Captain America 3D review

9/11/2011 08:30:00 PM


Karena teknologi 3D sekarang semakin banyak digunakan di Hollywood untuk menambah pemasukkannya di box office, maka saya tertarik sekali untuk membuat 3D review. Beberapa hal yang perlu diketahui. Pertama, saya menonton film - film 3D hanya di XXI yang notabene menggunakan teknologi Dolby 3D (di Surabaya tidak ada Blitz), sehingga hasilnya mungkin agak berbeda dengan yang di blitzmegaplex yang memakai Real D 3D. Kedua, Meski Real D 3D lebih populer digunakan di bioskop seluruh dunia, sebenarnya kedua teknologi 3D ini memiliki plus - minus sendiri dan sepengetahuan saya (dari teman - teman yang sekolah di luar negeri), efek 3Dnya tidak begitu berbeda. Hanya masalah psikologis saja. Ketiga, masyarakat sering salah mengartikan efek 3D. Mereka beranggapan bahwa efek 3D berarti efek gambar keluar dari layar (pop-out). Sebenarnya pengertian ini benar, tetapi hollywood lebih mengutamakan efek kedalaman (depth) yang membuat para penonton serasa menyaksikan adegan - adegan film dari jendela rumahnya atau bahkan merasa berada di dalam adegan itu sendiri. Sedangkan untuk efek pop-out agak dihindari karena susah untuk membuat adegan pop-out agar tidak terlihat dipaksakan.


Captain America 3D review :

Shoot in 3D : No.
Film ini sudah direncanakan untuk tampil dalam wujud 3D sebelum proses shooting dimulai. Namun, Joe Johnston bersikeras untuk merekamnya dalam wujud 2D karena masalah kejar tayang dan persiapan kamera 3D akan memakan waktu lama. Walau demikian, karena sudah direncanakan sejak awal, Joe Johnston membuat film ini dengan menggunakan angle - angle khusus dengan harapan adegan tersebut akan terlihat bagus setelah di convert ke dalam wujud 3D.

Brightness : 2.5/5
Menggunakan kacamata 3D ibaratnya menonton film sambil memakai kacamata hitam. Akibatnya gambar di layar menjadi tampak lebih gelap. Meski brightness-nya bisa diatur pada waktu proses convert, Captain America masih tampak agak gelap walau secara keseluruhan tidak terlalu parah.

Depth : 4.5/5
Depth dalam film Captain America sangat baik. Para penonton serasa menyaksikan tiap adegan dari jendela. Set tempat tahun 40an-nya juga lebih real. Beberapa adegan aksinya pun terasa lebih menegangkan seperti adegan pertarungan di kereta api di mana depth-nya begitu terasa.

Pop-Out : 3/5
Meski tidak begitu terasa efeknya, namun cukup banyak adegan keluar layar, terutama ketika adegan aksinya dimulai; seperti puing - puing bertebaran, ujung senjata yang menembus layar, perisai captain america yang keluar layar, dsb.

Health : 4.5/5
Beberapa film 3D dapat menyebabkan kepala pusing karena pergerakan camera-nya atau filmnya yang terlalu panjang. Contoh kongkritnya adalah Transformers 3, di mana banyak sekali adegan shaky cam atau camera yang berputar - putar. Hingga penonton di belakang saya ada yang muntah. Saya sendiri pun agak sedikit pusing dan jenuh.
Namun untuk Captain America, efek 3Dnya tidak membuat pusing karena Joe Johnston menggunakan metode kamera yang cenderung diam ataupun menshoot-nya dari jarak jauh. Dan tentunya, tidak ada adegan shaky cam.

Total Score : 3.5/5

Worth it? Yes.
Meski agak gelap, efek 3D Captain America cukup baik dan tidak mengecewakan. Namun menontonnya dalam wujud 2D juga tidak apa - apa.

You Might Also Like

3 comments

  1. Nonton 2D aja udah cukup. Gak gitu tertarik ada 3D.

    Heeh??? Ada penonton yg muntah? pasti terganggu sekali. Terus gimana nasib penonton itu? Keluar atau tetep nonton?

    ReplyDelete
  2. Iya bro ada yang muntah. ahahahahaha. Nyadarnya waktu lampu sudah dinyalakan. Ga tau orangnya lanjut atau nggak.

    ReplyDelete
  3. Waaaah.... mantap banget nich 3D review-nya... Dahsyat... nanti Underworld sama GR2 review-in juga ya bro yg 3D-nya... Hehe... Ane juga suka nonton 3D soalnya...

    ReplyDelete

Just do it.