Cars 2 (2011) Review : Kkaacchhooww now means KACAU

10/13/2011 11:13:00 PM

Pixar sepertinya adalah satu - satunya studio film di dunia yang sangat memperhatikan kualitas filmnya dengan hanya merilis satu film dalam kurun waktu satu tahun. Dengan waktu pengerjaannya yang cukup lama dan ditangani oleh kru - kru yang luar biasa, film - film produksi Disney-Pixar selalu fantastis, memukau, orisinil dan sangat memorable di benak tiap penonton ketika mereka keluar bioskop. Dan untuk tahun ini, Disney-Pixar merilis sequel film dengan kualitas film paling "lemah" mereka : Cars. Berbagai pihak pun terkejut dan was - was dengan keputusan mereka untuk menggarap Cars 2. Apakah hal yang kita takutkan ini benar - benar terjadi?


Unfortunately, it happened. Sebagian besar fans berat film - film Disney Pixar pasti setuju dengan saya mengenai kualitas film Cars 2 ini. Cars 2 tidak dipungkiri lagi, adalah film terburuk yang pernah dirilis Pixar. Rasa kekecewaan saya kurang lebih selevel dengan rasa kekecewaan saya seusai menyaksikan Quantum of Solace beberapa tahun silam. Sebagai penggemar berat 007 sejak kecil, saya tidak merasa tengah menonton film James Bond pada saat menyaksikan Quantum of Solace. Dan hal ini kembali terulang kala menyaksikan Cars 2. Saya merasa tidak sedang menonton film keluaran Disney-Pixar.


Kisah Cars 2 melanjutkan kisah film pertamanya. Lightning Mc.Queen (Owen Wilson) kini telah menjadi pembalap kelas dunia dan berkali - kali memenangkan piala Piston Cup. Suatu ketika, Miles Axlerod mengadakan World Grand Prix, sebuah ajang balap mobil pertama yang lokasinya tersebar di seluruh dunia. Lightning pun tertantang dan mengajak kru - kru Pit Stop-nya untuk ikut menemaninya, termasuk sahabat karibnya, Matter (Larry the Cable Guy). Namun, hal ini tidak berjalan semulus yang mereka duga. Secara tidak sengaja, Matter dianggap sebagai mata - mata dari America dan ia pun terlibat petualangan mendebarkan bersama dengan Finn Mc.Missile (Michael Caine) dan Holley Shiftwell (Emily Mortimer) untuk menyelamatkan dunia.


Sebelum membahas lebih lanjut, masih ingatkah anda dengan adegan flashback kehidupan Carl Fredricksen yang mengharukan? atau adegan klimaks serta ending dari Toy Story 3 yang menyayat - nyayat hati? Ataupun kisah petualangan Wall-E yang sangat menakjubkan, mengharukan dan inspiratif? Well, pasang ekspetasi anda baik - baik. Adegan semacam ini tidak akan anda temukan dalam film ini.


Dari sipnosis di atas, tentu beberapa di antara kalian bisa menyimpulkan bahwa plot yang disajikan dalam film Cars 2 adalah kesalahan terbesar. Kisah ala James Bond di sequel film animasi tentang balapan mobil? Oh, come on! Padahal Cars 2 akan jauh lebih baik apabila disajikan dengan plot utama mengenai kisah usaha Lightning untuk menjadi juara dunia dengan character development dan unforgettable moments yang mengharukan ala film - film Pixar lainnya, lalu menjadikan kisah mata - mata ini sebagai sub-plot (atau bahkan dihilangkan). Sayangnya, si sutradara, John Lasseter malah menggantinya dengan adegan full action dari awal sampai habis. Ntah apa yang ada di pikiran creator Toy Story dan A Bug's Life ini.


Selain agak nyeleneh, plot dalam Cars 2 ini saya rasa terlalu dewasa dan kompleks untuk dicerna anak - anak. Tingkat kekerasan dalam film ini juga terlalu 'sadis' untuk ukuran film dengan rating G (semua umur) di mana para penonton akan disajikan adegan penyiksaan, mobil - mobil yang meledak, dsb. Bagi para penonton remaja / dewasa, tentu hal ini sudah sering ditemui di film - film action - espionage.


Lalu masalah kedua : tokoh utamanya pun bukan lagi Lightning Mc.Queen, tetapi Matter, yang di film ini tampil jauh lebih bodoh. Bahkan menurut saya kebodohannya sudah menjerumus ke level annoying dan mengingatkan saya akan film Johnny English, di mana orang bodoh terpaksa menjadi mata - mata untuk menyelamatkan dunia. Dan ntah kenapa Cars 2 ini malah terkesan sebagai spin off kisah Matter menjadi mata - mata daripada sequel utama film Cars.


Well, di luar hal - hal tersebut, Cars 2 masih mengandung beberapa trademark Pixar, seperti animasi-nya yang sangat halus, colorful dan luar biasa. Adegan aksi yang ada juga seru, lucu dan sangat kreatif. Penggemar film aksi pun bisa dipastikan terhibur. Pesan mutiara di akhir film, meski tidak sekuat film - film Pixar lainnya, juga masih ada dan mengajarkan kepada si kecil bahwa manusia tidak bisa dinilai dari tampang luarnya, tetapi dari hatinya. Score dan OST-nya juga masih Pixar style : enak didengar dan memorable.

Overall, Cars 2 tampil sangat mengecewakan bagi para penggemar berat film - film Pixar, walaupun pada dasarnya film ini tidak buruk. Cars 2 cenderung seperti film - film animasi buatan studio lain seperti Dreamworks yang lebih mengutamakan pada sisi hiburan daripada isi, hati, keorisinilan dan pesan moralnya. Semoga Brave yang akan dirilis tahun depan bisa mengembalikan citra Pixar seperti sedia kala atau bahkan melebihi kualitas film - film Pixar sebelumnya.

Review Toy Story Toon (Toy Story Short) dan Cars 2 3D review akan segera di post ;-)
[UPDATE] Toy Story Toon : Hawaiian Vacation (2011) review
[UPDATE 2] Cars 2 - 3D review



VERDICT : meski film ini mendapatkan rating 2.5/5; Cars 2 masih direkomendasikan karena pada dasarnya, film ini tidak buruk, tetapi mengecewakan.

You Might Also Like

3 comments

  1. Wah ulasannya "keras" sekali. Saya juga fans Pixar, tapi tidak sebegitu kecewanya kok. kalau film ini dibandingkan dengan Wall-E, Toy Story 3, Up ya jelas Cars 2 kalah jauh di segi cerita dan makna filosofis. Saya rasa, Cars 2 hanyalah sebagai "liburan" bagi John Lasseter dkk. Mungkin mereka sedang mempersiapkan sebuah proyek besar sambil mengerjakan proyek "ringan" ini.

    mengenai shifting karakter utama dari McQueen ke Mater, rasanya memang itu tujuan dari Pixar. dengan premis yang sama, kali ini penonton disuguhi oleh keluguan Mater (dibandingkan arogansi McQueen di film yang pertama). Suka dengan quote-nya McMissile "no one realize that they're being fooled, because they're too busy laughing at the fool".

    salam dari Sobekan Tiket Bioskop!

    ReplyDelete
  2. Hahaha. Ntah la tapi saya kecewa banget. Nggak kyk ntn film pixar :(
    Rasa kecewanya mirip2 waktu ntn quantum of solace. James bond-nya terlalu "ditelanjangi"... Bahkan trademark-nya sekalipun. Ckckck. Jadi ga berasa ntn james bond. Semoga bond 23 dan brave tidak mengecewakan tahun depan O:)

    ReplyDelete

Just do it.