SKYFALL (2012) : ONCE AGAIN, BOND IS FALLING FROM THE SKY
11/03/2012 04:43:00 PM"She sent you after me knowing you're not ready, knowing you would likely die... Mommy was very bad." - Raoul Silva-
Pengaruh Christopher Nolan dan trilogi Batman-nya terhadap dunia film Hollywood, setuju atau tidak, bisa dibilang sangat besar. Hampir seluruh sutradara dan petinggi studio latah dalam memasarkan film unggulannya dengan mengklaim bahwa film yang mereka buat ini akan memiliki nuansa kelam, kompleks dan realistis seperti The Dark Knight. Franchise James Bond ini adalah salah satunya yang mendapat pengaruh Christopher Nolan.
Formula tersebut cukup berhasil diimplementasikan Martin Campbell dalam film reboot James Bond yang berjudul Casino Royale secara sempurna, di mana Bond kali ini benar - benar digambarkan amat berbeda tanpa mainan - mainan canggihnya. Sebagai gantinya, Campbell menyisipkan cerita yang solid dan juga adegan aksi yang tidak kalah spektakuler dengan film Bond terdahulu.
Sayang, film Bond berikutnya, Quantum of Solace, bisa dibilang gagal luar biasa untuk mengikuti jejak Casino Royale tersebut, di mana perontokkan formula Bond semakin menjadi - jadi hingga film ini terpaksa kehilangan cita rasanya sebagai installment Bond. Empat tahun paska perilisan QoS, MGM yang berhasil bangkit dari kubur, didukung oleh Columbia Pictures, kembali merilis installment terbaru James Bond berjudul Skyfall tepat pada ulang tahunnya yang ke 50 ini. Dengan jalinan kisah yang berdiri sendiri (bukan sequel), apakah Skyfall berhasil menebus kesalahan QoS dan menghadirkan film Bond yang sekelas dengan Casino Royale?
Formula tersebut cukup berhasil diimplementasikan Martin Campbell dalam film reboot James Bond yang berjudul Casino Royale secara sempurna, di mana Bond kali ini benar - benar digambarkan amat berbeda tanpa mainan - mainan canggihnya. Sebagai gantinya, Campbell menyisipkan cerita yang solid dan juga adegan aksi yang tidak kalah spektakuler dengan film Bond terdahulu.
Sayang, film Bond berikutnya, Quantum of Solace, bisa dibilang gagal luar biasa untuk mengikuti jejak Casino Royale tersebut, di mana perontokkan formula Bond semakin menjadi - jadi hingga film ini terpaksa kehilangan cita rasanya sebagai installment Bond. Empat tahun paska perilisan QoS, MGM yang berhasil bangkit dari kubur, didukung oleh Columbia Pictures, kembali merilis installment terbaru James Bond berjudul Skyfall tepat pada ulang tahunnya yang ke 50 ini. Dengan jalinan kisah yang berdiri sendiri (bukan sequel), apakah Skyfall berhasil menebus kesalahan QoS dan menghadirkan film Bond yang sekelas dengan Casino Royale?
Seri reboot James Bond yang dibintangi Daniel Craig ini tidak henti - hentinya memicu pro dan kontra di kalangan para pecinta film, fans berat Bond dan kritikus. Ada yang menyukai Bond versi Craig karena sangat realistis dan manusiawi; ada juga yang tidak dapat menerima perubahan besar - besaran tersebut karena membuat seri Bond sama seperti film - film super spy lainnya semacam Bourne Trilogy.
Pihak produser pun seakan - akan menutup telinganya atas teriakan para fans setia Bond dan tetap melanjutkan formula tersebut di film terbaru Bond. Sayangnya, walau sudah menggunakan formula yang sama dengan Casino Royale, Skyfall masih dapat dikatakan sama mengecewakannya dengan Quantum of Solace. Ya, film ini jelas mengalami peningkatan tajam dari QoS di beberapa aspeknya; bahkan banyak sekali yang memuja - muja Skyfall sebagai film Bond terbaik sepanjang nafas franchise ini (95% di Rottentomatoes, 8.3/10-Top 235 / 250 di IMDB; per 2 November 2012).
Akan tetapi, di luar segala hingar bingar pujian berlebihan (?) itu, sebenarnya para fans Bond yang sangat menyukai Casino Royale memiliki beberapa alasan yang kuat atas rasa kecewa mereka terhadap Quantum of Solace dan juga Skyfall. Mari kita bedah satu per satu.
A-WAY-TOO-PERSONAL STORYLINE
Kisah Skyfall dibuka dengan amat menarik. James Bond (Daniel Craig) bersama Eve (Naomi Harris) sedang memburu seorang pencuri profesional yang telah mengambil informasi rahasia milik MI6 di Istanbul. Akan tetapi, karena kesalahan Eve, pencuri tersebut berhasil melarikan diri. Bond lalu menghilang paska kegagalan misi tersebut dan menikmati “kematian”.
Beberapa bulan kemudian, informasi rahasia milik MI6 didapati telah beredar ke publik yang kemudian berbuntut pada pemboman markas besar MI6 dan pembunuhan para agen rahasia MI6. James Bond pun merasa bahwa kekacauan ini disebabkan oleh kegagalan misinya di Istambul. Ia lalu berangkat kembali ke London dan mengemban misi untuk menguak siapa di balik semua ini.
Pada paruh awal, Skyfall benar - benar telah meyakinkan penonton bahwa franchise Bond telah kembali ke jalan yang benar dengan segala set up cerita hingga adegan aksi pembukanya yang termasuk dahsyat. Sam Mendes, selaku sutradara film ini, kembali mempertegas bahwa Skyfall masih berada dalam tahap reboot franchise James Bond, bukan “sekedar installment baru” Bond yang tidak memiliki kontinuitas dengan film terdahulu. Hal ini ditandai dengan perkenalan beberapa karakter ikonik yang belum pernah eksis di dua film Bond-Craig terdahulu. Introduksi terhadap tokoh - tokoh tersebut dilakukan Sam Mendes, dengan baik, berkesan, dan menyerap secara langsung di dalam alur ceritanya.
Akan tetapi, problem baru dimulai paska segala fondasi cerita sudah selesai dibangun di layar. Perkembangan alur ceritanya kemudian berada jauh di bawah ekspetasi para penonton yang mengharapkan sebuah kisah super-spy dalam skala epic dan melibatkan keselamatan dunia dengan konspirasi rumit, politik serta pengkhianatan di baliknya yang jelas merupakan salah satu formula wajib dalam franchise Bond. Patut disayangkan karena sebenarnya Mendes dan tim penulis naskahnya sudah memberi materi yang sangat berpotensi untuk dikembangkan ke ranah ini, tetapi malah ditinggalkan begitu saja di pertengahan film.
Mereka justru menyajikan sebuah kisah yang terlalu personal, sederhana, berskala “kecil”, dan, seperti yang sudah diutarakan Sam Mendes dalam interview-nya, memuat comotan - comotan yang familiar dari film The Dark Knight dan The Dark Knight Rises (James Bond bahkan mengatakan “The storm is coming”) yang pada akhirnya membuat beberapa adegan - adegan kunci dalam Skyfall tidak berhasil tampil memukau karena faktor kemiripannya itu. Trik yang sama tidak akan memukau penonton untuk kedua kalinya.
THE DARK JAMES-NOLAN-BOURNE RISES
Dalam me-reboot sebuah franchise, ada beberapa hal yang boleh diubah, ada yang tidak. Bahkan trilogi Batman yang digarap Nolan pun masih memuat hal - hal penting yang sudah menjadi ciri khas Batman itu sendiri sehingga para fans setia Batman menyambut gembira modernisasi tokoh idolanya itu. Sedangkan di sisi lain, formula film Bond versi Craig malah terlalu banyak diubah oleh pihak produser dan sutradaranya hingga mulai kehilangan ciri khasnya yang sudah melekat di benak penonton selama lima dekade. Mari kita menelusuri sisi positifnya dulu.
Banyak yang mengklaim bahwa Bond-Craig memiliki penggambaran karakter James Bond yang paling serupa dengan rekaan Ian Flemming. Para fans pun tidak keberatan atas perubahan karakter Bond ini karena Daniel Craig benar - benar memiliki pesona tersendiri yang sangat membedakannya dengan karakter Bond terdahulu, tanpa harus membuat para fans sampai “tidak mengenal” James Bond.
Ini adalah perubahan serta modernisasi besar - besaran yang memberi dampak positif dan maybe hanya segelintir penonton saja yang tidak menyukainya. Dan dalam film Skyfall, perkembangan karakter James Bond dibuat semakin baik, di mana Bond kian berubah menjadi lebih dewasa dalam bertindak ataupun cara dia membawa diri apabila dibandingkan ketika ia masih mentah di film Casino Royale. Sebuah kontinuitas yang amat baik antar serinya walau tidak mengemban alur cerita yang saling bersambungan.
Tidak cukup sampai di situ. Film ini juga menyinggung masa lalu Bond, sesuatu yang belum pernah disajikan di 22 filmnya yang terdahulu. Back story ini telah berhasil memoles karakter James Bond menjadi jauh lebih berkilau, kuat, emosional, dan manusiawi daripada yang dibawakan aktor - aktor terdahulu di mana mereka lebih menggambarkan Bond sebagai sekedar mata - mata profesional yang playboy.
STILL NO FANCY TOYS
Perubahan yang cenderung berbau negatif justru mengarah pada segala treatment yang dilakukan untuk mendukung karakter Bond-Craig yang serba realistis ini. Gadget super canggih yang merupakan ciri khas yang sudah amat lekat dengan film Bond kembali tidak dihadirkan di film ini, padahal karakter Q yang kini diperankan Ben Wishaw telah hadir lagi di Skyfall. Bahkan tidak sedikit para fans yang menyambut gembira kabar kembalinya Q dengan harapan Bond akan kembali dibekali dengan mainan - mainannya itu.
Tidak adanya gadget canggih, jelas akan berdampak pada adegan menyusup, kucing - kucingan, menyamar hingga memata - matai musuh yang tidak dapat ditampilkan seunik dan fun seperti dalam film Bond sebelum era Craig. Skyfall pun dapat dikatakan masih gagal di segmen ini sehingga aura film Bond yang kental akan aksi espionage terasa sangat lemah.
Dalam Skyfall, Q hanya memberikan sebuah radio dan Walther PPK--senjata favorit Bond, seperti yang sudah ditampilkan dalam trailernya. Sam Mendes juga sempat menyelipkan beberapa easter eggs dari film - film Bond klasik seperti mobil Aston Martin DB5 dari film Goldfinger. Unfortunately, para fans tidak memerlukan easter eggs dari dunia James Bond dalam sebuah film resmi James Bond.....
Ya, meski terbilang berkilo - kilometer jauh dari harapan, tetapi paling tidak aksi Q ini berhasil mencetuskan sebuah opini bahwa gadget canggih akan kembali di film berikutnya (atau tidak?)
Semoga saja, karena dapat dikatakan bahwa departemen Q adalah salah satu wishlist dari para fans Bond. Bahkan Christopher Nolan pun--yang dijadikan inspirasi Skyfall--tidak menelanjangi Batman tanpa gadget canggih ataupun mengabsenkan Lucius Fox sebagai Q-nya Bruce Wayne. Mengapa? Karena gadget adalah hal yang sudah lekat dengan Batman! Coba bayangkan Batman tanpa gadgetnya, dia hanyalah sesosok ninja freak berkostum kelelawar saja. Demikian halnya dengan karakter Bond.
Jadi sebenarnya tidak ada alasan kalau gadget canggih justru menurunkan tingkat kekelaman dan kerealistisan sebuah film. Para sineas hanya perlu mengasah kreatifitasnya atau mengikuti jejak Batman lagi untuk membuat gadget - gadget tersebut agar dapat tampil lebih believable (Batmobile yang berbentuk seperti Tank) dan tidak harus sampai mengkhayal seperti dalam Die Another Day.
FORGETABLE ACTION SEQUENCES AND BOND GIRLS
Selain gadget, adegan aksi juga merupakan salah satu poin utama dalam saga Bond. Ironisnya, ketika sineas lain berusaha mengekor kedahsyatan adegan aksi dalam film Bond, Skyfall justru mundur dengan rendah hati. Penggunaan budget sebesar $200 million pun dirasa digunakan secara tanggung oleh Sam Mendes, mengingat beliau bukan sutradara yang sudah berpengalaman menyuguhkan adegan aksi memukau di film - filmnya.
Padahal kalau boleh jujur, adegan aksi merupakan salah satu bumbu racikan spesial yang membuat beberapa film Bond dengan alur cerita yang buruk masih terasa sedap ketika dinikmati. Installment terbaru Mission Impossible yang dirilis tahun 2011 lalu pun sudah membuktikan bahwa adegan aksi yang dibuat kreatif dan exciting dapat menutup - nutupi jalinan kisah yang konyol.
Kemudian, Bond Girl. Oh gosh. Semenjak Quantum of Solace, peran Bond Girl semakin sekedar tempelan dan pengendali plot belaka, tidak terkecuali dalam film ini. Padahal Casino Royale sudah memberi contoh bagaimana menggunakan Bond Girl secara maksimal.
THE WEIRD GOODS
Untungnya, di luar segala kekurangan di atas (yang disengaja oleh para produser), Skyfall masih menyimpan sejumput kejutan yang layak diapresiasi oleh para fans dan penonton, meski patut dicatat bahwa kejutan tersebut juga mengandung sisi negatif.
Javier Bardem lagi - lagi berhasil menunjukkan bakat aktingnya dalam karakter Silva yang dengan mudah untuk dinobatkan sebagai salah satu peran tokoh antagonis yang paling memorable dan unik dalam franchise Bond. Sayang, karakterisasi Silva yang dibuat terlalu mirip dengan karakter Joker versi Nolan yang jelas masih fresh di otak para penonton cukup berdampak besar pada berkurangnya element of surprise yang terserap dalam aksi - aksi ataupun rencana Silva untuk mengalahkan Bond bersama teman - temannya itu. Akibatnya, meski performa Bardem termasuk exceptional, para pecinta film justru lebih dibuat bernostalgia daripada terpukau atas kecerdasan karakter yang diperankannya.
Kejutan terbaik berada di penghujung film ini dengan beragam twist yang cukup menarik seperti jawaban atas masa lalu James Bond, M dan juga arti kata SKYFALL itu sendiri yang tidak terduga. Sayangnya, lagi - lagi bagian akhir ini tidak jauh dari kata negatif. Adegan aksi pada klimaksnya dapat dikatakan sangat buruk dan sangat amat mengecewakan untuk ukuran film Bond; yang pada akhirnya membuat klimaks Skyfall ini menjadi anti-klimaks dan bisa dibilang salah satu adegan penutup paling awkward di tahun 2012 ini, karena para penonton dibuat terkejut atas twistnya sekaligus kecewa atas cara Mendes menyajikannya dalam waktu yang bersamaan.
Dari segi teknis, tentu sangat mudah untuk memprediksi bahwa installment terbaru Bond kembali berhasil menunjukkan kelasnya sebagai franchise papan atas milik Hollywood. Hal yang paling terlihat selain departemen Visual Effects-nya, adalah tata cinematography jempolan arahan Roger Deakins, DOP langganan Sam Mendes yang telah mendapat sembilan nominasi Oscar di sepanjang karirnya. Beliau telah berhasil menyuguhkan adegan - adegan dalam film ini dengan komposisi yang bagus, indah dan artistik (terutama adegan bilboard di Shanghai), sebuah kualitas yang sangat jarang ada pada film aksi.
Happy Belated Birthday, Bond. Wish you all the best. Panjang umur dan sukses selalu. Ceweknya jangan ganti - ganti terus ya, yang rukun ama Bond Girl.. |
Overall, di luar peningkatan dan beberapa kejutan yang dihadirkannya, Skyfall lagi - lagi masih melancangi formula utama film Bond yang seharusnya bisa disajikan secara maksimal, seperti adegan aksi spektakuler, car chase berkelas, gadget - gadget canggih, hingga alur cerita yang berskala global. Meski demikian, patut diketahui bahwa sebagian besar para pecinta film sangat menyukai installment terbaru Bond ini (dapat dilihat dari rating di IMDB dan Rottentomatoes), akan tetapi tidak sedikit pula yang membenci formula baru tersebut, terutama para fans fanatik James Bond yang merasa bahwa franchise Bond semakin terjun dari langit. Di geng manapun anda, pasang ekspetasi baik - baik sebelum masuk ke dalam studio bioskop.
15 comments
Gw akuin bbrp kemiripan sama TDK agak mengurangi nilai gw ke film ini, tapi overall gw suka dan puas bgt sama Skyfall :-)
ReplyDeleteKalo dari cerita sih menurut gw emang film ini Bond-gak-Bond haha maksudnya ada bbrp unsur klasik Bond, tapi di satu sisi juga film ini fokus ke personalnya (ala film-film Mendes) dan jadi mempertegas perkembangan karakter Bond yg dari CR dan QoS. Itu juga bikin film ini jadi terkesan berskala kecil sih, tapi kalo menurut gw itu jg udah di bahas pas adegan sidangnya si M, dimana di jaman yang serba modern ini espionage itu udah gak 'eksis' haha nah krn film ini lebih personal, di Skyfall kayaknya dia mulai sadar sama resiko pekerjaannya, konsekuensinya ya di gak boleh terlalu attached sama cewek2 (Vesper tragedy?) dan bisa dikorbankan sama atasan semata-mata untuk 'greater good' seperti apa yg terjadi sama Silva-M, jadi ya itu tadi, semoga aja film ini bakal jadi jembatan dari Bond yg gahar bgt ke Bond yg lebih 'santai' (bingung mau pake kata apa haha). Ini juga diperkuat sama hadirnya Q dan Moneypenny. Q memang keliatan underused, tapi kayaknya memang di-set untuk jadi perkenalan. Chemistry Bond-Moneypenny jg udah kebentuk disini, jadi nanti di seri-seri berikutnya dialog Bond sama Moneypenny jadi natural :)
Kalo gw sendiri suka sama ending film ini, karena tema film ini juga old-fashioned vs modern / past vs. present jadi adegan pisau itu jadi lebih ironis :p Bond juga jadi merefleksikan diri gara-gara ngeliat Silva yang ended up jadi kayak gitu, dia nanti bakal gitu gak? Berkhianat sama Inggris hanya karena balas dendam (lagi-lagi reference ke TDK --> Two-face?)
Ini cuman opini gw doang sih, gw sendiri bukan fans berat Bond baru nntn bbrp film Bond yang lama. Sori kepanjangan ya hehe abis ngereview jg, mumpung masih fresh, jadi enak buat diskusi :-)
test.
ReplyDelete[SPOILER]
ReplyDelete-
-
-
-
-
-
-
Masalahnya gw suka tipe film Bond dengan cerita yang berskala besar, fun, plus adegan aksi yang spektakuler karena so far hanya film Bond dan MI yang benar - benar sukses menggunakan formula semacam ini. Bahkan di awal film Skyfall udah di-tease dengan pencurian HDD yang berisi nama - nama agen yg nyamar trus opening scene-nya yang cukup dahsyat. Semua set-upnya udah keliatan bener, eh, ternyata pada akhirnya HDD itu cuman buat umpan untuk bertemu dengan M aja (ditangkap ke kantor MI6)..
Mengenai pengembangan karakter Bond gw suka banget ama yang versi Craig, dalam dan mengena. Hanya cara Mendes mengolah cerita dan adegan aksinya benar - benar di bawah ekspetasi, di mana secara nggak langsung telah mengurangi pesona sebuah film Bond secara keseluruhan..
Padahal Casino Royale dulu telah berhasil menyuguhkan cerita yang bagus dan juga karakter Bond yang solid secara berimbang.
Mungkin untuk film berikutnya harus berekspetasi di drama ya daripada sisi hiburannya :P
Jujur saya kecewa banget banget banget banget (yes, it's four times banget!) dengan film ini.
ReplyDeleteAnda memaparkan kekecewaan saya dengan benar; Bond girl yang asal lewat, action yang melempem, setting yang sama sekali tidak global. Ending yang sumpah cupu banget dan cerita yang terlalu personal sehingga malah menghisap raib nyawa sebuah film Bond yang sebenarnya.
Nampaknya rating yang tinggi ini seperti cuman akal2an ulang tahun emas Bond doang. Alias kritikus gak sampe ati mencerca franchise yang lagi ulang tahun karena it's not political correct.
Gue kecewa bahkan merasa ditipu dengan keseluruhan film ini.
Bagai nonton dua film yang berbeda, paruh pertama film ini adalah Bond, tapi sisanya is a huge mess.
Gue rasa nggak ada perlu2nya membanding2kan Bond dengan Dark Knight trilogy bahkan dicocologi. Itu terlalu latah dan mengkhianati Bond sendiri. Udah ada jalannya sendiri2 lah.
Serius, gue sebagai fans berasa gondok setelah keluar dari bioskop. UGGGHH! Sam Mendez... apa yang ente lakukannn??
Nice review btw!
-dr. Miki-
boleh tukar link gak, link saya film.besaba.com
ReplyDelete@Dr. Miki : Iya, benar sekali. Paruh awalnya serasa film Bond, paruh akhir nggak.
ReplyDeleteDan sebaiknya Bond tidak mengikuti formula film lain karena James Bond IS James Bond. Ada jalannya sendiri2 :D
@author CS : Boleh dong! :D
ReplyDeleteKemaren baru nonton nih film, sumprit(sumpaah bgt)ikut berlari-larian saat lobi XXI dibuka, pgin dapat antrian depan..selanjutnya terasa lamaa bgt nunggu pintu teater dibuka...terbayang bakal terpesona film spektakuler(baca:teringat trailer..hehe), dan pada akhirnya saudara-saudara: eeng ing eengg...emang spektakuler masbro..napaspun sempat tertahan melihat aksi motor ditabrakkan pembatas jembatan!WOWW!!
ReplyDeleteBond-pun tertembak..suasana kembali tenang, dan bersiap melihat kelanjutan aksi-aksi spektakuler Bond.(dlm hati bergumam,"perasaan isi trailer udah keluar tadi ya sebelum opening credit, trus ntar mo nonton aksi seperti apa lagi ya??!!")..heheheh
dan emang udah ga ada apa-apanya lagi...
keluar bioskop dengan lunglai, dan sepertinya, teman2 yang lain juga merasa gitu, sunyi senyap keluar teater. Tapi rikuh(sungkan) mengungkapkan kekecewaan...ahihi
salam..
untuk film ini:
"trus aq harus bilang WOW gt?"
sekali2 review dong audionya dan studio theater yang layak tonton
ReplyDelete@Trion : persis seperti yang gw rasakan waktu nonton! hahaha. Yang di trailer udah ada di awal film semua.. Marketing yang hebat.
ReplyDelete@Agus : Ga bisa bro. Semua bioskop XXI rata-rata sama kualitasnya. Tergantung selera aja nyaman nonton di mana :)
Bro... reviewnya Wreck it Ralph dong.... :)
ReplyDelete@Edbert J : Waduh bro. KIta kan sama2 anak VCD. wahahahaha. Acc kabeh minggu ini. Hari ini start nulis review kok. Refreshing sejenak :D
ReplyDeletejelek reviewnya. gak jujur dan berlebihan. terlalu ngabandingin sama TDKR. coba deh nonton lagi filmnya dengan seksama dan untuk kali ini lupakan yg namanya TDKR. anggap aja kamu belum nonton film trilogi sang kelelawar itu. pasti hasilnya beda. untuk sebuah film sekuel yg terus berlanjut, film ini memang harusnya seperti ini. tujuannya adalah agar film ini lebih menarik,punya khas tersendiri dan tidak membosankan tentunya. hal ini wajar ko, selama tidak keluar jalur dari bond itu sendiri. setiap orang pasti menginginkan sesuatu yg berbeda, yg fresh, dan baru dari versi bond ini. dan ini lah this is it Skyfall memberi itu semua. menurutku film bond yg saty ini sangat asyik ko, seru, dan yg paling penting indah. setiap scene nya itu so beautiful. para kritikus amatiran mungkin gak kan bisa ngeliat keindahan ini dan mencap film ini sebagai film yg engga banget. berbeda bgt sama kritikus luar yg jelas ahli dalam urusan seperti ini (liat wooy di RT ada berapa yg ngereview, bukan cuma satu tapi ratusan dan mereka itu bukan dari kalangan sembarangan. mereka itu professional bukan amatiran) meliat film ini sebagai sebuah fim yg luar biasa indah. your eyes its not as good as their eyes.
ReplyDeleteso. jangan liat sesuatu dari satu sudut pandang saja. buka mata lebar2 dan liat keseluruhan jangan sepotong-potong. knpa gak ada gadget2 canggih itu? alasannya adalah karena disesuain sama cerita dong. supaya gak terkesan gimmicky. cerita di skyfall ini dibuat seperlunya, tidak belebihan, tp sangat indah. lagian bosen kli kalo ngliat teknologi2 canggih melulu. . . your taste so bad.. sekali2 lah ngegali cerita dari sisi pribadi si james bond itu sendiri. kadang untuk mencapai kesuksesan itu kamu harus keluar dari zona aman kamu. you must go out from your convert zone. dan skyfall ini lah salah satu contohnya. buktinya flim ini sukses luar biasa. bener kan? dan jadi film bond terbaik dan tersukses saat ini. orang yg menyangkalnya pastinya punya masalah dengan mata or otaknya..hahaha.... jadi sebaiknya lain kali kamu ngereview itu yg jujur ya jangan terpengaruh sama 1 hal berlebihan. "mungkin saat ini kamu gak ngerti apa yg kukatakan, tp percaya deh suatu saat kamu akan mengerti kata2 ku ini" mengutip dari film American Beauty yg juga disutradari oleh Sam Mendes. ;)
jelek reviewnya. gak jujur dan berlebihan. terlalu ngabandingin sama TDKR. coba deh nonton lagi filmnya dengan seksama dan untuk kali ini lupakan yg namanya TDKR. anggap aja kamu belum nonton film trilogi sang kelelawar itu. pasti hasilnya beda. untuk sebuah film sekuel yg terus berlanjut, film ini memang harusnya seperti ini. tujuannya adalah agar film ini lebih menarik,punya khas tersendiri dan tidak membosankan tentunya. hal ini wajar ko, selama tidak keluar jalur dari bond itu sendiri. setiap orang pasti menginginkan sesuatu yg berbeda, yg fresh, dan baru dari versi bond ini. dan ini lah this is it Skyfall memberi itu semua. menurutku film bond yg saty ini sangat asyik ko, seru, dan yg paling penting indah. setiap scene nya itu so beautiful. para kritikus amatiran mungkin gak kan bisa ngeliat keindahan ini dan mencap film ini sebagai film yg engga banget. berbeda bgt sama kritikus luar yg jelas ahli dalam urusan seperti ini (liat wooy di RT ada berapa yg ngereview, bukan cuma satu tapi ratusan dan mereka itu bukan dari kalangan sembarangan. mereka itu professional bukan amatiran) meliat film ini sebagai sebuah fim yg luar biasa indah. your eyes its not as good as their eyes.
ReplyDeleteso. jangan liat sesuatu dari satu sudut pandang saja. buka mata lebar2 dan liat keseluruhan jangan sepotong-potong. knpa gak ada gadget2 canggih itu? alasannya adalah karena disesuain sama cerita dong. supaya gak terkesan gimmicky. cerita di skyfall ini dibuat seperlunya, tidak belebihan, tp sangat indah. lagian bosen kli kalo ngliat teknologi2 canggih melulu. . . your taste so bad.. sekali2 lah ngegali cerita dari sisi pribadi si james bond itu sendiri. kadang untuk mencapai kesuksesan itu kamu harus keluar dari zona aman kamu. you must go out from your convert zone. dan skyfall ini lah salah satu contohnya. buktinya flim ini sukses luar biasa. bener kan? dan jadi film bond terbaik dan tersukses saat ini. orang yg menyangkalnya pastinya punya masalah dengan mata or otaknya..hahaha.... jadi sebaiknya lain kali kamu ngereview itu yg jujur ya jangan terpengaruh sama 1 hal berlebihan. "mungkin saat ini kamu gak ngerti apa yg kukatakan, tp percaya deh suatu saat kamu akan mengerti kata2 ku ini" mengutip dari film American Beauty yg juga disutradari oleh Sam Mendes. ;)
@syaefudin.
ReplyDeleteElbert Reyner taste so bad? bitch please, otak elu bisa ga dipakai buat open mided dikit terhadap opini orang.
Gw setuju ama elu, di Skyfall itu James Bondnya lebih manusiawi, ceritanya unyu tidak berlebihan, ada si Sam Mendes lagi yang notabene nge-direct American Beauty, but bitch please, can you just respect Mr. Elbert opinion.
Kelemahan Skyfall itu banyak, mau gw jelasin dari mana ya, mule dari:
PLOTHOLE, kalo lu ada otak, coba lu liat pas pertengahan cerita, itu si Bond bertarung satu lawan satu sama bodyguard random, pistol James Bond di ambil ama penjahat, ujung2nya penjahatnya di makan elu...eh, komodo, bukannya ngambil tuh pestol, si Bond malah langsung naik ke atas aja tanpa memperdulikan senjatanya, I mean, tau darimana si bond kalo kagak bakal ada penjahat yang bakal nongol di atas buat ngebunuh dia, ITU LOGIKANYA DIMANA COBA.
Terus ada lagi, si Bond lari ke ruangan bawah tanah, dia buka pintu, tapi pintunya ga ditutup, hebat bener si Bond bisa tau kalo penjahat2 itu gak bakal ngejar dirinya?
Masih banyak kesalahan cerita yang ada di Skyfall, dan lu dengan otak lu yang super tolol itu mau aja nerima plothole yang ada di Skyfall secara mentah2? Beli gih dvd bajakannya, terus tonton ulang tuh film dan NYALAIN OTAK LU BENER2, heran gw ama orang2 jaman sekarang, kok banyak bener ya manusia2 mau2nya nerima kebodohan-kebodohan yang ada di Skyfall.
PS: Wong Sam Mendes sendiri kok yang bilang kalo direksinya dia itu terinspirasi oleh The Dark Knight, haduh.
Just do it.