The Vow (2012) Review

2/16/2012 09:50:00 PM



Layaknya pabrik coklat dan toko bunga, Hollywood selalu merilis film romance pada hari yang berdekatan dengan Valentine setiap tahun. Hal ini tentu beralasan karena mereka ingin memanfaatkan moment tersebut untuk meraup keuntungan sebanyak - banyaknya dari para pasangan kekasih yang tengah dimabuk cinta. Dan untuk tahun 2012 ini, Screen Gems merilis film romance berjudul The Vow. Dengan kisah yang cukup menarik, yakni mengenai perjuangan seorang suami untuk membuat istrinya yang hilang ingatan jatuh cinta kembali padanya; apakah film ini berhasil membuat moment Valentine menjadi tidak terlupakan bagi para pecinta film? Let’s find out.


Leo (Channing Tatum) dan Paige (Rachel Mc.Adams) adalah sepasang suami - istri yang baru menikah. Kehidupan pernikahan mereka sangat harmonis, hingga sebuah kecelakaan mobil membuat Paige tidak bisa mengingat kejadian 5 tahun terakhir dan suaminya sama sekali. Peristiwa ini justru dimanfaatkan kedua orang tua Paige yang kaya - raya, Bill (Sam Neil) dan Rita (Jessica Lange) untuk memperbaiki hubungan mereka dengan putrinya. Leo sangat terpukul pada peristiwa ini, namun ia tidak menyerahkan Paige begitu saja. Ia berjuang mati - matian untuk mengembalikan ingatan dan perasaan cinta Paige pada dirinya; meski dirinya juga harus bersaing dengan mantan tunangan Paige, Jeremy (Scott Speedman) yang diam - diam ingin mengambil Paige kembali.
Premise yang ditajuk The Vow ini sebenarnya bisa dibilang sangat menarik dan cukup berbeda apabila dibandingkan dengan film - film romance keluaran Hollywood. Apalagi sang sineas juga berusaha untuk membuat film tersebut lebih bisa dinikmati para pria dengan mengangkat issue yang sewaktu - waktu bisa dialami mereka dalam kehidupan percintaannya. Selain itu, premise tersebut juga berpeluang untuk menguras air mata para penontonnya, mengingat kisah yang diangkat adalah kisah percintaan yang tragis. Namun, patut disayangkan bahwa The Vow termasuk dalam daftar jajaran film romance yang gagal mengembangkan premise menariknya tersebut. 

Seperti biasa, permasalahan utama dari film ini adalah naskahnya. Paruh awal The Vow bisa dibilang adalah bagian terbaik dari film ini. Tiap adegan demi adegan yang melibatkan kedua pasang kekasih ini disuguhkan dengan pace yang solid dan dibuat cukup realistis, tidak bertele - tele ataupun berusaha tampil se-romantis dan se-manis mungkin. Dengan sajian yang cukup berimbang ini, paruh awal The Vow sanggup menghisap perhatian penonton sepenuhnya. Problem dimulai ketika film ini terus bergulir ke belakang, di mana aliran plot malah semakin melambat dan berubah menjadi membosankan dengan munculnya beragam masalah dan cara pemecahannya yang terbilang cliche dan tidak menarik. Pada akhirnya, rasa excitement para penonton yang sukses dibangun pada paruh awal pun sirna begitu saja berkat rentetan adegan yang sudah pernah mereka saksikan pada film - film romance lainnya. Namun, The Vow masih paling tidak masih sanggup memuaskan para penonton yang ingin menangis di bioskop. Hanya saja, mereka menangis bukan karena sedih, tetapi karena tidak bisa berhenti menguap.

Untungnya, The Vow masih agak terselamatkan berkat penampilan kedua bintang utama film ini. Yeah, secara mengejutkan, usaha Channing Tatum untuk tampil maksimal berhasil membuat chemistry-nya dengan Rachel Mc.Adams terlihat cukup manis dan enak untuk disaksikan. Karakter yang mereka perankan masing - masing juga cukup likable, terutama Leo yang mungkin akan mengundang simpati para penonton. 

Overall, The Vow adalah sebuah film romance yang sebenarnya berpotensi untuk menjadi sebuah film tear - jerker di hari Valentine. Sayangnya, si penulis naskah dan si sutradara sepertinya kurang berani untuk melenceng dari formula film romance Hollywood. Namun, di luar segala kekurangan dan endingnya yang mengecewakan, The Vow tetap merupakan pilihan film yang cukup baik untuk menghabiskan waktu weekend bersama pasangan atau diri anda sendiri.

You Might Also Like

0 comments

Just do it.