LOOPER (2012) REVIEW : AN OUTSTANDING SCI-FI FILM HAS BEEN INVENTED
9/30/2012 04:09:00 PM“This time travel crap, just fries your brain like an egg.”
Time-travel sebenarnya adalah salah satu tema yang paling menarik untuk diangkat ke dalam film - film sci-fi. Unfortunately, jumlahnya yang benar - benar berhasil memukau para penontonnya bisa dihitung jari, di mana salah satu yang paling diingat dan terkenal sampai sekarang adalah Terminator ciptaan James Cameron. Hal ini cukup wajar mengingat teori time-travel yang rumit sangat berpotensi untuk mengacaukan plot cerita dan membuat lubang di mana - mana. Akibatnya, tema ini sering dihindari oleh sineas untuk dijadikan cerita pokok sebuah film, di samping karena susahnya untuk bermain aman dengan premise time-travel. Namun, di tahun 2012 ini Rian Johnson mencoba peruntungannya di dunia sci-fi dengan membuat film berjudul Looper. Dengan premise time-travel yang terlihat sangat intriguing itu, apakah Johnson berhasil menyajikan sebuah film perjalanan waktu yang mindblowing dan sanggup tampil semenarik trailernya?
TIME TRAVEL HAS NOT YET BEEN INVENTED. BUT THIRTY YEARS FROM NOW, IT WILL HAVE BEEN.
Bersetting di tahun 2044, Joe (Joseph Gordon Levitt) adalah seorang anggota Looper; organisasi pembunuh yang bertugas mengeksekusi “penjahat” yang dikirim dari masa depan (tahun 2074).
Namun, pekerjaan yang seharusnya tinggal DOR ini menjadi rumit ketika dirhnya yang lebih tua, “Old” Joe (Bruce Willis), dikirim ke tahun 2044 untuk dieksekusi oleh dirinya sendiri. Kegagalannya dalam mengeksekusi Old Joe membuat dirinya diburu oleh Abe (Jeff Daniels), petinggi Looper, dan teman - teman Looper-nya sendiri. Tidak hanya itu, Old Joe ternyata membawa misi rahasia yang mengerikan dan tidak pernah ia duga sebelumnya.
Meski terlihat seperti pengawinan antara premise film action-espionage di mana seorang agen diburu oleh atasannya dengan unsur time travel, Looper ternyata menawarkan audience-nya lebih dari itu. Looper bukan hanya sekedar sebuah film action bersetting di dunia masa depan, melainkan juga merupakan kisah mengenai moral, kehidupan sosial, dan pilihan hidup.
A BEAUTIFUL TALE ABOUT MORALITY, LIFE AND TIME TRAVEL CRAP
Perkembangan karakter dalam film ini bisa dibilang merupakan salah satu poin terpenting. Tiap karakter utamanya dibuat begitu kuuat dan seluruhnya diletakkan di ranah abu - abu. Mereka memiliki misi, motif, dan keinginan yang beraneka ragam namun membuat para penontonnya kesulitan untuk menentukan mana yang benar karena masing - masing memiliki dampak negatif sehingga bisa dianggap sebagai tindakan keji, tetapi di sisi lain, tindakan mereka mendatangkan dampak positif untuk dirinya sendiri maupun orang lain.
Dan di sini, para penonton diajak untuk berpikir mengenai moralitas; betapa keegoisan sudah mengurung sisi baik manusia, dan betapa sulitnya untuk menentukan pilihan dalam hidup; apalagi kalau diberi kesempatan kedua seperti Jod. Kebrilianan naskah yang ditulis sendiri oleh Rian Johnson tersebut berhasil diterjemahkan ke layar dengan amat baik oleh pemeran keempat karakter sentral film ini : Joseph Gordon Levitt, Emily Blunt, Bruce Willis, hingga Pierce Gagnon.
Pelajaran filosofi mengenai hidup dan moral ini juga diimbangi dengan konsep dan aliran plot yang tidak kalah amazing. Secara keseluruhan, Rian Johnson memang tidak menghasilkan sesuatu yang benar - benar baru dalam film ini. Namun beliau sukses dalam mengawinkan dan mengembangkan) beragam elemen sci-fi yang sudah ada menjadi sesuatu yang sangat menarik dan groundbreaking.
Konsep universe masa depan yang kelam dan realistis, ditambah dengan teori time-travel yang dijabarkan secara jenius oleh film ini telah berhasil membuat para penontonnya selalu penasaran dengan apa yang akan terjadi berikutnya hingga sampai pada penyelesaian cerita yang sangat mengejutkan dan menyisakan berjibun materi untuk didiskusikan setelah credit title mulai mengalir. Diskusi tersebut jelas akan mendorong para pecinta film untuk menyaksikan kembali film Looper dan mengumpulkan kepingan puzzle yang tertinggal.
Sayangnya, Looper kurang berhasil memenuhi ekspetasi para penonton kasual yang mengharapkan rentetan adegan aksi spektakuler dari sebuah film yang dibintangi oleh ikon film action Bruce Willis. Adegan aksi yang ada di film ini bisa dibilang cenderung sederhana dan beberapa bagian terbaiknya sudah ada dalam trailernya, namun tetap memberi efek thril yang lumayan memacu adrenalin. Selain itu, gaya penyutradaraan Rian Johnson yang melakukan pendekatan art house terhadap Looper juga merupakan salah satu hal yang tidak ada dalam kamus ekspetasi penonton dan membuat film ini memiliki keunikan tersendirinya. Sayang, hal ini juga bisa dijadikan kambing hitam atas melorotnya tensi ketegangan di pertengahan film.&nbrp;
Overall, Looper adalah sebuah film sci-fi orisinil yang diselesaikan dengan tepat di berbagai aspeknya, mulai dari karakter yang engaging, hingga konsep, teori time travel dan cerita yang thought-provoking. Meski beberapa kelemahan kecil masih menjadi parasit dalam kedahsyatan film ini, Looper tetap berhasil menobatkan dirinya menjadi salah satu film terbaik di tahun 2012 ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
A Rian Johnson Film | Written by : Rian Johnson |
Action / Sci-fi / Thriller | R for strong violence, language, some sexuality / nudity and drug content |
Budget : $30 Million | Color | 118 Minutes | Aspect Ratio : 2.39:1
Short Review :
Overall, Looper adalah sebuah film sci-fi orisinil yang diselesaikan dengan tepat di berbagai aspeknya, mulai dari karakter yang engaging, hingga konsep, teori time travel dan cerita yang thought-provoking. Meski beberapa kelemahan kecil masih menjadi parasit dalam kedahsyatan film ini, Looper tetap berhasil menobatkan dirinya menjadi salah satu film terbaik di tahun 2012 ini.
0 comments