RESIDENT EVIL RETRIBUTION (2012) : IT AIN'T OVER TILL IT FLOPS
9/17/2012 11:43:00 PM
Meski terus dicaci - maki para kritikus semenjak film pertamanya, toh film serial Resident Evil masih tetap saja menjadi film adaptasi game tersukses sepanjang masa hingga terus dilanjutkan sampai seri ke 5nya ini. Kombinasi keseksian Milla Jovovich, budget yang tidak terlalu besar, dan action yang super u4l4y lengkap dengan efek slow motion yang semakin menjadi - jadi di tiap serinya ini bisa dibilang adalah formula utama mengapa franchise tersebut bisa bertahan sampai sekarang : karena film ini adalah guilty pleasure-nya para pria dan geek di seluruh dunia. Lantas, apakah sebenarnya franchise ini masih memiliki harapan atau setidaknya berusaha untuk memperbaiki reputasinya di mata para pecinta film dan kritikus?
Well, not at all.
Sepanjang durasi 95 menitnya, RE5 hanya menyajikan sebongkah plot yang sesungguhnya bisa diceritakan selama 10 menit saja. Namun, Paul W.S Anderson adalah seorang sutradara sekaligus penulis naskah yang jenius dan memiliki visi yang luar biasa. Ia membuat RE5 ini dengan metode narasi yang revolusioner di dunia film yakni "Real Time Action Adventure".
Menyambung langsung dari event film keempatnya, Alice (Milla Jovovich) kini ditawan di Umbrella ella ella e e e e Corporation setelah ia berhasil ditaklukan akibat serangan mendadak dari Jill Valentine (Sienna Guillory) dan pasukan tentara Umbrella. Secara misterius, sistem keamanan Umbrella berhasil dipadamkan dan Alice dapat dengan mudah lolos dari penjara. Di tengah pelariannya itu, ia bertemu dengan Ada Wong (Li Bing Bing) yang misterius, namun berniat membantu Alice melarikan diri. Tapi tentu saja usaha itu tidaklah mudah.
THE DIFFERENCE BETWEEN COOL AND TRYING-SO-HARD-TO-BE-COOL FILM
Ada perbedaan yang kontras antara film yang memang asli keren dan film yang sok keren. RE5 masuk di kategori yang ke dua. Dan usahanya untuk tampil keren itu bisa dibilang sangat norak dan berlebihan, yang ironisnya, hanya opening sequence-nya saja yang berhasil membuat saya terpukau dengan ikhlas.
Dentuman musik rock memaksimalkan kinerja sound system sampai jebol hampir di seluruh adegan, tidak peduli cocok atau tidak. Pokoknya keren kalau ada musik rock. Tidak hanya itu, Paul juga semakin keranjingan dengan efek slow motion dan penggunaannya kali ini sangat berlebihan. Di beberapa scene memang bagus; tetapi, seperti yang Zack Snyder dan The Wachowski ketahui, memfasilitasi efek slo-mo di hampir seluruh adegan aksi ini bakalan sangat mengganggu dan monoton.
Hal itu semakin diperparah dengan adegan aksi RE5 yang repetitif dan membosankan. Setiap adegan aksinya dibuat selebay mungkin, bahkan Michael LeBay pun kalah lebay dalam hal penggunaan slow motion dan mengumbar keseksian tokoh wanitanya.
Metode ‘Real Time Action Adventure’ juga merupakan salah satu bumbu yang membuat cita rasa RE5 ini semakin buruk. Dari awal sampai akhir film, para penonton hanya disuguhi sebuah kisah melarikan diri seorang karakter utama dari penjara berteknologi muthakir, melewati arena demi arena, membantai semua musuh yang ada; tanpa adanya perkembangan karakter, peran tiap karakter, dan lain sebagainya.
Konsep cerita seperti ini membuat penonton yang penasaran dengan kelanjutan sepak terjang Alice melawan Umbrella geram. Bayangkan, penantian selama dua tahun kita hanya disuguhi kisah melarikan diri dengan rentetan waktu yang terlalu akurat. Jadi intinya, kalau Alice membutuhkan waktu 90 menit untuk keluar dari penjara, ya itulah yang penonton lihat. Revolusioner banget kan?!
DON’T FORGET TO BRING YOUR PLAYSTATION REMOTE CONTROL
Sesuai dengan hint yang tertulis di atas, film ini memang dibuat mirip seperti sebuah video game (yang lucunya bukan game Resident Evil). Setiap pindah set tempat, tatanan cinematography-nya menekankan bahwa ini adalah sebuah permainan dan merupakan saatnya untuk bertarung di Stage 2, Stage 3, dan seterusnya. Ya memang unik sih, tapi buat apa kalau membuat RE5 ini semakin jauh dari jati diri “Resident Evil” dan malah membuat film adaptasi ini terlihat seperti gabungan seluruh cutscene dari game arcade ‘House of the Dead 4’ di Timezone?
Overall, usaha Paul W.S Anderson untuk mencalonkan Resident Evil Retribution sebagai film action terkeren tahun ini berujung gagal total. Mulai dari script, plot, karakter, adegan aksi, semuanya tidak berhasil memberi impresi keren dan sama sekali tidak terlihat berusaha sedikitpun untuk membuat para penontonnya ini peduli dengan karakter - karakter dalam film ini. Dari awal hingga akhir hanya bang bang bang... Datar banget.
So, listen Hollywood. Jika kalian sedang mencari materi untuk di-reboot, Resident Evil adalah pilihan yang tepat sekali. Game Over.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
RESIDENT EVIL : RETRIBUTION
Screen Gems / Sony Pictures | USA | September 12, 2012 (Indonesia)
Based on Capcom's "RESIDENT EVIL" Video Game |
A Paul W.S Anderson Film | Written by : Paul W.S Anderson
Action / Thriller / Horror / Sci-fi | R for sequences of strong violence throughout |
Shot in 3D / Color | 95 Minutes | Aspect Ratio : 2.39:1
Short Review : usaha Paul W.S Anderson untuk mencalonkan Resident Evil Retribution sebagai film action terkeren tahun ini berujung gagal total. Mulai dari script, plot, karakter, adegan aksi, semuanya tidak berhasil memberi impresi keren dan sama sekali tidak terlihat berusaha sedikitpun untuk membuat para penontonnya ini peduli dengan karakter - karakter dalam film ini. Dari awal hingga akhir hanya bang bang bang... Datar banget. Tetapi, bagi para pecinta film sejenis, RE5 sangat sayang untuk dilewatkan.
4 comments
Iyoooww... Maleeess..!!! Keceewaa!! Aku kira film ini bakal berisi kalnjutan petualangan si Alice dkk.
ReplyDeleteJiaahh!! Diluar ekspektasi! Ga taunya 1,5 jam hanya utk adegan melarikan diri.
Pdhl klo sutradaranya mw serius dikit, adegan melarikan diri hanya bs dibuat 10-15 menit. Selebihnya adegan petualangan yg lebih seru.
Rugi banget nnton film ini.
Msh lebih bagus RE sebelumnya. bener2 produk gagal yg satu ini.
3D-nya pun cacat buanget. Masih bagus 3D yg film sebelumnya, efek pop-outnya terasa.
Nih review malahan jauh lebih menghibur daripada filmnya...
ReplyDelete@Firman : klo RE gw suka yang 1-2 aja (dulu liat waktu masih SMP. Nggak tau kalo ditonton sekarang). Film2nya Paul W.S Anderson yang lain juga gak bagus. Seperti The Three Musketeers tahun lalu. Bertabur bintang tapi scriptnya kacau abis :(
ReplyDelete@anonymous : wahaahahaha. Thanks ya! :D
ReplyDeleteJust do it.