HANSEL & GRETEL WITCH HUNTERS (2013) 3D REVIEW
1/24/2013 03:15:00 PM
Apakah film Hansel & Gretel layak disaksikan di layar bioskop dalam format 3D? Post ini akan membantu anda untuk mengambil keputusan!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cinema : Ciputra World XXI, Studio 3 (January 23, 2013)
3D Technology : Dolby Digital 3D
Shot in 3D : yes
Tidak perlu terkejut. Film-film blockbuster rilisan tahun ini semakin banyak yang dishot dengan kamera 3D. Sudah bukan hal yang langka lagi.
Brightness : 3/5
Menggunakan kacamata 3D itu ibaratnya memakai kacamata hitam ketika menonton film di bioskop, sehingga gambar di layar akan menjadi lebih gelap.
Hampir 70% film ini bersetting di tempat gelap / malam hari sehingga apabila disajikan dengan tingkat brightness yang kurang memadai, penonton jelas akan sangat kesulitan untuk melihat apa yang tengah terjadi di layar. Memang tidak terlalu parah sampai gelap total, but still, it's very distracting.
Depth : 4/5
Depth adalah ilusi kedalaman gambar di layar yang membuat para penonton merasa tengah menyaksikan adegan - adegan film tersebut dari balik jendela raksasa atau bahkan merasa ikut terlibat dalam adegan tersebut.
Termasuk standard untuk ukuran film yang dishot dengan kamera 3D. Tommy Wirkola sepertinya tidak terlalu ambisius untuk menyajikan sebuah 3D experience yang spektakuler. Hampir seluruh scene yang ada terlihat tidak diambil dari angle yang tepat dan memungkinkan untuk mengembangkan potensi depth dari set-set tempatnya lebih dari yang telah tersaji di layar. Sayang sekali.
Pop Out : 4/5
Pop Out adalah ilusi gambar yang keluar dari layar. Dan biasanya efek pop - out-lah yang dinanti - nantikan para penonton awam karena unsur hiburannya ataupun karena persepsi mereka terhadap efek 3D adalah gambar keluar layar. Namun, perlu dicatat bahwa pembuatan efek pop out dalam sebuah film bisa dibilang gampang - gampang susah. Dibuat berlebihan, akan menimbulkan gimmick dan membuat film tersebut tampak murahan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreatifitas dan perencanaan yang matang agar efek pop out yang dihasilkan tidak terkesan dipaksakan.
Sudah bisa ditebak, panah bertebangan, serpihan kayu, ledakan, percikan darah dan lain sebagainya akan sering anda temui di film ini. Semua itu jelas adalah jualan utama Hansel & Gretel yang memang ditujukan untuk sekedar hiburan sambil lalu bersama teman-teman.
Health : 4/5
Tidak semua orang tahan ketika menyaksikan film 3D. Ada yang mengalami rasa pusing dan mual seusai menonton film 3D. Sebagai pecinta film dan 3D enthusiast, saya sangat bersyukur tidak dianugrahi "bakat" tersebut.
Mata saya terasa agak berat akibat level brightness-nya yang kurang baik. Tetapi jangan khawatir, tidak ada shaky cam di film ini!!
Worth It? NEUTRAL
Di luar efek pop-out yang sebenarnya juga tidak bagus-bagus amat, Hansel & Gretel tidak terlalu wajib untuk disaksikan versi 3Dnya. Anda tidak akan kehilangan apa-apa apabila menyaksikan versi 2Dnya (in case di kota anda versi 3Dnya tidak tayang). But once again, harga tiket film 2D dan 3D itu sama.
Dan bagi yang sudah berencana menyaksikan versi IMAX 3Dnya, saya anjurkan untuk menonton 3D biasa saja. Sayangilah uang kalian, karena selain kualitas 3D yang biasa, filmnya juga termasuk kurang bagus dan berdurasi tidak sampai 90 menit (minus credits).
2 comments
kgk sabar nunggu review lengkapnya, tapi berhubung gw BIG FANS of Jeremy Renner & Gemma Arterton, so I definitely watch this one in 3D theatre.....but with lower expectation, just wanna hav lot of fun watching bloody gory scene in 3D.....kapaaaoooow!!!!
ReplyDelete@M1lk : review komplitnya udah ada loh. hehe. Klo suka renner dan arterton kudu nonton deh. gw sendiri jg suka Arterton :P
ReplyDeleteJust do it.