JANGO UNCHAINED (2012) : EXCUSE ME, THE 'D' IS SILENT

2/17/2013 03:25:00 PM



DJANGO UNCHAINED
2012 / 165 Minutes / Quentin Tarantino / US / 2.39:1 / R

Tidak ada sineas yang dapat menulis dan membuat film seperti Quentin Tarantino lakukan selama 20 tahun karirnya. Tidak ada sineas yang dapat menggabungkan cita rasa seni, kualitas dialog dan segala unsur campy dalam film-film cult murahan menjadi sebuah suguhan presentasi yang begitu lucu, thrilling, sadis, fresh, unik, berkelas, dan indah--mungkin hanya Robert Rodiguez yang nyaris bisa menyamai Tarantino. Tidak ada pula sineas yang sanggup mendongengi penontonnya dengan kisah sederhana mengenai balas dendam segila, semenarik, seintens, dan seepik film-film Tarantino. And frankly, semua kehebatannya itu masih terangkum rapi dalam film terbaru besutannya, Django Unchained, yang mendapatkan lima nominasi Oscar tahun ini termasuk di antaranya adalah film terbaik dan naskah terindah. 




Mengambil setting dua tahun sebelum Civil War, Django Unchained berkisah mengenai seorang budak bernama Django (Jamie Foxx)--The ‘D’ is silent--yang dibebaskan oleh seorang Bounty Hunter, Dr. King Schultz (Christoph Waltz) untuk membantunya memburu Brittle Brothers dan antek-anteknya. Akan tetapi, Django meminta sebuah imbalan atas jasanya itu yang tentunya tidak mudah untuk dilakukan : Dr. Schultz harus mau membantu membebaskan istrinya, Broomhilda, dari tangan Calvin Candie (Leonardo DiCaprio), seorang miliader pemilik Candyland, perkebunan kapas terbesar di Texas. 

Welcome to Tarantino's Bounty Hunting Business

Inti kisahnya memang sangat sederhana untuk diceritakan dalam durasi yang begitu panjang yakni 165 menit--tiga jam kurang 15 menit. Bahkan sineas lain mungkin dapat menyelesaikan semua itu dalam waktu 90-120 menit saja dan belum tentu mendapat sambutan yang menggembirakan dari kritikus. Tetapi ada satu hal yang perlu kalian ingat sebelum meluapkan rasa ragu-ragu kalian untuk menyaksikan Django Unchained : Quentin Tarantino. Dan itu artinya kalian harus mempersiapkan diri untuk menyaksikan sebuah kisah petualangan yang luar biasa seru, sangat lucu, unik, berdarah-darah dan belum pernah kalian saksikan sebelumnya.

Semenjak detik opening title-nya, para penonton sudah langsung dibawa ke dunia Quentin Tarantino dengan segala pernak-pernik logo studio yang kuno (kali ini Columbia Pictures yang menjadi korban) diiringi lagu klasik yang keren dan juga tulisan-tulisan credits yang norak ala film-film cult jaman ayah kita masih merajut benang cinta dengan ibu kita. Lima menit kemudian, dialog-dialog cerdas yang menyenangkan mulai melantun dengan begitu indahnya, yang bahkan membuat penulis papan atas Hollywood sekalipun rela memberikan nyawanya demi mendapatkan kemampuan menulis sebrilian Tarantino.

Ciri khas lain dari film Tarantino adalah; pertama : monolog-nya yang panjang lebar. Tetapi tenang saja, beliau selalu mengerti bagaimana membuat semua itu menjadi sesuatu yang tidak membosankan namun sebaliknya, cerdas dan seru. Thrill selalu dibangun di pertengahan monolog sehingga monolognya kemudian berlanjut menjadi sesuatu yang menegangkan meski karakternya masih saling berbicara dan juga membuat jantung kita berdetak kencang karena rasa penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya terhadap karakter-karakter yang ada di layar. And believe me, selalu ada pay-off yang memuaskan di akhir monolognya.


Arti 'keren' dan 'lucu' yang sebenarnya

Kedua, homage kepada film-film cult murahan (seperti yang sudah dibahas di atas). Django Unchained sangat terasa seperti film jadul dengan segala pernak-perniknya seperti lagu-lagu nyentrik dan adegan-adegan cheesy yang “lucu-lucu-nggilani”. Susah untuk menjelaskannya secara spesifik apabila tidak disaksikan oleh panca indera masing-masing. 

Tetapi hebatnya, Tarantino selalu berhasil menyulam semua itu hingga menjadi sesuatu yang sangat berkelas, sangat keren, sangat lucu, dan sangat menghibur (dan itu adalah ciri khas ketiganya yang dapat ditemui); mulai dari adegan aksinya--walau minim--yang selalu sukses tampil mempesona, mengagumkan dan sangat berdarah-darah; kemudian lawakan-lawakan dark humor berkualitas tinggi yang akan membuat penontonnya sering terpingkal-pingkal tanpa mereka sadari bahwa mereka sedang dididik menjadi psikopat; pilihan lagu-lagu nyeleneh yang secara ajaib selalu sanggup meningkatkan kekerenan adegan aksinya dengan drastis; hingga overall packaging-nya yang berhasil mengalir tanpa ada satupun bagian yang membosankan dan tidak berenergi. Jadi, kalau boleh berlebihan sedikit, Quentin Tarantino adalah satu di antara segelintir sineas Hollywood yang benar-benar mengerti arti keren dan lucu yang sebenarnya.


Asyik, atau bertele-tele?

Akan tetapi, percaya atau tidak, ciri khas di atas inilah yang membuat film Tarantino, secara umum, hanya dapat dinikmati oleh kalangan-kalangan minoritas saja : pecinta film dan fans beratnya (kebanyakan pecinta film juga sangat mencintai Tarantino, jadi ya, dapat dikatakan satu-kesatuan). Masyarakat awam mungkin hanya sedikit saja yang dapat mengerti keindahan bercerita Tarantino tersebut, sedangkan sisanya menganggap film ini sangat aneh, terlalu bertele-tele, dan buruk (karena mindset mereka yang tidak dapat menerima perbedaan ini). 

Jadi segala kelebihan di atas bisa dibilang sebagai harta karun yang dimiliki Django tetapi juga kekurangan bagi penonton awam, mengingat inti kisahnya yang sederhana (bahkan tanpa twist!) sebenarnya hanya dijadikan sebagai excuse bagi Tarantino untuk melancarkan senjata-senjata mautnya yang memang lebih penting dibandingkan kekompleksan cerita.


Kekurangan lain juga terletak pada kisahnya yang sangat terasa episodik, seperti kumpulan dari tiga kisah yang apabila dipisahkan dengan sistem chapter dapat dirangkum sebagai berikut : Chapter 1-Freedom, Chapter 2 - Bounty Hunting Business, Chapter 3 : Vengeance. Transisinya agak kasar karena penggalan narasinya yang terlalu obvious, tetapi secara keseluruhan sama sekali tidak terlalu mengganggu, IMHO. Dan mungkin inilah alasan mengapa Weinstein Co. sempat mengusulkan Tarantino untuk membagi Django Unchained menjadi dua film seperti halnya Kill Bill.

Selain itu, akting Jamie Foxx, yang konon seharusnya adalah pemeran utama film ini, juga benar-benar dikalahkan dengan telak oleh kekuatan akting Christoph Waltz, yang lebih terasa seperti pemeran utama daripada pendukung, dan juga tokoh antagonis psikopat nyentrik tapi pandai melawak :( Calvin Candie yang diperankan oleh Leonardo DiCaprio dengan begitu baik. Tarantino sendiri seakan-akan membuat kedua karakter ini lebih menarik dan kompleks daripada karakter Django sendiri yang cenderung two dimensional. Yeah, bisa jadi ini adalah sejenis bentuk kejeniusan Tarantino untuk membuat penontonnya ‘rasis’ karena mereka (sadar atau tidak) dibuat lebih fokus dan lebih menyukai karakter berkulit putihnya daripada yang berkulit hitam; sesuai dengan tema rasisme dalam film ini sendiri. Well, who knows?


Overall, Django Unchained adalah sebuah mahakarya terbaru dari Quentin Tarantino yang memiliki semua aspek yang telah membuat Tarantino begitu dikenal sebagai seorang legenda : naskah gemilang yang layak diganjar Oscar, karakter-karakter memorable, selera lagunya yang luar biasa, adegan aksi super fun yang berdarah-darah tetapi tidak pernah tampil menjijikan, hingga gaya narasi yang selalu berhasil membuat rasa keingintahuan penonton mencuri perhatian mereka sepenuhnya. So, are you curious what made me so curious?


You Might Also Like

4 comments

  1. Couldn't agree more. Walaupun tetep keren, entah kenapa, masih lebih kerasa greget nonton Kill Bill atau Inglourious Basterds :)

    ReplyDelete
  2. WOW....dapat 5 star from agan Elbert....kl gitu kudu nonton neh...pdhal gw sama sekali under estimate ama nih film n kgk ada maksud nonton di bioskop, but after read ur review i'm totally changing my mind....will hit cinema to watch this one !!!

    ReplyDelete
  3. @Luthfi : tenang aja, film quentin selalu jadi lebih bagus dan bagus tiap repeat viewing, termasuk Django ini. haha. ;)

    @M1lk : yep. Gw fans berat, sekali lagi, FANS BERAT Quentin Tarantino soalnya. Filmnya selalu lain dari yang lain dan selalu layak untuk mendapatkan rating 5 stars semua. Huahaha. Kalo udah nonton, share reviewnya yah :)

    ReplyDelete

Just do it.