiere dan ditaruh di Studio 1. Asal tahu saja, harga tiketnya waktu itu masih 10ribu (sekarang udah 15ribu). YEAH, SEPULUH RIBU. Hanya beda 2000 saja dari harga DVD bajakan. Tetapi bukan berarti XXI-nya ecek - ecek, XXI-nya masih berstandar XXI yang semestinya.
Selain kesuramannya yang membuat penonton kurang nyaman, Pakuwon City XXI ini sepertinya memang dijadikan tempat film - film "bekas", artinya setelah film - film ini tayang di XXI lainnya, film tersebut baru ditayangkan di bioskop tersebut. Jadi bagi yang ketinggalan sebuah film, bisa langsung ke bioskop ini. Nah, mungkin ini juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan bioskop ini sepi pengunjung.
Saya sendiri, paska menonton A Chinesse Ghost Story, berjanji pada diri sendiri kalau tidak akan menonton film di bioskop ini kecuali film tersebut sudah ga tayang di mana - mana lagi. Mengapa? Well.. saking sepinya, waktu pertengahan menjelang akhir film, speaker belakang-nya dimatikan!! Bagi yang telinganya tidak "jeli" mungkin tidak terasa. Tapi, yaahh telinga pecinta film kan beda B-) [congkak]
Nah sekarang kembali ke topic utama. Seperti biasa, Pakuwon City XXI sangat sepi. Mall-nya sendiri juga sepi sekali, padahal letaknya di perumahan. Saya waktu itu datang terburu - buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 17:15. Biasanya pintu studio dibuka 15 menit sebelum jam tayang-nya (filmnya main jam 17:30). Bisa ditebak, studio-nya hanya berisi 5 orang, saya beli 1, jadi 1 studio hanya berisi 6 orang.
Mengapa sendirian? wah OOT lagi nih.
[OOT] You know la, penonton - penonton biasa (bukan pecinta film) tidak akan mau menonton film pengacara2an seperti ini di bioskop. Apalagi posternya aja udah gaje : cowok bule lagi duduk di atas kap mobil. Wakakakakaka. Bahkan kalau tidak ada judul "Lawyer"nya, saya jamin tidak ada yang mengerti ini film apaan. Eits, jangan salah, film ini didukung oleh bintang - bintang Hollywood papan atas (baca review saya nanti). Jadi, buang - buang energi kalau saya harus mengajak teman - teman saya menonton film ini. Karena akan ada banyak alasan yang mereka utarakan* [/OOT]
*) sudah pengalaman.
Mbak - mbak-nya kelihatan banget tidak bersemangat semua. Maklum, sepi sekali bioskopnya. Trus mas - mas di cafe-nya juga dengan semangat teriak - teriak menawarkan popcorn dan minuman - minuman sambil mengobral senyuman palsu (karena dia sedih ga ada pembeli). Sesuatu yang sangat jarang saya temui di XXI manapun. Seperti biasa, saya tidak mau membelinya karena akan ada popcorn 5000an di dalam studio.
Seperti dugaan saya, walau penontonnya cuma 6 orang, ada si tukang popcorn lagi pake topi hitam adalah tulisan "popcorn" sambil bawa box popcorn khasnya masuk bioskop. Saya pun sudah menyiapkan uang 5000. Eh, waktu hendak membayar si tukang popcorn, dia bilang harganya 11ribu. Refleks, saya bilang tidak mau. Harga dua kali lipat tapi ukurannya ga beda jauh ama popcorn 5000. Nah ini lucunya, ekspresi si tukang popcorn kayak terpukul banget. Kejadian ini ga pernah saya alami di mana pun.
Saya pun tanya : "lo biasanya kan ada yang 5000an."
Dia jawab : "Oh ga ada sekarang mas. Itu paketan sama minum. 10ribu harganya. Mau ya mas?"
Saya : "O nggak deh. Maaf" *sambil senyum - senyum*
Eh si tukang popcorn ndak minggir, malah nungguin saya. Maklum, dari 6 orang yang datang baru 2 orang. Itupun pacarnya cuman pesen lemon tea (saya denger karena mereka duduk di depan saya).
Ya, popcorn yang dibawanya kurang lebih ada 6-7 bungkus ga ada yang beli. Kasihan buanget dah.
Nah dia masih nunggu sambil gelisah, galau ga karuan. Mungkin dia mikir popcorn segini banyak mau dikemanain.
Terus ada pengunjung masuk, dia langsung nawarin popcorn-nya tapi si pengunjung juga ga beli. Mungkin karena mahal.
Kemudian dia naik lagi ke tempat saya, dan bilang : "Mas, beli ya popcorn-nya?"
Dari sini, perasaan saya campur aduk dari kepingin tertawa dan juga iba. Namun, saya tetap mempertahankan komitmen saya (wwoosshh). Karena saya pernah beberapa kali membeli popcorn size medium itu dan dimakan sendiri. Emang habis (enak sih :P), tapi bibir jadi terasa tebal dan tenggorokan jadi ga enak walau sudah minum air banyak.
Dia merenung lagi. Kemudian, sekitar hampir semenit galau sendiri, dia bilang dengan nada lesu, "Ya sudah deh mas, jadi ambil yang 5000 ya? Nanti saya antar ya. Mestinya ga bisa ini..."
Saya pun langsung bayar 5000 ke dia sambil senyum sendiri.
Beberapa saat kemudian film dimulai, ntah kenapa saya malah jadi merasa bersalah. Kemudian si tukang popcorn datang sambil membawakan popcorn hangat ke saya, saya pun bilang "Maaf ya".
Harry Potter tayang minggu depan lo!! Sip deh!! |
Dari pengalaman saya yang tak pernah saya alami seumur hidup di bioskop ini, bisa disimpulkan bahwa absennya film blockbuster di bioskop benar - benar membuat para pekerja bioskop ketakutan, tertekan secara psikologis dan tidak bersemangat dalam bekerja (pecinta film aja tiap hari bete, apalagi mereka). Untung saja pemerintah akhirnya sudah menyadari hal ini dan bersedia
4 comments
Elbert, cerita pengalaman yg menyenangkan, saya juga sering nonton pelem sendiriam dengan alasan sama seperti kamu, saya ada di daerah tandes, bisa kontak-kontakan soal film, hub aku : 08585-2222-907
ReplyDeletewah sekarang agustus 2013, sudah 2 tahun dari tulisan ini dibuat, bioskop xxi pakuwon city sudah ruame, mall nya juga ruame (pdhl kecil), tempat makanannya ruame juga... ternyata pakuwon marketingnya hebat2.. wkwkwk
ReplyDeletekoret banget sih lo beda beberapa harga doang. Bukannya mempertahankan komitmen tapi emang koret. Wakakakakak
ReplyDeletethis paper really makes me very impressed once, if you have spare time, would also play to our house.
ReplyDeletelive draw hk
live draw sgp
live draw sydney
Just do it.